"Karena untuk sempurna butuh pelengkap. Dan itu adalah Kamu. "_
>>•JENTERA•<<
Langit masih kelabu dan Ratu siang belum juga menampakkan wajahnya yang bersinar. Sementara itu dua insan kini tengah asyik terlelap diruang tengah dengan terbalutkan selimut yang disematkan Hartadi semalam.
Pembantu rumah tangga itu keluar setelah mendengar suara bising dari arah luar, lalu tak sengaja mendapati majikannya sedang terlelap didada kekasihnya itu. Diam-diam Hartadi masuk ke kamarnya lalu menarik selimut putih, kemudian disematkan ke tubuh dua anak muda itu.
Pria tampan itu mendesah lalu membuka matanya perlahan. Dilihat gadis cantik yang masih terlelap didadanya nyenyak. Arga hampir saja jantungan. Pasalnya, ia masih belum terbiasa dengan keadaan yang seperti ini. Dengar saja, bunyi detakkan jantungnya yang memompa kencang.
Arga meneguk ludahnya pelan. Ia merasakan nyeri yang menjalar disalah satu lengannya. Akh! Dia menindih lenganku. Desah Arga mencoba menarik tangannya pelan. Takut sang Putri tidur akan terganggu dengan aktivitasnya.
Tak berapa lama, lengannya sudah bebas dari timpahan kepala gadisnya itu. Diliriknya jam yang terpajang di atas TV. Waktu menunjukkan pukul 05.01 AM. Sudah pagi. Aish! Gue ketiduran. Gumamnya mengusak-ngusak belakang kepalanya.
Pandangannya kini teralih kepada Zena yang masih terbuai dalam mimpi indahnya. Sudut bibir Arga kini tertarik ke atas. Hatinya lega melihat wajah kekasihnya yang tenang, seakan tak ada lagi rasa takut yang tergambarkan dirautnya seperti tadi subuh. Arga menghembus lega. Akhirnya ia bisa pulang dengan tenang.
Arga bangkit dari posisinya lalu mengibas-ngibaskan lengannya yang terasa pegal. Ditariknya selimut yang melorot dibawah dada gadisnya itu, lalu kembali menyelimutinya.
Takut karena akan membangunkan Zena, Arga tersenyum simpul lalu beranjak dari sana. Kakinya melangkah cepat mendekati pintu keluar. Belum sempat tangannya membuka kenop pintu, Hartadi datang menghampiri.
"Aden Arga? sudah mau pulang?"ujar Hartadi sontak membuat Arga terkejut.
"Ah, i-iya"sahut Arga sedikit salah tingkah.
"Oh, ya sudah kalau begitu"cengir Hartadi membantu membukakan pintu.
"Oh ya, bapak yang nyelimutin kita tadi malam?"tanya Arga baru mengingat sesuatu yang janggal.
"I-iya den. Saya anu, ngeliat Aden sama Non tidur diruang keluarga. Jadi saya ambilkan selimut"tutur Hartadi dengan cengiran khasnya.
"Makasih ya, pak"desah Arga tulus.
"Anu, jangan panggil saya bapak atuh den. Panggil saja Mamang Tadi. Singkatnya Mang TADI"Hartadi menekankan.
Arga mengangguk kecil"ok. Mang saya pulang dulu ya?"pamitnya.
"Iya den. Hati-hati di jalan"ucap Hartadi segera merapatkan pintunya.
Arga segera menunggangi motor ninjanya lalu memacunya melintasi gerbang.
****
Arga tiba didepan pintu rumahnya. Dengan cepat, diraihnya gagang pintu itu. Namun sialnya, penghalang itu tak bisa dibukanya. Dahi Arga berkerut seketika. Perasaan semalam dia bisa membuka pintunya dengan gampang. Kenapa sekarang tidak bisa? apa ada yang sudah menguncinya kembali? apa sudah ada orang yang tahu kalau dirinya keluar semalam? Arga bertanya-tanya didalam benaknya.
Tiba-tiba pintu terbuka dan tampaklah seseorang dengan pakaian khas seorang buttler dari dalam sana.
"Selamat pagi Tuan muda. Boleh saya tahu Anda pergi kemana semalam?"tanya Mr. Bill sopan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sultan Sekolah [COMPLETED]√
Teen Fiction[Proses Revisi] Info! Cerita ini mengandung unsur pembangkit emosi seperti marah-marah, sedih, terharu, takut dan Baper-baperan pastinya. Diharapkan yang punya ketahanan hati saja yang membacanya. Karena Novel ini memiliki campuran genre antara Roma...