Kini Arga dan Ibunya tengah menikmati dinner-nya diruang makan santai. Sesekali senyuman simpul terhias diwajah Meifang. Mereka seolah melupakan masalah yang ada. Senyum merekah nampak menghias di bibir Arga kini. Ibu dan anak itu memang sangat dekat. Arga menganggap mamanya bukan hanya sekedar seorang Ibu, tapi juga sahabat. Untuk itu, tak heran jika Arga selalu bercerita tentang apa saja pada Ibunya. Dan Meifang selalu mendengarkannya.
Namun, senyuman ceria Arga segera luntur ketika seorang lelaki dengan setelan jas abu-abu, melangkah menghampiri meja makan.
"Arga, papa ingin bicara denganmu sebentar"desah Anthoni seperti memohon.
Arga kehilangan nafsu makannya. Dengan kasar dihempaskan sendok dan garpunya begitu saja, hingga menimbulkan dentingan.
"Ma, Arga udah kenyang"desah Arga menatap Ibunya sekilas lalu beranjak dari kursinya begitu saja tanpa menghiraukan Ayahnya.
Suasana nampak hening sejenak. Pandangan Anthoni kini teralih kepada istrinya.
"Kamu boleh saja menyakitiku Anthoni. Tapi jangan sekali-kali dengan anak-anak kita"ujar Meifang masih menikmati makanannya santai.
"Harusnya kamu sudah mengerti Meifang, kalau aku tak pernah mencintaimu sejak dulu. Aku hanya terpaksa menikah denganmu, kau tahu itu?!"tegas Anthoni menatap Meifang.
Meifang tersenyum simpul lalu meletakkan sendok dan garpunya, menatap Anthoni sejenak.
"Aku tahu kau memang tak pernah mencintaiku. Kau hanya menghargaiku selama ini. Tapi kau harus tahu juga Anthoni, kita sekarang sudah mempunyai dua orang putra. Harusnya kau tahu itu sebelum semua ini terjadi"desah Meifang sektika menjadi dingin.
Anthoni berdelik kesal"harusnya kau sudah ku ceraikan sejak dulu. Dengan begitu, takkan permasalahan ini"
Tangan Meifang mengepal"kau yang membuat semua masalah ini. Jangan mempermasalahkan masa lalu Anthoni"
Anthoni menyeringai remeh"aku tidak tahu kau belajar akting di mana selama ini. Tapi sungguh ku akui itu sangat Bagus"
"Apa maksudmu?"tajam Meifang.
"Kau pikir aku tidak tahu kau masih berhubungan dengan mantan kekasihmu jauh sebelum kita memiliki Gilang dan Arga?!"hardik Anthoni emosi.
"Apa yang kau bicarakan ini Anthoni"heran Meifang bangkit dari kursinya.
"Kau selingkuh dariku ketika pernikahan kita selesai. Apa kau pikir aku tidak tahu kau menemuinya secara diam-diam? hah?!"
"Itu hanya salah paham Anthoni. Aku menemuinya karena ingin mengatakan kalau aku sudah menikah denganmu dan dia tak perlu lagi menggangguku. Itu saja"
Anthoni menggeleng tak percaya"lalu kenapa kau tak pernah bilang padaku?"
"Itu karena-"
"Karena apa? karena kau tak ingin aku tahu kan? sudahlah Meifang. Simpan semua sandiwaramu di depan anak-anak. Aku sudah benar-benar muak dengan sikapmu"
"Iya aku tahu, aku salah waktu itu. Tapi bukan berarti kamu mau menjadikan semua yang lalu adalah kesalahanku sekarang. Jangan menutupi semua kesalahanmu dengan menyalahkanku Anthoni"decak Meifang tak terima.
"Ah, sudahlah. Aku sudah tak perduli lagi denganmu. Lebih baik kau pergi saja dari sini"sergah Anthoni jengkel.
"Sampai kapanku aku tidak akan pergi dari sini. Kau pikir aku akan membiarkanmu hidup dengan perempuan pelakor itu di sini?"bantah Meifang.
Anthoni menatap istrinya geram"jaga ucapanmu"
"Apa? memang dia itu pelakorkan?"lotot Meifang tak takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sultan Sekolah [COMPLETED]√
Teen Fiction[Proses Revisi] Info! Cerita ini mengandung unsur pembangkit emosi seperti marah-marah, sedih, terharu, takut dan Baper-baperan pastinya. Diharapkan yang punya ketahanan hati saja yang membacanya. Karena Novel ini memiliki campuran genre antara Roma...