MERASA CEMBURU?

525 29 9
                                    

Hari selalu berganti dan waktu terus berjalan dengan semestinya. Dingin. Cuek. Dan seolah tak pernah saling kenal. Harusnya semua sifat itu sudah diketahuinya. Harusnya ia sudah bisa memaklumi hal itu. Namun, entah kenapa rasanya ada yang berbeda. Yah, semenjak pembagian kelompok fisika beberapa hari lalu, Arga tak pernah lagi berurusan dengan Zena. Entah itu, kembali memerintahkannya atau menggubrisnya. Ia bertingkah seolah-olah tak pernah mengenal gadis cantik itu.

Raut Zena terlihat mengencang lengkap dengan kepalannya jemarinya di atas meja,kesal.

"Na, lo lagi liatin apa sih?"tanya Poppy heran melihat Zena tak fokus dengan diskusi kelompoknya.

"Kenapa sih cowok nyebelin itu bisa dekat sama cewek cupu gak level kayak Lavi?"decak Zena jengkel seraya tak henti menyoroti kedua insan yang kini nampak serius mengerjakan soal itu. sementara Raffa, sibuk mengotak-atik ponselnya bosan.

Poppy mengerutkan dahinya sembari menengok ke arah pandang sahabatnya itu.Ingin memastikan siapa sosok yang dimaksud sahabatnya itu.

"Emang kenapa? lo cemburu ya?"ujar Poppy curiga.

Zena segera mengubah ekspresinya yang tadi sebal kini nampak biasa-biasa saja.

"Nggaklah. Ngapain gue cemburu. Gue itu cuman nanya doang,"elak Zena rada sebal.

"Masa?"kerling Poppy menggoda.

"Iya. Gue gak cemburu,"tegas Zena tak lagi memantau kedua orang diujung dekat jendela itu. Kini ia jadi pura-pura fokus ke buku catatan dan cetak di depannya.

Danu yang dari tadi hanya diam tak bergeming, mencoba kembali memberi penjelasan sedikit mengenai pembahasan tugas kelompok mereka.

****

Jam istirahat...

"Na, ngantin yuk,"ajak Poppy sudah tak sabar ingin menyerbu jajanan disamping lapangan basket itu.

Zena mendadak pura-pura sakit perut. Dengan tampang lemas, ia meletakkan kepalanya dimeja.

"Lo aja pop. Salam buat Jazy,"ucap Zena lesuh.

"Lo beneran gak apa-apa gue tinggal sendiri di sini?"tanya Poppy cemas.

"Udah gak apa-apa. Emang gue anak kecil apa?! udah pergi aja sana,"cetus Zena mencoba menyuruh sahabatnya itu agar segera beranjak.

"Yakin nih?"

"Iya yakin. Udah pergi aja, kasihan Jazy nungguin lo disana,"desak Zena.

Poppy mendengus napas pasrah,"ya udah deh. Gue pergi beneran nih?!"

"Ya udah, pergi aja cepet, "ngotot Zena.

Poppy memonyongkan bibirnya sebal. Entah kenapa, ia jadi sedikit curiga dengan tingkah kawannya yang rada aneh! namun, mau tidak mau ia harus menghilang dari situ karena perutnya yang sudah keroncongan.

"Gue cabut dulu. Bubay!"pamit Poppy sudah menghilang secepat kilat dibalik pintu.

Zena menghembus napas lega. Kini pandangannya kembali teralih kepada dua sosok yang masih setia bertengker disarangnya itu serius. Raffa yang tak tahan berlama-lama dengan kedua orang yang beda alam dengannya itu, terpaksa pamit pergi dengan Andre dan Joni.

Kini hanya mereka bertiga yang menjadi penghuni kelas. Hening. Sepi. Senyap. Itulah suasana yang melanda ketiga makhluk di dalam itu.

Tatapan Zena seketika menyorot tegang, ketika Arga dan Lavi terlihat semakin dekat. Gadis cupu itu kini pindah ke samping pria tampan itu. Dan Arga nampak tak keberatan. Malahan ia terlihat serius dan fokus menjelaskan soal kepada gadis berkacamata bulat itu.

Sultan Sekolah [COMPLETED]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang