Lengan kiri Zena tersayat benda tajam itu hingga mengucur cairan merah menggenangi lantai. Zena meringis menahan perih dilukanya.
Arga terkejut bukan kepalang. Tahu-tahu sosok Zena sudah bertumpu membelakanginya. Untuk sejenak, ia membiarkan nalarnya mencerna situasi dihadapannya.
"Jangan bunuh orang yang gak bersalah Chris."Zena menghadang pria sangar itu seraya memegangi lengannya yang bercucuran darah.
Chris menyeringai sinis"apa yang lo lakuin Zena? liat tangan lo jadi berdarah begitu?"tatapannya langsung beralih ke Arga geram. "SEMUA GARA-GARA DIA."
"Hentikan Chris, dia gak ada urusan apa-apa dengan semua ini."Zena mencoba mengantipasi jikalau pria gila itu melancarkan aksinya kembali.
"Kenapa lo belain cowok brengsek itu? Lo udah suka ya sama dia?"Chris melempar tatapan tajam.
"Enggak. Dia bukan siapa-siapa gue. Jadi, please, buang senjata lo sekarang juga."Zena mencoba membujuk pria physkopat itu.
Sudut bibir Chris terangkat."Zena, Zena. Apa lo pikir gue bego? gue gak akan kejebak lagi dengan tipu muslihat lo. Gue gak akan segan bunuh dia sekarang."Chris kembali mengancungkan senjatanya. Dan...
PRAAKK
Satu terjangan kencang dari kaki kanan Arga berhasil melumpuhkan serangan lawan. Benda tajam itu langsung terpental dari tangannya. Tanpa aba-aba, kedua anggota gerak bagian atas pria jahat itu sudah membekuk dipunggung. Chris merintih kesakitan karena Arga menyergap tangannya kasar.
"Lo udah cukup buat gue emosi sekarang."Arga menekuk lengan Chris serasa ingin mematahkannya.
Lelaki ini sudah benar-benar kelewatan batas menurutnya. Pertama, menyakiti perempuan. Kedua, mengancam dengan benda tajam dan sekarang malah melukai budaknya. Arga menyergap Chris tanpa ampun. Dia harus segera diberi pelajaran, sudah jelas bahwa di sekolah dilarang membawa benda tajam, namun pria ini? Arga menyeringai remeh. Benar-benar... pecundang!
"Ampuun, tolong jangan patahin tangan gue. Ma-maafin gue,"rintih Chris memohon.
"Hentikan Arga. Lo jangan nambah masalah disekolah ini."Zena mencoba menghentikan aksi Arga.
Arga mendengus kesal."Ok. Kali ini gue kasih lo satu kesempatan. Kalo sampe gue liat lo buat ulah lagi, lo bakal tau sendiri akibatnya,"ancam Arga.
Arga segera melepaskan cengkeramannya dan Chris merintih memegangi kedua lengannya yang hampir remuk.
"Cepat lo pergi dari sini sebelum gue berubah pikiran,"ujar Arga menatap Chris tajam.
Chris masih tersujud menatapi Arga dan Zena secara bergantian seakan tak mengindahkan perintah lelaki tinggi itu.
"Gue hitung satu sampe tiga, kalo gue masih liat batang hidung lo disini, gue gak akan segan remukin semua tulang lo,"ancam Arga serius.
"SATU."
Arga mulai menghitung dan Chris mencoba menopang tubuh agar segera bangkit.
"DUA."
Chris celingak-celinguk mencari amplop coklatnya. Lalu secepat kilat beranjak dari hadapannya.
"TIGA."
Arga menghentakan kakinya keras hingga membuat pria itu lari tunggang langgang dan hampir membentur dinding di depannya. Pandangannya pun kini beralih ke gadis cantik yang berpijak di sebelahnya dengan raut pucat menahan sakit.
Zena merasa kepalanya berkunang-kunang. Entah kenapa, bumi seolah berputar-putar. Seketika kaki dan tubuhnya terasa lemas hingga tak sanggup lagi menopang tumpuannya. Dan dalam hitungan detik Zena tumbang dan hampir membentur lantai. Untung saja, Arga dengan sigap menangkap badannya hingga gadis itu terkulai lemas direngkuhannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sultan Sekolah [COMPLETED]√
Teen Fiction[Proses Revisi] Info! Cerita ini mengandung unsur pembangkit emosi seperti marah-marah, sedih, terharu, takut dan Baper-baperan pastinya. Diharapkan yang punya ketahanan hati saja yang membacanya. Karena Novel ini memiliki campuran genre antara Roma...