"Dek," panggil Kak Jihoon sebelum aku keluar dari dalam mobilnya—waktu aku lagi copot seatbelt. "Nanti pulangnya sama aku ya?"
"Kenapa? Tumben," jawabku pelan. Huft, jujur aja aku masih kecewa karena informasi dadakan dari Kak Jihoon. "Ada yang mau diomongin? Kak Jihoon mau putusin aku karena mau pergi ke—"
"Aku nggak bilang mau putus," potong Kak Jihoon cepat dan dia senyum tipis. "Kenapa sih? Kok jadi marah-marah. Aku cuma dua minggu, enggak selamanya."
"Kak Jihoon berangkat kapan?"
"Minggu sore kalau nggak mundur lagi."
"Tinggal empat hari dan Kak Jihoon baru bilang sama aku hari ini." Aku menggerutu. "Kak Jihoon nggak biasanya kayak gini."
"Iya, aku bingung soalnya."
"Kenapa?"
"Ya aku bingung, gimana caranya kasih tahu kamu kalau aku nggak di sini waktu kamu ulang tahun. Aku udah tahu kamu bakal sedih."
Aku mengerucutkan bibir—kesal. "Ya udah, kadonya mana? Kasih aku sekarang sini, aku mau dengerin lagu ciptaannya Kak Jihoon."
Sekarang, Kak Jihoon malah ketawa, meskipun tetep pelan dan gemes. "Desain covernya baru dibuat, belum selesai."
"Kapan selesainya?"
"Lusa ya." Kak Jihoon—untuk pertama kalinya setelah beberapa waktu—ngulurin tangannya buat elus-elus rambutku. "Langsung aku kasih kalau udah jadi."
Aku nggak jadi marah. Kak Jihoon terlalu lucu buat dimarahin. Tapi aku sedih dan tiba-tiba kepikiran omongan Kak Seungcheol. Jangan-jangan, aku memang ketergantungan sama Kak Jihoon sampai dia mau pergi dua minggu aja aku betenya setengah hidup?
"Udah, turun. Belajar yang bener ya. Jangan main handphone di kelas." Kak Jihoon senyum. "Kalau selesai duluan, tunggu di depan kelasmu aja. Nanti aku yang ke sana."
"Iya iya," kataku sambil benerin selempang tas di bahu kanan. "Dadah."
_____"Minghao, ulang tahunku hari Senin. Nggak dirayain di luar, cuman mau makan-makan aja di rumah. Datang ya, jam tujuh malam," kataku pada Minghao waktu jeda di antara dua kelas. Kelasnya pakai ruangan yang sama jadi kami nggak perlu pindah.
"Sama keluargamu?"
Aku mengangguk. "Iya, ulang tahunku selalu gitu karena aku nggak punya banyak temen. Kamu temenku di sini—mungkin satu-satunya yang paling deket sekarang."
"Kamu mau kado apa?"
"Hmm." Aku berpikir sebentar, Minghao sudah meletakkan handphonenya dan menatapku—menunggu jawaban. "Apa aja sih, aku nggak pernah minta kado juga."
"Aku bawain kentang goreng McD sekilo mau?"
Aku meledak dalam tawa. "Itu sih kamu yang suka. Seriusan, nggak usah bawa apa-apa. Kamu datang aja aku udah seneng sih, biar ramai. Lagian Kak Jihoon nggak bisa dateng juga."
"Ke mana?"
"Studi banding," jawabku suram. "Ke Amerika, berangkat hari Minggu. Ngeselin ya? Baru bilang."
Minghao cuma angkat bahu, habis itu sibuk sama handphonenya lagi. Aku nggak tahu dia ngapain, sempet lihat dia klik logo Safari tapi aku nggak lanjut nyimak karena Kak Seungcheol kirim Whatsapp.
Kakak
Beliin pulsa 100rb tolong.
Urgent nih aku mau telpon ketua BEM FT.
09.35am read(You)
Aku di kelas -_-
Ketua BEM apa pacar tuh yg mau ditelpon 55
09.35am read
KAMU SEDANG MEMBACA
Seventeen Imagine 2.0
FanfictieBook 2 of SEVENTEEN IMAGINE contains: 1. Hoshi's story - Workaholic [✅] Kwon Soonyoung, head of choreography department, love to dance and spending almost 24/7 in the office. Problem is coming when he started to cheat on his wife with his co-worker...