EPILOQUE II

1.8K 128 1
                                    

Xing juan memasuki kamarnya dengan wajah yang suram dan lelah. Setelah selesai melepas rindu dan bermanja-manja dengan ayah dan ibunya, kini ia kembali menyendiri dikamarnya.

Ia memejamkan matanya. Sekelabat kenangan beberapa waktu yang lalu kembali memenuhi ingatannya. Walau saat itu ia dinyatakan koma oleh para tabib kerajaan mongol namun ia bisa mendengar bahkan merasakan sentuhan dan semua bisikan dari feng ying untuknya.

FLASHBACK

"Maafkan aku, maafkan aku karena tidak menjagamu dengan baik" bisik feng ying sambil memegang erat tangan xing juan yang saat itu terbaring lemah dan tak sadarkan diri diranjang

"Kumohon sadarlah, aku sangat merindukanmu. Aku rindu semua nasihat dan senyummu. Aku masih disini menunggumu" ucap feng ying sambil menyatukan dahinya dan xing juan

"Biar aku yang menjaganya, kalian semua bisa pergi" perintah feng ying dan tidak lama ia duduk disisi ranjang sepanjang hari

"Aku belum sempat menyatakan, bahwa aku mencintaimu. Aku sangat mencintaimu. Bangunlah" air mata lolos dari pelupuk mata feng ying dan kini membasahi wajah pucat xing juan yang masih tertidur

FLASHBACK END

Xing juan membuka matanya, sekali lagi ia menangis mengingatnya. Hampir 6 bulan ia terbaring tak sadarkan diri. Dan saat ia sadar, hanya pangeran jadesh, jendral tian lu juga putri yul yang menemaninya. Ia sama sekali tidak mendapatkan bayangan feng ying bahkan setelah berhari-hari, berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan sejak ia sadar.

"Ya benar, selama ini yang mulia pangeran feng yinglah yang merawatmu. Ia sama sekali tidak mengizinkan orang lain menyetuhmu, kecuali para tabib, pelayan dan aku. Tidak pernah sesentipun ia meninggalkanmu. Kami bahkan harus memohon-mohon berkali-kali untuk membuatnya memerhatikan kesehatannya. Semua yang kamu dengar dan rasakan itu bukan mimpi xing juan, feng ying benar-benar merawatmu. Dan dua bulan sekali ayahmu dan ibumu datang menjengukmu. Keadaanmu yang kritis sama sekali tidak memungkinkan untuk membawamu pulang ke cina"

Semua ucapan yul masih memenuhi pikirannya hingga suara ketukan pintu mengagetkannya.

"Masuk" ucapnya

Seorang pelayan yang sejak kecil merawatnya kini muncul dihadapannya sambil menundukan kepalanya

"Nona, sudah saatnya untuk mandi. Air hangatnya sudah siap"

Xing juan menganggukan kepalanya mengerti. Dituntun oleh pelayannya, ia berjalan memasuki ruang mandi. Semua pelayan berdiri disana siap melayaninya. Xing juan berdiri dan membiarkan mereka melepaskan pakaiannya, namun saat dilapisan terakhir ia menghentikan mereka.

"Kalian boleh keluar, dari sini biar aku saja" perintahnya yang langsung diikuti semuanya

Setelah memastikan pintu tertutup, xing juan berjalan lemah kearah cermin besar yang dapat memantulkan seluruh bayangan tubuhnya. Xing juan melihat dengan pandangan sedih wanita yang berdiri dihadapannya. Hanya pakaian dalaman tipis berwarna putih yang menutupi tubuhnya.

Xing juan membuka ikatan bajunya, lalu ia berbalik membelakangi kaca. Perlahan-lahan ia melepas baju tipisnya. Xing juan berbalik sedikit untuk melihat pantulannya. Tatapan matanya berubah menjadi pilu saat melihat bekas goresan panjang yang terukir dari pundak kanannya hingga dipinggul kirinya. Bekas luka itu begitu besar dan mengerikan, dan yang lebih menyakitkan lagi itu tidak akan pernah bisa hilang.

Xing juan kembali menangis. Setiap kali ia melihat bekas luka itu, menangis menjadi kegiatan wajibnya. Walaupun ia tidak pernah menyesal dengan keputusannya yang mengambil pedang itu agar feng ying tetap aman namun kini ia mempunyai alasan baru yang tidak akan pernah bisa diterima. Ia tidak akan pernah bisa menjadi isteri bagi feng ying. Karena isteri seorang pangeran haruslah mereka yang tidak mempunyai bekas dan penyakit apapun. Dan bekas ini terlalu besar daripada rasa percaya dirinya, xing juan terlalu malu sekarang untuk berhadapan dengan feng ying. Ia tidak akan pernah memiliki kepercayaan diri seperti dulu.

It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang