BUNGA YANG HILANG

348 19 14
                                    

"Tanganmu yang biasa ku pegang erat, tak dapat ku temukan lagi di mana pun"

                     >>•JENTERA•<<

Sudah dua hari Arga mencari Zena kemana pun, namun gadis itu tak ada di mana-mana. Sungguh! Arga syok melihat rumah kekasihnya itu sudah kosong tak berpenghuni dengan tulisan kertas 'di jual' tepat di depan pintunya. Arga benar-benar tak percaya ia kehilangan Zena sekarang. Ia juga tidak tahu ada apa dengan hatinya hingga tega mengusir Zena dari rumahnya waktu itu. Sungguh! Arga benar-benar menyesal sekarang.

Semenjak kejadian waktu itu, Ibu terus bertengkar dengan Ayahnya. Dan Arga benar-benar tak tahan dengan kondisi keluarganya yang hancur berantakan. Namun, anehnya, Ibunya tak ingin keluar dan pindah dari rumah itu. Entah apa yang membuat Ibu bertahan. Bahkan Arga sudah berulang kali meyakinkan Ibunya bahwa pria itu tak pantas bersamanya lagi. Dia bajingan! bahkan Arga sendiri malu mengakui bahwa pria peselingkuh itu adalah Ayahnya.

Arga sangat, sangat bersabar hanya demi Ibunya yang ia sayangi. Ia hanya tak mau meninggalkan Ibunya sendirian di rumah lelaki brengsek itu. Arga mencoba bertahan. Demi Ibunya. Ingat itu. Demi Ibu.

Kini Arga mendekam di dalam kelas yang sejak saat itu ribut dan gempar dengan berita yang beredar. Masalah itu sudah menjadi buah bibir dari para penghuni sekolah, bukan hanya para murid bahkan sampai para guru pun ikut membicarakannya. Dan Arga semakin tak tahan karena semua menyalahkan Ibu Zena dan mencibir anaknya juga.

Bahkan kedua sahabat Zena Poppy dan Jazy tak disangka ikut menyalahkan pihak Zena ketimbang membelanya. Dan tentu saja, Arga benar-benar dibuat frustasi. Ia bahkan ikut menyalahkan dirinya sendiri. Entah ini sudah ke berapa kalinya ia menyalahkan dirinya sendiri.

"Bro, lo mau nyari Zena sampai kapan?"tanya Raffa yang kini mengambil posisi di sampingnya.

"Iya, bro. Kata lo rumah Zena udah di jualkan? bisa jadi kalo dia berangkat ke luar negeri"tutur Andre seraya duduk di meja sebelah.

"Gue gak tahu. Yang jelas gue bakal cari dia sampe ketemu. Titik"desah Arga seraya menatapi gadis yang kini sibuk dengan handphone-nya yang tak lain adalah Poppy.

"Mo kemana lo Ga? dikit lagi gurunya datang lho. Woi"seru Raffa ketika Arga dengan segera melintas sambil menenteng tasnya keluar begitu saja.

Tatapan menusuk sempat dilemparkan Arga kepada sahabat kekasihnya itu, yang menurutnya 'pengkhianat'. Yah, semenjak Zena tak lagi di sekolah, Poppy banyak di serbu anak-anak yang kepo. Dan itu justru membuat gadis itu semakin besar kepala. Arga benar-benar tak percaya kalau dia pernah menjadi sahabat kekasihnya. Arga muak.

Arga segera membawa kedua tumpuannya menuruni tangga hendak pulang. Entah kenapa, kelasnya terasa seperti siksaan baginya. Ia sungguh tak tahan jika harus mendengar semua bisikan penghuni kelas yang kian hari kian mengusik ketenangan jiwanya.

"Arga mau kemana kamu? ini sudah masuk jam pelajaran ke tiga"ujar seorang guru lelaki yang tak lain adalah guru matematikanya.

"Saya mau pulang pak. Permisi"tutur Arga segera beranjak tanpa menghiraukan guru berkacamata itu.

Arga terus membawa langkahnya hingga tiba di lapangan upacara. Belum sempat ia melangkah kembali, dua orang pria yang dulu pernah menghadangnya.

"Eh, ada anak peselingkuh nih. Mo ke mana lo? mau nyari bapak lo ya?"ujar pria berambut jambul itu sinis.

"Minggir. Gue lagi gak mau nyari masalah sama kalian"desah Arga dingin.

Pria itu terkekeh lalu tak segan mendorong Arga hingga tertarik ke belakang.

Sultan Sekolah [COMPLETED]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang