"GUE TUH LEGA AKHIRNYA BISA KETAWA PUAS TANPA HARUS NAHAN-NAHAN SAMBIL CURSING SOAL KEBEGOAN KALIAN BERDUA," seru Kayla begitu gue selesai menceritakan kembali kejadian di dalam mobil di tepi jalan raya beberapa saat lalu. "Gue kan kesel ya, tiap hari ditanyain lo lagi apa, lo udah makan belum, lo sakit apa nggak, ada Mark Lee atau nggak–capek. Gue nggak tahu masalah lo berdua apa. Gue syok setengah mati waktu Hansol akhirnya cerita, dengan polosnya, soal perselingkuhan dia. ITU SELINGKUH DILIHAT DARI MANA, SIH?!"
Gue bimbang tentang apa yang harus gue lakukan sekarang. Meninggalkan Kayla dan pergi ke kamar atau memukulnya dengan kaleng bekas Pringles di dekat lutut.
KENAPA, SIH, DIA NGGAK NGOMONG AJA DARI KEMARIN?
"Hansol tuh selurus itu apa gimana?" tanya Kayla. "Maksud gue, kok bisa sih dia nganggap jalan, makan, dan nonton sama mantannya itu sebagai selingkuh? Dia bahkan mengakui kalau have no interest selain business-talking."
"Lurus apanya anjir, blangsak gitu," umpat gue. "Gue kesal banget waktu lihat dia di Exchange kemarin, gue marah banget waktu dia bilang ketemu cewek itu di blind date, gue udah ngerasa mau mati waktu dia bilang selingkuh tadi. Tapi waktu dia jelasin selingkuhnya begitu ... gue speechless."
"Gue jelas akan menahan lo untuk balikan kalau nggak begini kasusnya," Kayla tertawa. "Tapi ... dia tuh kenapa, sih, pure banget like–ya pure! Murni gitu loh, begonya."
"La, cowok gue itu–yang lo katain."
"O-oh, balikan nih jadinya?"
"Nggak tahu." Gue mengangkat bahu. "Gue nggak mau, La, kalau disuruh belajar manajemen perusahaan gitu. Gue mana paham. Kapasitas otak gue mana cukup?!"
Kayla tergelak. "Dumb."
"Hansol, right? Yes, so dumb."
"You too! Both of you! Dumb and dumber couple."
"Oh, shut up!"
"Makanya, jadi orang jangan cuek-cuek." Kayla menepuk lengan gue. "Lo sama Hansol itu terlalu bodo amat kalau gue lihat. Please–nanyain kabar, kasih perhatian, dan bilang kalau kangen nggak akan bikin harga diri lo jatuh kok. Dan, lo nggak harus belajar soal manajemen perusahaan untuk mengerti Hansol. Lo cuma harus belajar gimana cara berkomunikasi dengan baik. Lo berdua."
"Ada benernya juga lo–kadang."
"Oh–sial." Kayla memukul kepala gue dengan kaleng Pringles, hal yang sebenarnya sempat gue pikirkan lebih dulu. "Saran gue, balikan aja lo berdua. Masih saling sayang kok. Hansol juga menawarkan sesuatu yang menggiurkan–ikatan yang lebih serius."
_____
Han
Lo ada acara nggak hari ini?
8.19am readBelum ada acara
8.20am readHan
Jalan sama gue ya?
8.21am readKalau gitu, gue jadinya ada acara.
Hehehe.
8.22am readHan
Bego ah.
Gue jemput jam 3 di asrama?
8.23am readGue pakai apa?
8.24am readHan
?
8.24am readBajunya.
Gue harus pakai baju apa biar nggak salah kostum?
8.24am readHan
Nggak usah pakai baju.
8.25am readNGGAK JADI PERGI!!!!
8.25am readHan
Lagian pertanyaan lo tuh retoris.
Pakai aja yang nyaman, yang biasa lo pakai, yang lo punya.
Nanti gue bilang pakai dress lo pusing nyari-nyari.
8.25am read
KAMU SEDANG MEMBACA
Seventeen Imagine 2.0
FanficBook 2 of SEVENTEEN IMAGINE contains: 1. Hoshi's story - Workaholic [✅] Kwon Soonyoung, head of choreography department, love to dance and spending almost 24/7 in the office. Problem is coming when he started to cheat on his wife with his co-worker...