Bab 73 ( GUANG, SI LICIK DAN HAUS DARAH )

1.5K 117 0
                                    

Jin jing baru saja memasuki istana. Ia harus begegas memberitahukan perhila kepergian putri yul yang diam-diam ini pada pangeran jadesh. Jin jing bahkan mencoba menghentikan kepergian gadis itu, namun ia tidak dapat mengejarnya. Dipadang di luar tembok pertahanan kerajaan, sekitar 60 km, jin jing telah memacu kudanya dengan cepat, namun tetap saja ia tidak mendapati bayangan gadis itu.

Jin jing membuka pintu kamar pangeran jadesh. Sekarang waktu jaga keempat. Semua orang tengah kembali dari acara perpisahan yang mewah atau bahkan ada yang sudah terlena dialam mimpi, namun pangeran jadesh, ia berdiri dengan surat ditangan kanannya. Surat itu telah hancur karena remasannya yang kuat.

Jin jing melihat itu "putri yul"

Pangeran jadesh yang membelakanginya tengah menunggu laporan dari jin jing

"Aku tidak bisa mengejarnya, sepertinya ia sudah berangkat sejak sore tadi, bahkan ketika acara belum dimulai" jin jing menunduk lesu. Perasaanya kacau.

'Inikah yang dinamakan, kegagalan?' Seru batinnya

Pangeran jadesh memejamkan matanya. Ia merasa kalah sekarang. Mmperlihatkan emosi? Itu bukan jalan keluar lagi baginya.

Lama terdiam, pangeran jadesh akhirnya membuka matanya cepat. Ia segera berbalik menatap jin jing.

Jin jing kaget melihat tatapan jadesh yang kini berubah kejam.

"Ada ap..."

"Dimana putri xiao qin dan xing juan?" Potong pangeran jadesh segera. Jangan salah, selama ini ia menghabiskan seluruh waktunya untuk bela diri dan tak tik perang. Tidak heran jika ia mempunyai insting yang kuat.

Seolah mengerti jin jing segera memucat di tempatnya.

"Kamu cari xiao qin, aku akan melihat keadaan xing juan. Eol akan oergi bersamamu" perintah pangeran jadesh cepat.

Jin jing menganggukan kepalanya dan segera menghilang dari sana bersama pengawal pribadi pangeran jadesh, pria bernama eol itu.

***

Nafas jin jing memburu, ia sudah mengelilingi kediaman dan ha pir seluruh kerajaan bersama eol dan beberapa prajurit istana, namun ia tidak menemukan jejak xiao qin. Jin jing terus berpikir. Ia mencoba menenangkan dirinya.

'Istana...istana...istana...' jin jing terhenti dari kebingungannya dan segera berlari menuju tempat yang baru saja terlintas di kepalanya

'Disana, pasti dia kesana' tebaknya

Segera jin jing berlari bersama semua pengawal, menuju kediaman ratu. Sungguh tidak mungkin jika xiao qin pergi ke tempat feng ying atau raja. Jin jing tahu dari pangeran jadesh bahwa yao shan dan xing sheng tengah menginap di kuil tinggi belakang istana. Tidak mungkin yao shan mengijinkan xiao qin mengunjunginya malam begini. Hanya kediaman permaisurilah, tempat yang akan xiao qin kunjungi.

Langkah jin jing semakin cepat saat ia mendengar teriakan xiao qin.

'Paviliun!' Tebaknya dan berlari kesana

Jin jing kaget saat melihat sebuah panah tengan menancap dilengan permaisuri. Darah keluar dari ujung bibirnya. Permaisuri kini dalam dekapan xiao qin yang tengah menangis dengan badan gemetarnya.

Jin jing melihat tubuh kaku dari pelayan dan prajurit yang berhamburan ditaman.

"Oh... kamu lagi gadis kecil"

Jin jing menatap sinis keasal suara. Laki-laki dengan wajah kaku dan tatapan seperti es itu kini menatapnya sambil tersenyum senang kearahnya. Pedang laki-laki itu penuh dengan darah. Membuatnya terlihat seperti seseorang yang haus darah.

It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang