RODA CINTAKU

479 26 39
                                    

Berita tentang hubungan Zena dan Arga begitu cepat beredar ke seluruh penjuru sekolah. Sudah lewat tiga hari sejak peresmian hubungan baru mereka sebagai sepasang kekasih. Hanya beberapa guru yang merespon hubungan mereka karena yang lainnya nampak tak perduli. Urusan anak muda. Pikir mereka.

"Lo mau kemana?"tanya Arga datar ketika Zena bangkit dari tempat duduknya hendak bergegas bersama Poppy ke kantin.

Zena menatap Arga sejenak lalu berpaling kepada sahabatnya itu yang nampak sedikit sebal. Seperti memberi kode kalau ia akan pergi bersama Poppy.

"Ke kantin sama Poppy"ucap Zena pelan.

"gue ikut"ujar Arga rada dingin.

"What?"kejut Poppy dan Zena serentak. Mereka sungguh dibuat kaget. Pasalnya, pria dingin ini sedikit aneh. Baru kali ini ia ingin ikut bergabung dengan kelompoknya. Tumben amat?! gumam Zena mengernyit.

Arga menghembus pelan"tidak boleh ya?"

Wajahnya seketika nampak murung. Dan Zena tak tega melihat ekspresi pacarnya itu. Dengan perlahan Zena menolehkan pandangannya pada Poppy meminta saran.

Poppy mengdengus pasrah sambil mengangguk malas.

Mata Zena segera berbinar-binar. Dengan ceria segera digandengnya lengan Arga lalu bergegas melangkah keluar.

Belum sempat mereka melangkah, Lavi tiba-tiba datang menghadang dengan menunduk lengkap dengan tingkah cupunya yang rada gugup.

"Arga, apa kamu bisa membantu mengajariku ini?"tutur Lavi nampak grogi dengan menyodorkan sebuah buku tebal berisi susunan rumus matematika.

Arga mengerutkan dahinya heran"kenapa apa ada PR?"

"Tidak. A-aku hanya ingin saja"ucapnya terbata.

Arga menghembus pelan seraya menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Wajahnya kini teralih menatap Zena yang nampak diam sejenak. Tumben gadis ini diam? apa dia tidak marah atau cemburu? gumam Arga sedikit heran.

"Aduh, mending lo belajar sendiri deh. Ngapain pake minta-minta bantuan si Arga. Dia udah punya pacar sekarang paham?!"lontar Poppy mengerling sebal.

"Poppy!"Zena menyenggol lengan Poppy menyuruhnya diam.

Poppy berdecih sebal sembari melipat kedua lengannya didepan dada.

"Ya sudah. Poppy lo ke kantin aja temuin Jazy bilang kalo gue lagi sama Arga"pintah Zena membuat Poppy ternyata tak percaya.

"Serius? lo mau ikut kita belajar?"tanya Arga terkejut.

Zena mengangguk pasrah. Dalam hati ia sedikit panas karena si Lavi sudah berani mengganggu waktunya. Namun, ia berusaha memahami atau semuanya akan kembali kacau kalau ia terlihat kasar dan jahat pada gadis itu. Lagi pula, seharusnya ia minta maaf pada gadis berkepang dua itu untuk semua kejadian yang sudah terjadi.

"Ya udah. Gue cabut dulu. Jagain Zena baik-baik. Awas kalo lo buat dia nangis"ancam Poppy menatap Arga berang. Tak lama kemudian sosoknya sudah menghilang dibalik pintu.

"Ya udah kita mau belajar dimana?"tanya Zena.

"Serius mau ikut? gak laper?"desah Arga melirik Zena sejenak.

Zena menggeleng pelan. Dalam hati ia memang sudah lapar. Tapi, demi pacarnya itu dia rela menahan perut keroncogannya. Ia hanya tidak rela saja kekasihnya itu berduaan dengan gadis lain.

"Ya udah kita duduk disitu aja"tuntun Arga mendekati tempat duduknya yang biasa ia gunakan untuk belajar dengan Lavi.

Lavi nampak tersenyum kecut. Entah kenapa wajahnya sedikit sendu. Namun ia berusaha untuk tidak menampakkannya.

Sultan Sekolah [COMPLETED]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang