Rian menatap Viola, Zena dan Arga heran sekaligus bingung. Ia sendiri juga tak mengerti mengapa dirinya dipanggil ke atap sekolah?
"Kenapa kalian manggil aku ke sini?"tanya Rian bingung.
"Biar aku yang jelasin"Viola mengambil alih. Ia maju beberapa langkah hingga tiba di depan pria pintar itu.
Viola menatap Rian sejenak sebelum memberitahu apa yang mereka rencanakan.
"Sebelumnya aku minta maaf. Mungkin ini akan sedikit kedengeran gila. Tapi aku berharap banget, kalo kamu mau bantuin kita"tutur Viola semakin menambah kebingungan Rian.
"Maksudnya?"
Viola menghela napas dalam-dalam.
"Aku dan Arga udah dijodohin dua hari yang lalu waktu diacara pesta Mamanya. Dan kita nggak setuju. Karena aku gak bisa berjodoh dengan orang yang gak aku sukai begitu juga dengan Arga"desah Viola melirik ke arah Arga dan Zena yang nampak saling bergandengan tangan erat di belakangnya.
"A-apa? dijodohkan? kamu sama Arga?"Rian terperangah tak percaya.
Viola mengangguk pelan.
"Untuk itu, aku mau minta bantuan kamu buat pura-pura pacaran denganku. Bisa nggak?"tatap Viola memohon.
"Hah?"
"Kenapa harus aku?"tanya Rian heran.
Viola menghembus pelan.
"Soalnya teman yang mau bantuin aku tiba-tiba harus berangkat ke luar negeri. Jadi rencanaku gagal"jelas Viola lirih.
Rian mendengus tak percaya.
"Ini gila. Sungguh gila"
Zena maju mendekati Rian.
"Gue mohon Rian, please bantuin kita. Gue mohon"desah Zena ikut memohon.
Arga pun ikut melangkah hingga tiba di samping Zena.
"Gak perlu memohon gitu juga kali. Kalo dia pengen bantu, ya bantu, kalo gak ya enggak"gumam Arga menatap Rian dingin.
Zena mendongak kesal"lo bisa diam dulu nggak sih?"
Arga mendengus jenuh, tampangnya berubah kesal.
"Rian please, bantuin kita. Gue mohon sekali ini aja"ujar Zena penuh permohonan.
"Iya, aku mohon. Bantu kami kali ini aja. Dan aku akan ngasih apa yang kamu mau. Please"bujuk Viola.
Rian nampak menimbang-nimbang. Sedangkan Arga terlihat menahan kesal karena pria di depannya ini sudah berhasil membuat kedua wanita di sebelahnya memohon-mohon seperti seorang pengemis. Cih, Arga tak senang.
"Baiklah, tapi lakuin ini karena Zena"desah Rian menatap Zena.
Napas lega kini terhembus dari hidung kedua gadis cantik itu. Sementara Arga diam tak bergeming. Sepertinya, sedang menahan rasa kecemburuannya.
"Thanks, Rian. Lo emang teman terbaik gue"ucap Zena penuh rasa terima kasih.
"Makasih ya?"senyum Viola.
Rian tersenyum simpul.
"Ga, bilang terima kasih sama Rian"titah Zena menyikut lengan kekasihnya.
"Gue?"heran Arga.
Zena memutar bola matanya bosan"bukan, emak lo. Ya iyalah kamu Arga Retno Sanjaya"desahnya.
"Kenapa harus gue"lirik Arga dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sultan Sekolah [COMPLETED]√
Teen Fiction[Proses Revisi] Info! Cerita ini mengandung unsur pembangkit emosi seperti marah-marah, sedih, terharu, takut dan Baper-baperan pastinya. Diharapkan yang punya ketahanan hati saja yang membacanya. Karena Novel ini memiliki campuran genre antara Roma...