"Ada perasaan mematikan yang tak bisaku cegah. Jatuh Cinta, merindukanmu, dan menginginkamu"
>>•JENTERA •<<
Waktu menunjukkan pukul 08.00 pagi. Zena bahkan Tante Anna dan Om Frans baru saja selesai berkemas. Raut Zena nampak begitu suram sekarang. Hari ini jadwal penerbangannya menuju Amsterdam. Dengan perasaan getir, Zena masuk ke dalam mobil dibantu Tika yang menyeret kopernya hingga ke luar Hotel. Ia tahu bahwa ini sudah takdirnya.
Irwan pun segera dinaikkan ke dalam mobil setelah semua barang disimpan dibagasi.
"Sampai jumpa Nona. Hati-hati dijalan"senyum Tika melepas kepergian Zena.
Zena mengulas senyumnya"thanks. Sampai jumpa"
"Kamu tidak apa-apa sayang?"tanya tante Anna lembut ketika sudah berada di dalam taksi.
Zena mengangguk pasrah.
"Anna, Gaan we naar. (Anna, sebaiknya kita berangkat sekarang)"tutur Paman Frans memberi kode.
"Sopir kita berangkat sekarang"titah Anna segera membuat pria dengan seragam blue bird itu menggerakkan mobilnya ke depan.
Pengacara muda itu pun segera menarik langkahnya kembali ke tempat di mana ia berada. Toh, ia juga sudah mendapat bayaran yang setimpal dari sang mendiang Ibunya. Untuk itu, Tika tak perlu lagi meminta bayaran atas jasanya.
Baru saja dirinya mau masuk ke dalam kendaraan avansa hitamnya seorang anak lelaki tampan bersama beberapa temannya, menghadang dirinya. Ia pun segera turun hendak memarahi bocah-bocah itu karena menghalangi jalannya.
"Hei, kalian! cepat menyingkir"cetus Tika sudah bertumpu di depan anak-anak itu.
Nampak Arga, Raffa, Andre dan Joni menatap wanita itu dengan napas tersengal-sengal. Kelihatan baru saja berlari.
"Tante, di mana Zena?"tanya Arga tak sabar.
"Hah?! kalian teman-temannya?"kejut Tika.
"Iya"jawab mereka serempak.
"Zena baru aja pergi"
"APA?!"
"Pergi ke mana?"tanya Arga ingin tahu.
"Saya tidak bisa bilang. Mungkin saja Zena ingin merahasiakan dari kalian kan?"seru Tika enggan memberitahu.
"Tante ayolah. Ini sangat penting. Ini pertaruhan antara hidup dan matinya teman kita lho"desah Andre sontak mengundang jitakkan dari Raffa.
"Alay lho,"decak Raffa.
"Please Tante, kasih tahu gue Zena pergi ke mana?"mohon Arga.
"Tidak"ngotot Tika tak ingin memberitahu.
"Kalau kalian masih manggil saya tante, saya tidak akan bilang. Saya belum menikah. Enak aja manggil-manggil tante"celoteh Tika.
Arga menghembus napas pasrah"Mba, yang cantik, sekali ini aja. Gue mohon dengan sangat, kasih tahu gue ke mana Zena pergi, please"mohon Arga kini sudah berlutut di hadapan Tika.
"Iya Mba, kami mohon. Kasihan Arga, dia itu pacarnya Zena"jelas Andre sontak mengejutkan Tika.
"APA?! PACAR?"
Keempat pria itu sontak langsung mengangguk.
"Kenapa nggak bilang dari tadi sih?!"
Arga memutar bola matanya sebal sembari bangkit dari posisinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sultan Sekolah [COMPLETED]√
Teen Fiction[Proses Revisi] Info! Cerita ini mengandung unsur pembangkit emosi seperti marah-marah, sedih, terharu, takut dan Baper-baperan pastinya. Diharapkan yang punya ketahanan hati saja yang membacanya. Karena Novel ini memiliki campuran genre antara Roma...