"Berawal dari harapan yang Indah, perlahan berubah menjadi angan-angan yang menusuk hati"
>>•JENTERA•<<
Taman belakang nampak sudah tertata Indah dengan bola-bola lampu warna-warni yang menggantung dan berkelap-kelip mewarnai angkasa jingga. Sebuah meja panjang sudah terhias menawan dengan lilin-lilin, tak lupa juga kue tart putih coklat.
Balon-balon tampak terhias di tepi jalan setapak menambah kesan memukau. Sudah tersedia juga dua buah kursi khusus untuk Ayah dan Ibu Arga yang dikelilingi lilin-lilin dan taburan kelopak nawar. Yah, Arga dan Zena sibuk menata dan mendekor taman belakang hanya ingin membuat kejutan untuk ibunya yang berulang tahun.
Arga sudah tampak rapi dengan kemeja yang kemarin dibelinya bersama Zena, jam tangan hitam, celana jeans panjang lengkap dengan sepatu putihnya. Rambutnya pun ditata menyamping hingga semakin menampakkan dahinya yang oytih mulus terpapar jelas. Satu kata yang mewakili penampilan Arga malam ini. Tampan...!
Dilirik jam ditangannya. Waktu menjukkan pukul 18.00 sore dan pacarnya masih juga belum keluar dari dalam kamar Ibunya. Sudah hampir setengah jam dan gadisnya belum juga menampakkan diri. Sebentar lagi Ibunya akan segera kembali dari salon.
Tak berapa lama kemudian Zena akhirnya keluar. Gaun biru muda selutut dengan brokat dibagian dada membuat Zena nampak sangat anggun. Rambutnya pun dikepang sedikit pada bagian poni lalu menggulungnya ke atas hingga menampakkan leher jenjangnya.
Untuk sesaat mata Arga terpaku tak berkedip. Pandangannya benar-benar dibuat terhinopstis dengan gadis cantik di depannya ini.
"Gimana penampilanku? Bagus gak?"tanya Zena memperlihatkan gaunnya.
Arga mengangguk pelan masih terpana. Tak bisa dipungkiri lagi, Zena memang sangat cantik. Arga dibuat terkesima.
Zena melangkah menghampiri kekasihnya itu. Dengan senyum merekah digandengnya tangan Arga.
"Ada apa? kenapa kamu ngeliat aku seperti itu?"tanya Zena heran karena Arga tak berhenti menatapnya.
"Kamu cantik banget malam ini"puji Arga sontak membuat Zena tersipu.
"Jadi, kemarin-kemarin aku gak cantik gitu?"Zena pura-pura sebal mencoba menyembunyikan kegugupannya.
"Gak kok. Kamu selalu cantik dimata aku. Hanya saja, malam ini lebih cantik lagi"hidur Arga berusaha tenang. Tak bisa dipungkiri, ia juga merasa berdebar-debar.
Zena tersenyum malu"thanks. Yuk ke depan"ajaknya.
"Tunggu bentar"cegat Arga menarik ponselnya lalu menyentuh tombol kamera.
"Ada apa?"heran Zena.
"Kamu berdiri disitu biar aku fotoin"titah Arga mengarahkan bidikannya ke sosok Zena yang berdiri.
Zena mengerutkan dahinya bingung.
"Kamu mau fotoin aku? buat apa?"
"Biar jadi koleksiku"sahut Arga enteng.
"Hah?"kejut Zena.
"Udah kamu diam aja dulu di situ. Bentar diang kok"titah Arga bersiap mengambil gambar.
Zena terpaksa menuruti keinginan kekasihnya itu. Ia pun mulai berpose anggun dan Arga mulai membidik beberapa gambar. Senyuman puas nampak tertera jelas diwajahnya. Arga puas dengan hasil bidikannya.
"Cantik"desahnya memandangi foto-foto jepretannya barusan.
"Mana coba aku liat?"Zena penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sultan Sekolah [COMPLETED]√
Teen Fiction[Proses Revisi] Info! Cerita ini mengandung unsur pembangkit emosi seperti marah-marah, sedih, terharu, takut dan Baper-baperan pastinya. Diharapkan yang punya ketahanan hati saja yang membacanya. Karena Novel ini memiliki campuran genre antara Roma...