HATI YANG PECAH

538 27 3
                                    

POV  Zena

"Enggak selamanya berjuang itu baik. Ada kalanya kita harus mundur dan tau diri."_ Zena

                            >>•••<<

Semenjak kejadian itu, sudah tiga hari Aku tak menampakkan diri disekolah. Lebih nyaman terkurung disini. Tanpa ada orang-orang yang mencibir, membentak bahkan menertawakan kebodohanku.

Entah sudah berapa lama aku duduk meringkuk dibawah kaki ranjang. Makanananku pun tak ku sentuh sedari pagi hingga siang ini. Yang kurasa, mulutku tak ingin menjamah santapan itu meskipun perut sudah merontah-rontah. Bahkan ponselku terus berdering tiada henti. Dan aku tidak peduli.

Aku merasa sikapnya melakukan penolakan terhadapku sudah jelas membuktikan bahwa dia tak pernah menyukaiku. Dan Aku merasa seperti orang bodoh yang mungkin mencintai orang yang tak akan pernah bisa untuk mencintaiku ! Mungkin Dia tak pernah menganggapku ada. Selama ini Aku mencoba untuk berubah dan tak pernah berhenti untuk memberikan apa yang terbaik untuknya. Perhatian, cinta, kasih sayang atau apapun yang bisa Aku lakukan asal bisa membuatnya menerimaku. Walau kadang Aku tetap saja melakukan kesalahan.

Dan tragisnya semua yang kulakukan, hanyalah sia-sia!

Tapi,

Apa Aku salah mencintainya?

Mungkin Dia hanya merasa bahwa Aku adalah pengganggu dalam kehidupannya, yang selalu hadir di saat yang tak pernah tepat.

Namun, Aku terus mencoba bertahan untuk bisa memasuki kehidupannya dengan baik, agar nanti Dia bisa menerimaku. Dan meskipun Aku harus merasa sakit untuk mencobanya tapi Aku terus berkeyakinan bahwa Aku pasti bisa...

Tapi nyatanya, semua perjuanganku berakhir sia-sia.

Sudah cukup! Aku tak ingin lagi mengejarnya. Bukan karena aku terlalu mudah untuk menyerah. Namun karena aku tahu, bahwa seharusnya Aku tidak berada diposisi ini. Harusnya aku sadar, bahwa Aku adalah wanita yang seharusnya diperjuangkan lelaki. Tapi, Aku berusaha melangkahi aturan itu. Hanya karena keegoisan untuk memilikinya. Sampai Aku lupa kalau Aku berharga.

Tapi sudahlah! Aku tak ingin menangisi semua yang telah terjadi. Semuanya sudah hancur. Jangankan Citraku sebagai Ratu sekolah, hatiku pun sudah pecah. Ini sudah diambang batas ku untuk memperjuangkan seseorang yang sama sekali tak menganggapku ada.

Sudah mencoba tapi tak dihargai!

Sudahlah Zena! Lo harus ngelupain Arga mulai detik ini dan selama-lamanya. Udah cukup harga diri lo diinjak-injak.

Aku mencoba menghibur diriku sendiri sebisa mungkin. Meskulipun aku tahu tak akan semudah dan secepat itu untuk melupakannya. Tapi Aku berusaha.

Sementara Aku hanyut dalam lamunanku. Tiba-tiba ponsel ku berdering lagi. Sebenarnya Aku enggan untuk meraih apalagi untuk menjawabnya. Namun, kali ini ku lihat tulisan Daddy dilayar ponselku. Dengan terpaksa aku mengangkatnya.

"Zena, ada apa dengan kamu?kenapa kamu tidak masuk sekolah?"tanya Ayah sontak membuatku terkejut. Tentu saja, pikirku dari mana Ayah tahu kalau selama beberapa hari ini aku tidak masuk.

"Da-dari mana Papi tahu?"tanyaku heran.

"Jadi benar ya? kamu tidak lagi ke sekolah?"tanya Ayah tak menjawab pertanyaanku.

"I-iya Pi"

"Papi sayang sama kamu tapi bukan berarti kamu harus seenaknya. Besok kamu harus ke sekolah. Papi gak mau dengar lagi ada telepon dari sekolah kamu"tegas Ayah.

Sultan Sekolah [COMPLETED]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang