RATU SEKOLAH

790 43 3
                                    

Waktu menunjukkan pukul enam lewat empat puluh lima menit. Masih ada lima belas menit bagi para murid sebelum masuk ke sangkar masing-masing untuk memulai pelajaran.

Satu sosok bidadari keluar dari mobil sport-nya. Dengan kharismanya Zena melangkah ringan memasuki gerbang sekolah. Tubuh semampai, kulit putih dan paras yang tak biasa membuat semua mata lawan jenisnya menatap tak berkedip seolah berbunga-bunga. Satu kata yang mewakili sosok ini... memukau!

Kaki Zena kini menapaki koridor. Para siswa yang sedari tadi sibuk dengan aktivitasnya seperti bercengkerama ditengah jalan, ada yang lari-larian dan ada yang sedang menatap mading, seketika membuka lebar memberi jalan bagi seorang Zena untuk melintas.

Angin semilir berhembus menerpa helaian rambut gadis cantik itu. Hingga membuat mata semua pria disekolah terpana kepadanya. Yah, kecantikan yang dimiliki gadis blasteran Belanda-Indonesia itu, selalu mampu memikat hati siapa saja yang melihatnya. Ia selalu menjadi pusat perhatian. Bahkan sebagian siswa disekolah ini ingin sekali berkencan dengannya, dan sebagian siswi yang ingin menjadi temannya.

Namun, tidak semudah itu bagi Zena untuk bisa dekat dan berteman dengan seseorang. Rasa arogan dan otoriter membuat ia sulit berbaur dengan teman-teman sekitarnya. Ia merasa bahwa dirinya lebih baik dari pada teman-temannya. Untuk itu, ia hanya mau berteman dengan orang-orang yang dirasanya pantas untuk bersanding dengannya.

Zena melangkah dengan santai bak seorang Putri Raja. Tiba-tiba sosok anak perempuan berkacamata dengan rambut dikepang dua persis seperti anak-anak kutu buku yang selalu digambarkan, tak sengaja menabrak Zena hingga membuat sepatu barunya berbekas tanah.

"So-sorry Zena. Gu-gue gak sengaja,"ucap gadis itu terbata-bata.

Semua pasang mata kini menyorot ke arah mereka yang berdiri tak jauh dari lift sekolah. Zena menarik napas lalu menghembusnya emosi.

"LO PUNYA MATA GAK SIH?"

Bentakan Zena menaungi gedung sekolah. Gadis cupu itu hanya tertunduk menahan ketakutannya. Ia hanya bisa pasrah jika sang Ratu sekolah menghukumnya.

"Sekarang gue gak mau tahu, lo bersihin sekarang juga sepatu gue!"titah Zena menunjuk sepatu putihnya.

Gadis bertubuh langsing itu pun segera membungkuk dan mengambil tissue dari tas untuk membersihkan kotoran coklat yang mewarnai kaki Zena.

"Tunggu dulu! siapa yang nyuruh lo makai tissue? gue mau lo bersihin pake tangan lo, cepetan!"pintah Zena hampir habis kesabaran.

Gadis itu pun mulai menitikkan air mata. Dengan sedih, ia menaruh tissue-nya lalu mencoba mengelap sepatu Zena dengan tangannya.

"Cepetan! gitu aja pake nangis segala, cengeng banget sih lo"cibir Zena dengan melipat tangan didepan dada.

Tiba-tiba punggung Zena terdorong hingga hampir membentur seseorang didepannya. Zena mengepal erat. Entah ulah siapa lagi ini? selalu ada saja yang mencari masalah dengannya. Zena segera menoleh.

"LO?"

Zena terkejut. Sosok itu menatapnya dingin tanpa bicara sedikit pun.

"LO BUTA YA? JALAN PAKE MATA,"bentak Zena meredam emosi.

Arga tersenyum remeh"lo bego ya? Mana bisa? coba aja lu jalan pake mata."Arga geleng-geleng kepala tak menyangka gadis ini begitu bodoh.

"MAKSUD LO?"Zena semakin memanas.

"Mana ada manusia jalan pake mata, adanya pake 'Kaki', ngerti?"Arga memberi tatapan tajam.

Arga mengulurkan tangannya kepada gadis kutu buku itu. Dengan gugup gadis itu pun meraih tangannya dan tak lama tubuhnya sudah kembali bertumpu.

Sultan Sekolah [COMPLETED]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang