Bab 11 ( MALAM BERSAMAMU )

4.4K 325 1
                                    

Xiao qin masih berada diatas kuda saat feng ying mengikat kudanya di pohon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Xiao qin masih berada diatas kuda saat feng ying mengikat kudanya di pohon. Ini pertama kalinya xiao qin melihat feng ying menggunakan pakaian berwarna hitam dan sebuah topi yang menutupi sebagian wajahnya. Sesaat xiao qin terpesona dengan penampilan misterius dari feng ying, ya.. mungkin karena sering melihat paman cheng, baginya seorang pria itu nampak keren dengan penampilan 'nakal' dan ' liarnya' dibanding penampilan rapih layaknya bangsawan, yang selalu xiao qin lihat dari feng ying.

Misterius is cool, right?

Feng ying tersenyum dan mengulurkan tangannya pada xiao qin, membantu gadis itu agar ia bisa turun dengan mudah.

"Feng ying..."
"Tunggu di sini, jangan pernah meninggalkan kuda ini" perintah feng ying tegas pada xiao qin, ini pertama kalinya xiao qin mendengar feng ying berbicara dengan nada seperti itu

Xiao qin hanya menatap feng ying lama, lalu ia melihat pedang yang terbungkus sarungnya terikat dipinggang pria itu
"Tunggu" seru xiao qin dan menahan lengan pria itu "bagaimana aku bisa yakin kalau kamu tidak akan meninggalkanku disini sendiri?"

Feng ying sedikit terkejut dengan pertanyaa xiao qin namun itu hanya sesaat sampai ia kembali tersenyum
"Aku pasti kembali" ujarnya lembut sambil mengusap kepala xiao qin pelan "aku tidak akan mungkin meninggalkan seorang pengantin cantik ditengah hutan ini sendiri, bukan?" Setelah mengatakan itu feng ying pergi

Xiao qin terpesona mendengar pujian feng ying dan menerima sikap manisnya, ini pertama kalinya ia mendapat perlakuan seperti itu dari... eummmm... lawan jenis?
Deg..
Deg..
Deg..
Xiao qin memegang dadanya, ia bisa merasakan suara jantungnya yang mulai berdetak tidak karuan
Ap...apa ini? Batinnya apa aku sakit? Xiao qin memegang dahinya untu mengecheck suhu badannya
Normal, mungkin aku hanya kecapean saja xiao qin menganggukkan kepalanya untuk meyakinkan dirinya

Xiao duduk bersandar diperut kuda, ya... tidak butuh waktu lama bagi xiao qin untuk menjinakan hewan yang suka menendang ini. Saat kuda itu sedang tidur beristirahat, xiao qin memanfaatkan perutnya yang empuk sebagai bantal sandaran

Xiao qin bersandar sambil menatap bulan, ia mengangkat tangannya berharap ia bisa menggenggam sang penguasa malam, setelah mengetahui semuanya sia-sia xiao qin menekukkan wajahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Xiao qin bersandar sambil menatap bulan, ia mengangkat tangannya berharap ia bisa menggenggam sang penguasa malam, setelah mengetahui semuanya sia-sia xiao qin menekukkan wajahnya

"Kamu tahu kuda" ujarnya kepada sanga kuda yang tidak memedulikannya dan melanjutkan tidurnya
"Feng ying itu orang yang aneh ya" xiao qin menyampingkan badannya untuk menatap wajah si kuda sedang si kuda menatapnya sdengan pandangan jengkel, sepertinya.. 😅😅😅

"Kamu tahu, siapa tuan yang kamu bawa sana-sini? Siapa orang tuanya? Apakah dia bangsawan? Kenapa dia jauh dari pusat kota? Dan kenapa warna rambutnya berubah-ubah? Lalu dari mana dia mendapatkan bola mata berwarna birunya itu?"

"Brrrr..." xiao qin tersenyum mendengar balasan si kuda

"Iya kan, aku tahu kamu juga memikirkan hal yang sama denganku" xiao qin menganggukkan kepalanya dan kembali memposisikan tubuhnya seperti semula sambil menatap bulan

"Saat rembulan menyapa melalui sinarnya
Hanya warna perak yang kulihat
Saat danau memantulkan cahaya rembulan
Tanpa sadar, aku t'lah terperangkap dimata birunya" xiao qin berhenti mengucapkan syair puisi yang baru dibuatnya, lalu dengan cepat ia terbangun dan duduk diam, untuk kesekian kalinya ia mengganggu proses istirahat dari si kuda

Aku membuat puisi? Untuk siapaaa? Feng ying?? Kenapa? Pikir xiao qin tidak terima apa yang sudah ia lakukan terhadapku? Kenapa malam ini, aku merasa aneh? Xiao qin menggelengkan kepalanya kuat dengan kedua tangan yang memegang pipinya yang terasa panas karena memerah

"Ya... kuda.."

"Brrr.."

"Mulai sekarang, namamu ar, seperti nama tempat tinggal feng ying" xiao qin kembali menatap si kuda "biar aku gampang mengingatmu, masa aku harus memanggilmu, kuda...kuda..."

"Dia memang kuda" xiao qin segera berbalik dan melihat feng ying yang berada di belakangnya
Sejak kapan? Pikir xiao qin

"Tapi namanya Ar" seru xiao qin cepat, menyembunyikan rasa gugupnya
Feng ying tersenyum mendengarnya "baiklah, namanya Ar"
"Kamu setuju?"
"Walau terdengar aneh, tapi ya... tidak buruk juga"
Xiao qin mendengus kesal mendengarnya, feng ying segera mengambil tempat duduk disamping xiao qin
"Kenapa kamu duduk disini?"
"Memang ada yang salah?"
"Aa... ti.. tidak... tidak ada, hanya saja aku heran hutan ini begitu luas dan kamu dudu disini" jelas xiao qin terbata-bata
"Iya..ya benar juga, hitan ini begitu luas" feng ying mengangguk-anggukan kepalanya "bisa saja ada babi hutan atau harimau... mungkin aku harus pindah.."
"Jangaaann...." xiao qin menarik ujung bagu feng ying saat laki-laki itu seudah berdiri di tempatnya "di...disini kebih baik"
Feng ying melihat heran pada xiao qin
"Eum..." xiao qin melepas ujung baju feng ying "maksudnya dari sini, kamu bisa melihat bulan"
Feng ying menatap bulan yang menghiasi langit malam yang gelap "kurasa, aku bisa melihat bulan dimanapun"
Feng ying segera beranjak pergi namun sekali lagi xiao qin menahan ujung bajunya
"Tidak!" Seru xiao qin dengan nada tingginya "disini lebih indah" ujarnya "aku berani menjamin" lanjut xiao qin mantap
Feng ying mengangkat sebelah alisnya sambil menatap xiao qin, xiao qin segera memutuskan tatapan mereka, melihat itu feng ying tersenyum tipis lalu mengurungkan niatnya untuk pergi dan kembali duduk
Xiao qin masih menundukkan kepalanya dan menggeserkan tubuhnya sedikit menjauh dari feng ying, rasa gugup itu dan suara detakan jantung itu kembali membuat xiao qin merasa tidak nyaman
"Kamu bilang dari sini bulan terlihat cantik, lalu kenapa kamu menunduk?"
Xiao qin segera menatap langit membuat feng ying tertawa dengan tingkahnya

" xiao qin melepas ujung baju feng ying "maksudnya dari sini, kamu bisa melihat bulan"Feng ying menatap bulan yang menghiasi langit malam yang gelap "kurasa, aku bisa melihat bulan dimanapun"Feng ying segera beranjak pergi namun sekali lagi xiao q...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Penantian yang lama" gumam feng ying
"Hmmm..." xiao qin yang mendengarnya langsung menatap feng ying dengan pandangan bertanya
"Bukan apa-apa"

Keduanya kembali menatap bulan purnama yang bersinar terang.

It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang