Alis Arga terangkat sebelah menatap Poppy dan Zena secara bergantian. Ujaran sahabat kekasihnya barusan seakan membuat tanda tanya besar didalam benaknya.
"Ha-hamil? maksud lo?"heran Arga menyorot Poppy kebingungan.
"Pake pura-pura segala lagi. Iya, lo kan yang udah buat Zena muntah-muntah kayak tadi"semprot Poppy kesal.
"Poppy lo ngomong apa sih? jangan HOAX deh"protes Zena memandang sahabatnya itu jengkel.
"Apa? muntah-muntah? Zena?" Arga menatap Zena kebingungan.
"Apaan sih lo berdua. Gue gak apa-apa. Please deh, jangan ngomong yang aneh-aneh. Terutama lo Poppy. Gue gak hamil!"gerutu Zena kesal sembari menarik langkahnya pergi.
"Zena tunggu"
Baru saja Arga ingin mengejar kekasihnya itu, tangan Poppy dengan cepat menahan lengan Arga.
"Arga lo harus cepat nikahin Zena sebelum aib lo berdua kebongkar. Lo gak mau kan Zena punya anak diumur 17 tahun?"tutur Poppy menatap Arga serius.
Dahi Arga kini bertautan"maksud lo apa sih? sumpah! gue gak ngerti"
Poppy memutar bola matanya bosan"lo pura-pura polos atau mencoba menutupi?"tatapnya.
"Serius gue gak ngerti sama ucapan lo"cetus Arga.
"Waktu itu lo pernah nginap dirumah Zena semalaman kan? ngaku lo. Pasti lo udah apain sahabat gue kan?"tuduh Poppy.
Arga mendengus tak percaya. What? pikirnya gadis ini sudah gila. Bagaimana dia bisa berpikiran se-negatif itu kepadanya? apakah Zena tidak menjelaskannya secara jelas? hingga timbul kesalahpahaman seperti ini. Arga menghembus frustasi.
"Dengar ya Poppy, gue emang nginep dirumah Zena waktu itu. Tapi tolong jangan salah paham. Gue cuman nenangin sahabat lo itu, karena dia nelpon gue malam-malam. Takut dengan mimpi buruknya"
"Ya udah, gue datang temenin dia. Waktu itu, kita cuman lagi diruang tengah, dan ada pembantunya Zena. Lo bisa tanya sama Mang Tadi kalo gak percaya"jelas Arga meyakinkan.
"Dengar ya, Zena itu berharga banget buat gue. Dan tugas gue buat ngejagain dia bukan mau ngehancurin dia. Paham?"Arga menatap Poppy datar sembari memutar badannya menyusuli Zena. Poppy terpaku sejenak lalu menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal bingung. Sepertinya, ia sudah salah paham kepada mereka.
****
Arga celingak-celinguk mencari sosok Zena dikelas. Namun, gadis itu tak ada. Ia lalu membawa kedua kakinya merosot menuruni tiap anak tangga. Dengan segera, ia sudah menjejaki lorong lantai satu. Dimana sih dia? Arga terus menyusuri lorong samping lapangan basket.
Tiba-tiba langkah kakinya terhenti seketika. Matanya tajam menyorot dua makhluk yang kini sedang berada di seberang lapangan, sementara melangkah keluar dari jalan Aula.
Secepat kilat, ia mengangkat kakinya hendak menuju tempat dimana gadisnya itu bertumpu.
Tak butuh waktu lama ia sudah tiba dihadapan kedua orang itu. Matanya melirik telapak tangan si Ketos yang mendekam dipundak pacarnya itu.
"Apa yang lo lakuin. Lepasin tangan lo dari pacar gue"decak Arga merenggangkan tangan itu dari pundak Zena.
Zena menatap Arga heran bercampur sebal. Sedangkan Rian tak dapat berbuat apa-apa selain menurut.
"Ngapain sih lo sama dia?"kesal Arga menatap Zena.
Zena menghembus sebal"suka-suka gue dong"
"Jadi sekarang lo udah nggak nganggap gue gitu?"tutur Arga tak terima.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sultan Sekolah [COMPLETED]√
Teen Fiction[Proses Revisi] Info! Cerita ini mengandung unsur pembangkit emosi seperti marah-marah, sedih, terharu, takut dan Baper-baperan pastinya. Diharapkan yang punya ketahanan hati saja yang membacanya. Karena Novel ini memiliki campuran genre antara Roma...