"Setidaknya biarkan aku terus memikirkanmu karena hanya kamu yang bisa membuatku tergila-gila"_
>>•JENTERA•<<
Jarum jam sudah mendekati pukul 24.00, tapi Arga masih terjaga dari rasa kantuk tak kunjung menyapa. Sunyinya malam seakan menemaninya. Arga teringat ucapan Ibu Zena tadi sore.
Wanita itu menyuruh untuk menjaga Zena baik-baik. Apapun yang akan terjadi, jangan pernah meninggalkannya. Arga juga tidak menyangka kalau Ibu Zena akan mengatakan seperti itu. Pasalnya, ia tahu kalau Ayahnya sudah saling mengenal.
Tentu saja, ia sangat senang. Karena Ibu Zena merestui hubungan mereka. Tapi justru ia tak mengerti dengan Ayahnya sendiri. Disaat yang lain setuju akan hubungan mereka, Ayahnya malah berlawanan.
Entah apa yang membuat Ayahnya tidak merestui hubungan mereka. Apakah yang membuat Ayah seperti itu? apa sebenarnya yang Ayah pikirkan hingga berniat menjauhkan mereka? ada apa sesungguhnya? apakah ada yang Ayah sembunyikan darinya? berbagai pertanyaan kini berputar dibenaknya, bahkan ia sendiri tak mampu menjawabnya.
Arga memeluk gulingnya. Napas panjang terhembus dari alat pernapasannya. Arga harus mencari tahu semuanya. Jujur saja, ia tidak mau jika harus dipisahkan dengan Zena. Gadis itu terbilang sudah menjadi orang yang sangat penting baginya sekarang.
Meskipun awalnya mereka saling benci dan tak menginginkan satu sama lain, namun sekarang mereka bahkan menjadi tak dapat dipisahkan. Sejujurnya, Arga juga tak mengerti kenapa ia bisa menyukai gadis yang bahkan terbilang bukan tipenya itu. Gadis yang sangat sombong, otoriter dan galak. Tapi, ia juga tak bisa memungkiri bahwa gadis itu juga yang sudah mengubahnya perlahan.
Lambat laun, kehadiran Zena membawa suatu dampak baginya. Arga yang tadinya jarang sekali tertawa dan tersenyum, perlahan mulai sering merekah karena tingkah Zena. Bukan hanya itu saja, Zena selalu membuatnya berdebar tanpa ia sadari. Selama ini, belum ada satu gadis mana pun yang mampu membuatnya tertarik hingga berdebar-debar.
Dan Zena lah sesuatu yang ia cari selama ini. Seseorang yang berhasil meruntuhkan dinding es dihatinya hingga mencuri perhatiannya. Dialah solusi dari kebingungan Arga akan pertanyaan apakah Cinta itu? Dan saat ini ia temukan jawabannya. Dia yang hadir dengan mengejutkan. Telah melengkapi potongan hati yang tidak ia temukan dimana pun selama ini.
Arga tersenyum, merengkuh gulingnya erat, mengingat wajah sebal Zena yang menjadi penarik hatinya. Sungguh, ia mengakui Zena terlihat sangat menggemaskan ketika ia sedang kesal. Untuk itulah, Arga sangat gemar menggoda gadis cantik itu. Tapi, sungguh tak dapat dipungkiri lagi, Zena memang memiliki wajah yang sempurna. Bola mata bulat biru, hidung mungil, bibir tipis dan pipi agak tembem, layaknya boneka.
Hanya saja, dulu ia tak menyangka gadis semanis dirinya , ternyata sangat berbanding terbalik dengan sifatnya. Arga heran saja. Tapi, ia sangat bersyukur karena Zena akhirnya mau mendengarkannya. Perlahan ia mulai berubah menjadi gadis yang lembut dan tak menunjukkan kesombongannya lagi. Arga bersyukur untuk itu.
Mencintai seseorang itu artinya kita menginginkan mereka menjadi lebih baik, bukan sebaliknya.
>>•JENTERA•<<
Langit hitam perlahan menyingkir digantikan dengan sang Mentari yang datang perlahan dengan wajah yang berseri-seri. Kicauan burung nan merdu menambah teduh, suasana hati Zena yang kini sudah rapi dengan seragamnya, siap berangkat sekolah.
"Morning mom"sapa Zena mengesun kedua pipi Ibunya yang nampak asyik menonton chanel berita diruang keluarga, lengkap dengan pakaian tidurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sultan Sekolah [COMPLETED]√
Teen Fiction[Proses Revisi] Info! Cerita ini mengandung unsur pembangkit emosi seperti marah-marah, sedih, terharu, takut dan Baper-baperan pastinya. Diharapkan yang punya ketahanan hati saja yang membacanya. Karena Novel ini memiliki campuran genre antara Roma...