Ruang bimbingan Konseling, tempat bagi siswa untuk mencurahkan dan menyelesaikan segala masalah yang berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar. Dan di sinilah Arga berada sekarang.
"Kamu lagi?"tanya bu Rahayu melototi Arga ketika melihat siswa yang pernah mampir ke ruangannya itu.
"Dia yang memukul saya bu,"tunjuk Chris mengarah langsung ke Arga.
"Apa betul itu?"
"Ck, pecundang!"gumam Arga pelan seraya melempar tatapan remeh ke arah Chris. "Iya bu,"jawabnya enteng.
"Tuhkan bu? dia yang ngelakuin semua ini ke saya. Pokoknya saya mau dia segera dikeluarin dari sekolah ini bu secepatnya,"cetus Chris memegangi pipinya yang lebam.
"DIAM! yang guru itu kamu atau saya sih?"ketus guru gemuk itu kesal.
"Dan kamu, ini sudah kedua kalinya kamu masuk ke sini. Ini peringatan terakhir buat kamu,"ujar bu Rahayu melototi Arga kesal.
Arga diam tak bergeming. Tatapannya tertuju kepada Chris. Andai saja ini tidak sedang diruang BK, mungkin pria itu sudah sumbing dibuatnya.
"Ini surat panggilan orangtua. Besok ibu mau bertemu dengan wali kamu,"tutur bu Rahayu menyodorkan sebuah amplop kepada Arga. Chris menyeringai licik.
Arga pun segera menyambut kertas itu, masih menatap Chris tajam seakan menyiratkan tanda awas!
"Dan kamu Chris, sekarang kamu boleh pulang ke rumah,"titah guru BK itu sontak mengundang tatapan dari Chris.
"Baik bu."
Chris menarik langkahnya lalu melewati Arga"siap-siap aja lo dikeluarin dari sekolah,"seringainya remeh.
Kepalan Arga mulai terkumpul. Rasanya, ia ingin sekali kembali menghantam pria bajingan itu. Namun, ia berusaha untuk tak terpancing.
"Dan kamu Arga, kamu ini murid baru kan? harusnya menjadi teladan bagi murid-murid disini. Ibu juga sudah dengar, kalau kamu anak yang pintar dan berprestasi. Tunjukkan kalau kamu ini anak yang baik,"ceramah bu Rahayu panjang lebar.
Arga menghembus napas bosan. Entah, mimpi apa dia semalam hingga ketiban sial hari ini! Arga pasrah. Bu Rahayu terus mengoceh hingga akhirnya membebaskan Arga karena lonceng sudah kembali berdering. Tanda istirahat telah usai.
****
Pelajaran sudah dimulai beberapa menit yang lalu. Seorang guru biologi tengah sibuk membaca didepan. Sementara itu, Zena asyik memantau sosok Arga yang sementara terbaring dengan kepala diatas meja. Entah kenapa, ia merasa sedikit prihatin akan pria itu. Mengingat bahwa Arga sedang sakit dan baru saja kembali dari ruang BK.
Pak Guru Tresno kini beralih ke papan tulis. Nampak, guru itu sedang menggambar sesuatu di papan. Selagi guru itu sibuk dengan aktivitasnya, Zena merobek sebuah kertas lalu tangannya sudah bergerak lincah diatas sana. Tak lama kemudian, sobekan itu dilipat lalu disuruh mengoper sampai kepada meja Arga.
Semua pun menuruti pintah Zena. Mereka terlihat saling mengalihkan lipatan itu hingga terhenti di meja pria itu merebah.
"Ga, bangun. Nih ada surat buat lo,"bisik Raffa menyenggol Arga agar pria itu segera bangun.
Dengan lamban, pria itu mengangkat kepalanya dari atas mejanya, lalu menguap pelan.
"Ada apa sih?"
"Tuh, buat lo dari Zena,"ujar Raffa menunjuk sosok gadis itu dengan dagunya.
Arga memicingkan matanya seraya menatap surat ditangannya lalu beralih ke tempat dimana gadis cantik itu berada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sultan Sekolah [COMPLETED]√
Teen Fiction[Proses Revisi] Info! Cerita ini mengandung unsur pembangkit emosi seperti marah-marah, sedih, terharu, takut dan Baper-baperan pastinya. Diharapkan yang punya ketahanan hati saja yang membacanya. Karena Novel ini memiliki campuran genre antara Roma...