Hoshi - Workaholic [Epilog]

11.7K 1.1K 164
                                    

Saga Kwon tidur nyenyak dalam balutan selimut berwarna biru gelap dengan motif bintang yang merupakan hadiah dari Choi Seungcheol. Kulitnya putih bersih, hidungnya mancung, bibirnya tipis, dan pipinya nggak tembam seperti ayahnya. Lahir dengan berat 3.0 kilogram dan panjang 57 sentimeter memang membuat pipinya agak tirus meskipun masih bayi. Tapi dia sehat—luar biasa sehat sejak dilahirkan tiga hari lalu.

"Dilihatin terus, sampai bosen tuh Saga-nya. Cemberut dia," kata Soonyoung yang baru saja masuk kamar dan mengambil tempat di seberangku, di sisi kanan Saga. "Ganteng ya kayak aku?"

"Kamu inget nggak sih pernah nebak dia cewek?" Aku menyahut, jengah dengan tingkat percaya dirinya yang sudah kembali seperti semula pasca insiden hijau. "Dia kalau tidur jam segini tuh nanti pasti jam dua dini hari bangun. Kamu mau gendong?"

"Nggak pa-pa, tapi biasanya dia mau minum. Aku nggak bisa kasih minum kan?" Soonyoung tertawa, mengulurkan tangannya melewati Saga untuk mengacak rambutku. "Kenapa sih kok bete terus sejak pulang dari rumah sakit hmm?"

"Capek nerima tamu," jawabku pelan. "Temen kamu banyak banget yang datang ke sini. Bukannya aku nggak bersyukur tapi rasanya aku jadi nggak punya waktu buat tidur karena pagi sampai sore nerima tamu, malam Saga nggak mau tidur." 

"Namanya juga baru lahiran, banyak yang pengen ketemu Saga, kasih selamat ke kamu." Soonyoung menepuk-nepuk kepalaku lembut. "Tapi temenku udah semua kok kayaknya kemarin. Tinggal Jihoon sama Minghao, besok pagi katanya."

"Ya udah, nggak pa-pa." Aku berguling, telentang menatap langit-langit kamar. "Aku tidur ya?"

"Saga nggak dipindah dulu ke boksnya?" tanya Soonyoung setelah mencium pipi bayinya. "Nanti ketendang kamu."

"Pindahin ya? Berani kan?"

"Duh. Berani sih, tapi—"

"Makasih, Ayah," potongku cepat. Soonyoung cuma mendengkus pelan sebelum mengangkat Saga dan memindahkannya ke dalam boks bayi di samping meja kerjanya.
_____

"Kamu nggak kerja?" Aku bertanya karena baru saja keluar dari kamar dan menemukan Soonyoung melamun di meja makan. Sepertinya dia bangun cuma beberapa menit sebelum aku.

"Nanti bareng Jihoon."

"Pengen makan apa?" Aku menghampiri kitchen bar, meletakkan teflon di atas kompor sebelah kanan sebelum berjalan menghampiri Soonyoung—memeluknya sekilas dan mencium pipinya. "Oats mau?"

"Apa pun." Soonyoung menoleh ke kiri, balas mencium bibirku sekilas. "Aku ngantuk banget gimana ini?"

Aku ketawa, berbalik menuju kulkas dan mengambil beberapa bahan. "Kan udah kubilang, Saga lama meleknya."

"Iya. Tidurnya juga lama banget. Calon kebo."

"Mulutnyaaaa."

Soonyoung juga ketawa. "Kamu udah mandi?"

"Belum. Kenapa?"

"Nggak pa-pa, cuma tanya." Soonyoung menggeliat. "Aku buatin susu dulu dong, haus. Habis itu baru mau mandi."

"Sarapan sekalian aja, mandinya nanti nggak pa-pa." Aku meletakkan bahan-bahan, ganti mengambil gelas dan kotak susu. "Jihoon sama Minghao mau ke sini jam berapa?"

"Katanya sepuluh, nggak tau."

"Duh, sebentar lagi dong." Aku melirik jam, memastikan lagi. "Saga belum bangun, belum mandi."

"Ini tuh masih setengah sembilan—please deh."

"Satu setengah jam tuh cepet kalau kamu pakai buat masak, mandi, mandiin Saga, dan lain-lain. Aku pengen bikin simple cookies buat Jihoon juga nih."

Seventeen Imagine 2.0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang