Bab 71 ( MUSUH DAN KUDETA )

1.5K 117 1
                                    

Seorang pria, yang bermata tajam tengah duduk menatap tajam kearah sebauh meja yang berbentuk miniatur sebuah padang, yang dihiasi beberapa hiasan prajurit. Ia masih hanyut dalam goa gelap yang hanya diterangi cahaya obor, hingga tanpa sadar seseorang datang mendekat kepadanya.

"Lapor, yang mulia"

Pria bermata tajam itu hanya diam dan masih fokus ke depan.

"Yang mulia permaisuri huan li, meninggal"

Laporan itu mengundang senyuman sinis tipis diwajah mulusnya. Kini, ia tertarik untuk mendengarkan lebih lanjut.

"Putri yul masih di ruangannya. Dia sama sekali tidak sadar dengan situasi ini"

"Hmm" respon dinginnya

Laki-laki yang membawa laporan, hanya membuang nafas pelan. Sudah sejak dulu dia mengabdi pada tuannya ini. Dan dia sudah sangat mengenal kepribadiannya.

"Putri xing juan masih belum sadar, begitu juga dengan putri xiao qin. Dan sesuai dengan permintaan tuan, kami menyekap mereka di ruangan yang berbeda"

"Permaisuri huan li meninggal" gumam laki-lali bermata sinis itu, dan tak lama kemudian dia tertawa kuat hingga menggema memenuhi seluruh goa.

***

Puteri yul baru saja selesai berbenah. Badannya terasa sanagt ringan. Jujur, berat baginya meninggalkan daratan timur cina, tempat tinggal tian lu. Ia suka berada disana, ada banyak teman, tapi dia sadar bahwa inilah tempatnya.

Puteri yul kembali merenung dibalkon kamarnya. Tak lama ia membuang nafas gusar.

Fuhh... padahal ini belum sehari batinnya

"Yul"

Puteri yul sontak kaget saat dan menengok ke arah suara. Senyumnya langsung merekah. Reflek ia langsung meloncat dari balkonnya. Dan, dengan sigap laki-laki itu menangkap dirinya.

"Kakak, guang!!" Pekiknya dan segera memeluk erat leher laki-laki itu "kakak jahat memintaku pulang!!" Keluhnya sambil memukul-mukul dada pria itu yang bagaikan besi.

Bukannnya merasa sakit, laki-laki bernama guang itu malah tertawa. Ia lalu menarik yul semakin erat dalam gendongannya. Ya, yul seperti anak kecil dalam gendongannya.

"Aku sangat merindukanmu, adik kecilku"

"Tetap saja! Dulu juga yang membawaku pulang dnegan cara menakutkan adalah kakak" ucapnya merajuk

Guang malah ketawa lalu menurunkan gadis cantik itu. Guang terua memerhatikan gadis itu sementara yul masih berceloteh ria. Mata bulatnya, bulu matanya yang panjang dan lentik, pipi tembemnya yang halus, bibir tipisnya yang tipis berwarna pink, dan hidung mungilnya, semuanya adalah kesayangan guang, kesayangan yang membuatnya jatuh cinta selama bertahun-tahun pada gadis itu.

"Kakak" panggil yul "kakak mendengarku, kan?"

Guang kembali tersenyum tipis dan mengangguk

Yul membuang nafas gusar "sudah kubilang, kalau tersenyum itu yang lebar seperti ini" ucapnya lalu menyentuh wajah 'kakak'nya itu dan menarik kedua ujung bibirnya

"Kakak itu sangat tampan, cukup mata kakak saja yang sinis. Jangan wajah kakak! Dan lagi, aku suka kalau kakak senyum. Kakak, adalah lambang ketenangan untukku"

Guang tersenyum mendengarnya, tidak lama dia mengusap ujung kepala yul "aku akan menghadap ibu"

Wajah yul langsung terlihat sedih, namun dia menganggukan kepalanya.

"Jangan sedih seperti itu, malam nanti aku akan menemanimu tidur"

Mendnegar itu senyum yul merekah dan ia langsung memeluk tubuh 'kakak'nya yang tinggi itu

It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang