Pisau Chris menancap tepat di atas kepala Zena. Untung saja, tidak mengenainya. Zena membuka perlahan matanya, dan mendapati Chris tersungkur dilantai disergap sejumlah polisi.
Nampak, sosok Arga datang menghampirinya lekas. Cairan bening dipelupuk matanya kini kembali menetes membasahi pipi. Arga? syukurlah dia datang. Zena membisu. Tak mampu bicara saking ketakutannya.
"Zena, kamu nggak apa-apa?"desah Arga segera mendekap tubuh Zena cemas.
"Hiks"isak Zena mengeratkan lilitan lengannya. Tubuhnya bergetar.
"Tenanglah. Aku di sini. kamu udah aman sekarang. Gak akan aku biarin siapapun nyakitin kamu"hibur Arga mengusap-ngusap punggung Zena mencoba menenangkan jiwa kekasihnya yang sedang terguncang.
Zena mengeratkan rengkuhannya seakan Arga akan pergi meninggalkannya jika ia tak melakukan itu. Jiwa Zena sungguh sedang terguncang.
*** JENTERA***
Setelah itu Chris langsung disergap ke kantor polisi. Pihak kepolisian segera mengamankan sejumlah barang bukti seperti benda tajam yang digunakan untuk membunuh para korbannya, dan mayat utuh yang sudah diawetkan membentuk seperti manekin.
Tangan Chris diborgol. Nampak, pak polisi sedang mengajukan beberapa pertanyaan padanya. Pria gila itu hanya menyeringai seperti enggan untuk menjawab. Namun, setelah didesak, pria gangguan jiwa itu pun perlahan menceritakan yang sebenarnya terjadi.
Chris mengaku bahwa ia sudah menderita gangguan jiwa semenjak ia kecil. Dulu sewaktu ia duduk dibangku SD, ia tak segan menancapkan pisaunya ke hewan-hewan peliharaan tanpa rasa kasihan sedikitpun. Dan itu terasa menyenangkan menurutnya. Ketika SMP, Chris tak segan mengiris lengan sahabatnya hingga membuat kawannya itu dirawat diRS. Dan karena ulahnya itu, Chris dikeluarkan dari sekolah dan harus pindah ke sekolah lain.
Chris juga mengaku membunuh mantan pacarnya ketika duduk dibangku SMP kelas tiga. Dengan alasan, pacarnya hamil dan terus mendesaknya untuk segera menikahinya. Chris masih terlalu muda untuk itu, ia bahkan takut jika orangtuanya mengetahui hal itu. Maka, cara satu-satunya yaitu dengan menghabisi kekasihnya itu, dengan menikam tepat di jantungnya, kemudian menyimpan mayatnya dengan cara diawetkan. Chris mengaku mendapat ide itu dari berbagai film yang ia tonton.
Chris juga tak segan menghabisi wanita cantik yang tak lain merupakan selingkuhan ayahnya. Chris sangat membenci ayahnya yang suka mempermainkan wanita. Ia tak segan mencabik-cabik wajah wanita itu dengan pisau, lalu mengambil jantungnya, kemudian tubuhnya diawetkan. Chris mengaku sangat puas melihat pelakor itu menderita. Kemudian korban yang terakhir. Chris tak segan memperkosa adik perempuannya yang berumur 10 hanya karena tak sengaja melihat saudaranya itu telanjang didepannya. Entah kerasukan apa, ia segera mendorong saudaranya lalu menidurinya. Chris yang tak ingin adiknya mengadu kepada orangtua, segera menancapkan pisau tepat ke kepala gadis Malang itu hingga tak bernyawa karena kehabisan darah.
Chris juga mengaku kalau ia akan membunuh Zena karena gadis itu telah mempermainkannya. Chris menyimpan dendam untuk Arga. Selama ini ia terus memantau Zena. Dan ketika ia tahu bahwa pria yang pernah memukulinya disekolah telah resmi berpacaran dengan gadisnya, Chris tak segan kembali mengusik Zena dengan cara mengiriminya sms.
Yah, Chris mengatakan bahwa ia sengaja mengirimi gadis itu sms untuk bertemu ditaman kota jam 17.00, setelah menyelenong ke rumah perempuan itu dan menyandera para pembantunya. Tapi, sialnya Zena sudah pulang. Padahal ia baru saja akan ke taman kota.
Ia mendengar bel rumah berdering. Itu sudah pasti gadis itu. Maka Chris bersembunyi lantai atas. Ketika gadis itu sudah bertumpu dibawah sana. Chris melemparkan boneka milik adiknya itu yang kemudian jatuh tepat di hadapannya. Tadinya, ia akan menghadiahkannya kepada Zena.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sultan Sekolah [COMPLETED]√
Teen Fiction[Proses Revisi] Info! Cerita ini mengandung unsur pembangkit emosi seperti marah-marah, sedih, terharu, takut dan Baper-baperan pastinya. Diharapkan yang punya ketahanan hati saja yang membacanya. Karena Novel ini memiliki campuran genre antara Roma...