Yao shan dan feng ying terhenyak ditempat mereka.
Berita yang baru saja didengar oleh mereka sontak membuat jantung mereka berhenti berdetak.
Feng ying mengepal tangannya gemetar. Kemarahan terpancar dari ekspresinya, segera ia menarik baju pengawal pembawa berita. Wajahnya memerah, matanya sinis dan aura membunuh itu kembali. Pengawal yang kini di tangannya hanya bisa menutup mata pasrah dengan tubuh gemetarnya, seolah ia telah pasrah untuk mati. Seolah kesadaran menariknya, feng ying melepas pengawal itu dengan perlahan. Dan tak lama ia segera tertawa besar, membuat semua orang yang mendnegar dan melihat itu seketika merinding ketakutan.
Mereka masih ada di kediaman permaisuri yang tengah diliputi rasa duka. Namun sekali lagi, pemandangan feng ying membuat semua orang tidak bisa melakukan apa-apa. Tawa besar yang terdengar itu begitu menakutkan, begitu penuh emosional hingga entah kenapa itu terdengar pilu sekaligus mematikan.Berbeda dengan yao shan, wajahnya tidak menunjukan ekspresi sama sekali. Begitu datar namun pucat.
Sementara feng ying dengan tawa besarnya yang hancur dan mengiris bagaikan seorang serigala yang kehilangan ketangguhannya. Yao shan berdiri dari tempat duduknya. Tertatih-tatih ia berjalan menuju tempat kakaknya berdiri. Ia memegang pundak feng ying, feng ying terhenti dari tawanya dan segera menunduk.
Pemandangan itu sungguh langkah dan memedihkan.
Kaisar yang berdiri didepan pintu melihat pemandangan yang ada di perkarangan depan kediaman ratunya itu. Matanya berkaca-kaca.
Apakah ini hukuman untukku? Batinnya
Kaisar segera berbalik dan masuk. Ia begitu terpuruk. Wajahnya sangat pucat, tidak ada gairah kehidupan yang ia tunjukan disana. Hanya sebuah 'kesunyian' dan 'kehampahan'. Segera kata-kata permaisuri zhe lui kembali menggema di ingatan dan pendengarannya.
Aku mohon padamu. Bukan sebagai permaisurimu, aku berlutut kini. Bukan juga sebagai isteri, aku memohon. Tetapi sebagai rakya dan sebagai seorang ibu. Tanpa mengurangi kehormatanmu, sungguh aku mohon padamu yang mulia. Lepaskan feng ying. Kamu telah merusaknya, kamu telah menghancurkan putra sulungku. Maka dari itu, aku tidak masalah sebarapa banyak kamu ingin menikah demi meluaskan kekayaan, aku rela. Tapi kali ini, kali ini saja. Lepaskan feng ying, ku mohon. Lepaskan dia.
Kaisar menutup matanya. Kembali ia mengingat saat isteri yang sangat ia sayang dengan seluruh hidupnya itu 'berlutut' dihadapanya. Ya, bukan hanya duduk. Tapi, seorang wanita yang dikenal dengan keanggunan dan kebijaksanaan itu mencium kakinya, demi anaknya.
Kaisar masih ingat, bagaimana sang 'dewi' hanya bisa terisak-isak meminta sesuatu yang bahkan hingga akhir hayatnya tidak pernah ia penuhi. Dan sejak saat itu, untuk pertama kalinya, zhe lui menatapnya dengan tatapan penuh amarah dan kebencian. Sejak saat itu dimata permaisuri, ia adalah seorang iblis sekaligus monster perusak.Aku tidak peduli lagi denganmu, kaisar. Aku akan melakukan segelanya demi melindungi kedua putra-ku. Aku akan melakukan apa saja untuk melindungi semua anak-anakku nanti. Dan kamu, kamu akan menjadi yang paling kesepian, yang mulia. Kamu... Kamu yang akan menjadi makhluk paling tidak berguna! Kamu akan mengutuki hidup sialmu. Dan saat itu terjadi, aku tidak minta apa-apa. Karena aku yakin, semua perkataanku ini akan kau kenang dengan hati yang pedih dan hidupmu yang seolah sudah mati. Aku akan melihatmu menjadi mayat hidup! Aku bersumpah untuk hal itu! Aku akan memastikannya. Aku jamin, kamu akan menderita sedang anak-anakku akan bahagia. Aku yang jamin! Dan, aku yang akan mengubah segala takdir atau ramalan tidak berguna itu! Akan aku buktikan, bahwa hidup yng telah kau hancurkan itu, tidak lagi berada di baah kekuasaanmu, itu akan berada ditanganku, dan kau akan melihat segela kebahagiaan anak-anakku dibayang-bayang ketidakberdayaanmu kelak. Aku bersumpah, bahwa kau akan hancur yang mulia
KAMU SEDANG MEMBACA
It's You
Historical FictionCerita ini berlatar zaman dinasti Tang di daratan china, Kisah dimulai saat seorang gadis ceria anak dari seorang janda yang seumur hidupnya tinggal dihutan kini untuk pertama kalinya menginjakan kakinya di pusat kota saat perayaan kembang api untu...