POV ZENA
"Dan setelah kau tak ada pada akhirnya Aku harus belajar bagaimana caranya untuk menjadi kuat sendirian"
>>•JENTERA•<<
Aku tidak tahu harus mengatakan apa. Tapi di sinilah Aku sekarang. Di sebuah Desa yang sama sekali tak Aku kenali. Tempat asing yang kini akan menjadi kehidupanku yang baru. Apakah Aku akan bisa bertahan? ketika dirinya tak ada di sisiku. Mungkin Aku harus mulai terbiasa hidup tanpanya. Tidak mudah melupakan semua yang terjadi di antara Aku dan dirinya. Sungguh!
"Non, ayo masuk. Ini rumah keluargaku"ajak Hartadi mempersilahkanku masuk.
Aku mengangkat wajahku dan mendapati sebuah rumah berukuran kecil berbahan kayu yang sudah pudar, dan kumuh. Aku bergidik menatapinya.
"Assalammualaikum bu"sapa Hartadi sontak disambut hangat oleh seorang wanita dengan kain yang melingkar di bawah pinggangnya lengkap dengan koyo dan pembukus kepala putih.
"Wa'alaikum salam, "
"Eh, kamu toh Jang?"kejutnya.
"Iya, Emak. Nih, Ujang bawa tamu dari kota. Non, Tuan, kenalkan ini Ibu saya. Dan Mak, kenalin ini Nona dan kepala majikan Ujang di kota"cengir Hartadi memperkenalkan kami.
Aku menyunggingkan seulas senyuman yang entah kenapa terasa kaku.
"Mari silahkan masuk"ajaknya sopan dengan seulas senyuman tulus.
Entah kenapa, tumpuanku terasa berat seakan tertancap ditanah dan tak bisa bergerak.
"Ayo, Non. Sini biar saya yang dorong Tuan Irwan"ujar Hartadi mengambil alih roda Ayah seraya membawanya masuk.
Akhirnya ku langkahkan kaki hingga tiba di depan pintu. Pandanganku benar-benar dibuat tercengang hingga tak bisa berkata apa-apa. Pasalnya, ruangan tamunya bisa dibilang lebih besar dua kali lipat dari kamar mandinya dirumah. Dan ternyata ruang sekecil itu merupakan tempat tidur bagi keluarga ini.
"Mari masuk Non"ajak Hartadi karena melihatku hanya tertegun di depan pintu.
"Mari masuk Neng, maaf kalau rumah kami memang sangat kecil"ucap wanita setengah paruh baya itu rada sendu.
"Eh, iya"sahutku ragu.
"Mak, di mana Mila sama Arif?"tanya Hartadi kepada Ibunya.
"Mila jualan kue di pasar. Dikit lagi pulang. Kalo Arif biasa main dipantai sama teman-temannya"sahutnya.
"Ya sudah, Ujang mau beres-beres dulu. Non, mari silahkan masuk"ajak Hartadi entah sudah ke berapa kalinya.
Merasa tak enak, akhirnya dengan terpaksa ku langkahkan kakiku menerobos ke dalam.
"Assalamualaikum"suara di belakangku sontak mengejutkanku yang baru saja meletakkan koperku dilantai.
"Walaikumsalam, Mila. Udah habis jualannya?"sahut Ibu Hartadi.
"Iya dong mak. Laku semua. Mungkin hari ini hari keberuntungan Mila"cengir gadis berambut sebahu dengan pakaian kumuh itu.
"Baguslah"senyum Ibunya.
"Eh, Mila toh. Apa kabar kamu?"ujar Hartadi keluar dari kamar.
"Bang Tadi? kapan pulang Bang?"sembur Mila berbinar-binar.
"Baru aja tiba"sahut Hartadi.
Mata Mila kini tersorot padaku heran.
"Ini siapa Bang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sultan Sekolah [COMPLETED]√
Teen Fiction[Proses Revisi] Info! Cerita ini mengandung unsur pembangkit emosi seperti marah-marah, sedih, terharu, takut dan Baper-baperan pastinya. Diharapkan yang punya ketahanan hati saja yang membacanya. Karena Novel ini memiliki campuran genre antara Roma...