MENEMUKANMU

316 19 18
                                    

Penerbangan Amerika-Jakarta sudah lending dari beberapa menit yang lalu. Terlihat kerumunan penumpang berhamburan memenuhi area bandara. Irwan menyeret kopernya lalu menghubungi seseorang dibalik sana.

"Saya baru saja tiba dijakarta dan akan langsung menuju kantor"ucap Irwan buru-buru.

"......"

"Baik. Saya akan tiba setengah jam disana. Tolong persiapkan semua berkas-berkas untuk meeting nanti. Terima kasih"

Irwan mempercepat langkah kakinya, lalu disambut driver kantor yang akan siap mengantarnya.

                     >>•JENTERA•<<

Zena memicingkan matanya sedikit bingung menatap Rian dan Viola secara bergantian. Sedangkan kedua insan itu nampak terpaku sejenak.

Viola bangkit dari kursinya lalu melangkah pelan hingga tiba di tengah ruang agak jauh dari Rian. Tatapannya datar.

"Dari mana kamu tahu nama panggilan itu?"tanya Viola kini menatap Rian tajam.

"Kamu belum jawab pertanyaanku. Bagaimana bisa kamu tahu lagu itu?"sentak Rian.

"Aku nggak perlu menjawabnya. Itu bukan urusanmu kan?"ujar Viola dingin.

"Itu urusanku. Dan aku minta kamu menjawabnya sekarang"pintah Rian serius.

Viola menyeringai sinis lalu membelakangi Rian hendak kembali ke tempatnya.

"Apa kamu tahu sapu tangan ini?"Rian menunjukkan kain tipis yang pernah dipungut Zena waktu itu.

Langkah Viola tercegah. Perlahan ia membalikkan tubuhnya menghadap Rian. Nampaknya Viola terkejut namun ia tak menunjukkannya.

"Dari mana kamu dapat sapu tangan usang dan bodoh itu?"Viola menyeringai enteng.

"Apa kamu bilang? usang dan bodoh? aku nggak akan maafin kamu karena sudah menghina hadiah dari Snow"tegas Rian.

Viola menyunggingkan senyuman remeh.

"Untuk apa kamu masih menyimpan benda jelek pemberian anak kecil tujuh tahun yang lalu? sungguh bodoh"cibir Viola membekap kedua tangannya di depan dada.

Rian meremas jemarinya kesal.

"Bagaimana kamu bisa tahu kalau ini pemberian anak kecil? JAWAB!"gertak Rian emosi.

"Siapa kamu sebenarnya?"tanya Rian menyorot tajam.

Viola tak menyahut. Matanya kini menerawang Rian lekat dalam jarak agak jauh.

"JAWAB VIOLA!"bentak Rian.

"Apa kamu adalah Snow?"

"Ini ada apa sih?"tanya Arga tak mengerti dengan situasi tegang di hadapannya.

"Sstt! kita diam aja. Nanti gue ceritain"bisik Zena. Arga pun menurut. Mereka hanya bisa diam mematung menyaksikan kedua insan itu layaknya sedang menonton drama siaran langsung.

Viola diam sejenak. Matanya menyorot Rian dingin. Kakinya maju beberapa langkah hingga tiba tepat di depan pria tampan itu.

PLAKK

Wajah Rian teleng ke sebelah akibat tamparan Viola. Arga dan Zena terkejut. Entah apa yang dilakukan gadis itu. Pikir mereka. Rian memegangi wajahnya yang memerah. Matanya menyorot Viola penuh tanda tanya.

"Memangnya kenapa kalau aku adalah Snow? kamu mau apa?"tanya Viola berubah menjadi sangat dingin.

Mata Zena sekaligus Rian terbelalak tak percaya.

Sultan Sekolah [COMPLETED]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang