WAKTU BERDUA

411 24 41
                                    

"Dengarkan Aku bicara untuk sesaat, dan terus berharap. Kita tertawa dan kita bercanda"

>>••JENTERA••<<

Kupu-kupu, kumbang, dan ulat yang berubah kepompong mengisi masing-masing toples yang berjajar rapi. Toples kaca dengan berbagai macam ukuran dan bentuk itu tersusun di atas rak-rak yang mengelilingi kamar seorang pria berambut pirang yang tengah asyik menatap benda-benda didepannya. Freak. Aneh. Kata itulah yang mungkin akan terlintas begitu melihat suasana kamar ini. Jika kebanyakan pria lain di luar sana akan lebih memilih mengoleksi foto, atau benda-benda 'normal' lain maka pria satu ini-Gilang- lebih memilih mengoleksi berbagai macam jenis serangga. Benar-benar pria yang aneh.

Gilang duduk di meja belajarnya, sibuk mengamati kupu-kupu biru di dalam toples yang ditangkapnya kemarin. Sesekali pria itu menyengir lalu bergumam sendiri.

Ceklek

Arga mendorong pintu kakaknya lalu menyelenong masuk tanpa izin. Arga menggeleng-geleng memandangi pria berkaos putih yang tengah berdengung menatap toples berisi serangga kesayangannya ceria. Arga memaklumi. Sudah tabiat pria ramah itu senang mengajak kupu-kupunya bicara.

"Kak, gue kasihan sama pacar lo"desah Arga menghampiri Gilang.

"Lah, emang pacar gue kenapa?"tanya Gilang mengerutkan dahinya.

Arga menghembus pasrah"kasihan karena harus pacaran sama cowok gila kayak kakak"kekehnya.

"Wah, kampret! yang ada elo tuh. Kasihan si siapa tuh cewek lo sekarang?"gumam Gilang ingin mengingat nama pacar Arga yang datang berkunjung kemarin.

"Zena"lontar Arga.

"Iya si Zena. Gue kasihan sama dia karena pacaran sama freon kulkas"cengir Gilang sontak mengundang satu jitakkan ringan dari Arga ke kepalanya.

"Gue gak separah itu kak. Lihat aja, gue dibilang romantis sama Zena"bangga Arga.

"Heleh, cih, lo pikir gue gak tahu? lo beli buku yang judulnya 'menjadi pacar romantis', segitunya ya lu?"kekeh Gilang membuat Arga terpaku sejenak.

Arga menatap kakaknya terkejut"kak Gilang masuk kamar gue ya?"tuduhnya.

"Ya, gitu deh. Arga, Arga, pengen jadi cowok romantis nih ye?"ledek Gilang tergelak tawa.

Entah kenapa wajah Arga terasa memanas"kak hentikkan. Gak lucu tahu"

"Susah ya, anak SMA masih pada malu-malu kucing"kekeh Gilang.

"Berhenti, atau kupu-kupu kakak gue lepasin dari toples. Biar dia cari nafkah di luar sana"cetus Arga rada kesal.

"Lo pikir kupu-kupu malam apa? ngaco lo"oceh Gilang.

Arga memutar bola matanya bosan"udah ya kak. Gue kesini cuman pengen minjem sarung tangan lo"

"Buat apa?"tanya Gilang bingung melihat adiknya sudah berjalan ke arah samping.

"Mau nanam bunga sama Zena. Cepetan Kak, dimana? kasihan pacar gue nunggu sendirian di bawah"decak Arga tak sabar.

"Zena ada dibawah?"mata Gilang berbinar-binar.

"Iya"

"Ya, udah ambil disamping rak. Gue ikut ya?"lontar Gilang ceria.

"Gak boleh"ucap Arga datar.

"Ok, boleh"Gilang segera berjinjit ke arah pintu lalu keluar.

"Woi, Kak. Tungguin"Arga segera menyusuli Gilang.

Sultan Sekolah [COMPLETED]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang