Bab 74 ( KETERPURUKAN )

1.5K 111 0
                                    

Feng ying melangkah kemah memasuki kediaman keluarga yuan, yang terletak cukup jauh dari hiruk-pikuk keramaian kota. Berbeda dengan biasanya, kediaman ini selalu mempunyai suasana yang tenang dan hangat namun sekarang semua suasana itu telah berubah.

Feng ying melihat beberapa jenazah yang baru saja di bawa keluar oleh prajurit kerajaan, yang bertugas menjaga keamanan kota. Feng ying juga mendengar ratap tangis dari beberapa pelayan yang bekerja disana.

Kacau!

Itulah kata yang tepat untuk menggambarkan suasana di kediaman ini.

Hampir seluruh waktu hidupnya, feng ying selalu mengunjungi tempat ini. Bisa dibilang, kediaman ini seperti rumah kedua untuknya. Sejak ia keluar dari istana, feng ying sama sekali tidak merindukan tempat itu tapi kediaman ini beda! Ia tetap akan mengunjunginya.

Apa yang membuatmu datang, hmm? Suara lembut xing juan, menyeruak memenuhi pendengaran feng ying.

Langkah feng ying semakin berat seraya ia melewati pintu masuk utama kediaman itu.

Kedua pintu besar berwarna merah tua itu terbuka lebar dan memperlihat sosok gadis yang tersenyum lebar melihat kearahnya.

"Yiiiingggg..." teriak gadis itu dan segera memeluk feng ying erat

"Sekarang, apalagi yang membuatmu datang, hmm?" Tanya xing juan yang segera melepas pelukannya. Ia baru saja sadar, bahwa mereka ditempat umum sekarang.

"Tentu saja, aku merindukan masakan bibi ang"

Gadis itu mencibir mendengar jawaban feng ying, sontak reaksi itu mengundang tawa feng ying. Pria gagah itu tertawa terbahak-bahak ditempatnya berdiri.

"Xing juan, aku mau mendnegar permainan guang-mu. Aku butuh istirahat"

Kini xing juan menatap feng ying lembut, tangannya terulur memegang wajah dingin dari sahabatnya itu.

"Aku akan memainkannya untukmu. Aku tidak akan bertanya apa masalahmu. Tapi jika kamu mau menceritakannya padaku, aku akan mendengarkan"

Senyum terlahir diwajah feng ying. Senyum yang berbeda dengan senyum yang ia perlihatkan selama ini. Senyum yang ia perlihatkan, adalah senyum yang tulus namun tersirat kesakitan didalamnya. Senyum yang mana, hanya xing juan yang mengetahui rasa sakit dan kecewa dibaliknya.

Feng ying mendekat kearah xing juan, lalu ia menyandarkan dahinya di pundak xing juan. Walaupun tinggi mereka sangat berbeda jauh, tapi feng ying selalu suka melakukan ini.

"Aku seperti berbagi masalahku denganmu" itulah alasan feng ying saat bersandar di pundak xing juan

Feng ying memejamkan matanya saat mengingat kembali kenangan itu. Wajah pucatnya kini menjadi tontonan bagi semua pelayan dan prajurit dikediaman yuan maupun yang mengikutinya.

Ini pertama kalinya mereka melihat ekspresi wajah itu dari feng ying. Ekspresi wajah yang kalut dan lesu, bagaikan seseorang yang putus asa dengan kehancurannya. Aura feng ying yang selama ini selalu dingin dan sinis, terkadang juga penuh ancaman, kini semuanya hilang. Tidak ada lagi semua itu, yang ada hanya kelumpuhan dan kehancurannya.

Ini bukan feng ying, si naga perak, si dewa perang. INI BUKAN FENG YING!

Begitulah yang ada dibenak semua orang yang menyaksikannya.

Feng ying berjalan lemah, menusuri lorong kediaman yuan, disisi kirinya taman bunga keluarga yuan yang selalu tampak indah kini semuanay berubah suram bagi feng ying. Tidak ada warna, keceriaan, kedamaian, semua hilang.

It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang