"Gelombang sedang mempermainkan hati kita. Tetapkanlah hatimu untuk bertahan"_ Arga
>>•JENTERA•<<
Raut Zena nampak suram saat ini mengingat kejadian semalam itu. Harusnya ia tak mengatakan hal itu. Menyuruh kekasihnya bertunangan dengan oranglain. Harusnya ia mencegahnya. Selama ini ia sudah berjuang untuk mendapatkan Arga bukan? perjuangan yang bisa dibilang cukup berat.
Namun, Zena kembali berpikir lagi. Mungkinkah ini yang disebut pengorbanan? hanya karena ia tak tega melihat Ibu Arga yang menderita penyakit serius, maka ia merelakan Arga untuk melakukan apapun yang Ibunya katakan.
Zena meringkuk di atas sofa. Sungguh cobaan yang berat baginya. Apakah ini sebuah kutukkan? bahwa hidupnya mulai berputar layaknya seperti roda? entah kenapa, Zena jadi mengingat kata-kata Lavi. Persetan dengan gadis itu! Zena menepis ingatan akan gadis Cupu itu. Mengingatnya selalu memicu kekesalan.
Sementara sang Putri cantik tengah hanyut dalam lamunannya, tiba-tiba bel rumah berdering. Hartadi segera mengambil langkah cepat menghampiri pintu.
Hartadi tertegun memandangi sosok paras yang mirip dengan seseorang yang tak asing baginya. Wajah bule, dengan bola mata biru dan rahang tegas. Hartadi seperti melihat cerminan dari Nonanya. Matanya tertegun menatapi wanita itu dari ujung kaki sampai atas kepala.
Hight heels merah, dress hitam selutut seolah memperjelas lekukan tubuh indahnya, lengkap dengan koper merah di genggamannya dan kacamata hitam bergagang putih.
Josine memandang Hartadi sejenak. Pasalnya, Ia baru melihat orang ini di rumahnya. Pembantu barukah? Josine men-scan sosok pria di depannya ini.
"Se-selamat siang Nyonya"sapa Hartadi sopan. Dari paras bahkan gelagatnya, Hartadi sudah bisa mengetahui bahwa wanita modis itu adalah Nyonya besar atau lebih tepatnya Ibu dari majikannya.
"Bawakan koper saya"titah Josine segera melepas bawaannya lalu melangkah masuk.
Zena mendengar bunyi sepatu hak beradu dengan lantai. Suara itu menggema semakin hari semakin mendekat.
"Mami?"kejut Zena segera mengangkat dagunya.
Josine melepas kacamatanya"hallo my dear"
"Mami-"sambut Zena menghambur ke pelukan Ibunya.
Josine menyambut Zena seraya merengkuhnya erat.
"Gimana kabar kamu sayang?"tanya Josine membelai rambut putranya lembut.
Zena mendengus lemas"buruk mi"
Josine melepas rengkuhannya, menatap Zena lekat.
"Kenapa?"
Raut Zena murung"maaf, kalo Zena baru bilang sekarang. Zena udah punya pacar sekarang"desahnya.
"Really? who is he?"Josine pura-pura tidak tahu. Ia hanya ingin putrinya yang memberitahunya sendiri.
Zena menarik lengan Ibunya ke sofa, segera duduk ke atasnya.
"Mami pasti gak percaya ini"tatap Zena.
"Hm?"
"Zena sekarang pacaran dengan Arga. Mami tahu dia kan? Anak dari teman mami waktu di acara award waktu itu"jelas Zena sedikit ragu.
"Benarkah?"Josine memasang tampang kejut. Jelas, ia sudah mengetahui hal itu dari Anthoni.
"Bagaimana kalian bisa pacaran?"tanya Josine ingin tahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sultan Sekolah [COMPLETED]√
Dla nastolatków[Proses Revisi] Info! Cerita ini mengandung unsur pembangkit emosi seperti marah-marah, sedih, terharu, takut dan Baper-baperan pastinya. Diharapkan yang punya ketahanan hati saja yang membacanya. Karena Novel ini memiliki campuran genre antara Roma...