"Adek kok belum mandi?"
Aku yang masih bersantai di atas tempat tidur sambil menggambar imajiner di langit-langit kamar berguling ke kiri dan menemukan Mama baru saja masuk kamarku. Mama sudah rapi, seperti biasa, pasti ada acara.
"Kan hari Sabtu, Ma. Nggak perlu mandi pagi-pagi, nggak ada kuliah juga," jawabku santai. Berniat mandi jam dua sore nanti sekaligus pergi kencan sama Kak Jihoon.
"Lho, enggak mau pergi?"
"Nanti sorean kok. Kakak udah ilang ya?"
"Kakakmu pergi tadi jam delapan, cari baju buat kondangan katanya. Mama juga nggak tahu jam segitu mana ada mall yang udah buka? Paling alasan, mau pacaran." Mama membuka gorden kamarku satu per satu supaya cahaya matahari masuk. "Itu di bawah ada Jihoon, lho. Mama kira mau pergi sama kamu?"
"Lho?" Aku buru-buru duduk dan melompat dari kasur sedetik kemudian. "Kak Jihoon di sini?"
"Iya, makanya Mama tanya kamu kenapa belum mandi soalnya Jihoon udah ganteng." Mama ketawa sambil nyantolin tali gorden terakhir. "Mama mau pergi sama Mamanya Yuqi soalnya. Coba ditemuin dulu deh."
Aku buru-buru (lagi) cari ikat rambut dan bawa handphone yang udah dicharge semalaman sebelum keluar kamar. Sekilas ngelihat jam dan masih jam 10. Ngapain sih udah sampai sini? Hm.
"Baru bangun?" tanya Kak Jihoon bahkan sebelum aku sempet nyapa duluan. "Masih sipit, untung ngga ileran."
"Ih, sipit bilang sipit." Aku melempar tubuhku tepat di samping Kak Jihoon. "Kok pagi banget? Kan mau jalannya nanti sore."
"Aku gabut di rumah."
"Terus?"
"Ya kan besok aku udah pergi, mumpung masih bisa main," kata Kak Jihoon. "Mandi sana."
"Nggak mau, hemat air." Aku menjulurkan lidah, Kak Jihoon cuma ketawa. "Perginya tetep nanti kan ya? Main di sini aja."
"Iya iya, boleh. Eh, tapi Mama kamu mau pergi katanya? Masa di rumah berdua doang, nggak enak."
"Halah, emang mau ngapain? Kak Jihoon pegang tangan aku aja jarang-jarang."
"Ya ampun Dek, apa sih." Kak Jihoon otomatis dorong badanku biar mundur, jauh-jauh dari dia. Biasa. Pacar mana lagi yang nggak suka dideketin pacarnya? Cuma dia. "Cepet, Kak Jihoon tunggu."
"Kak Jihoon?" Aku mengulang perkataannya sambil tertawa puas. "Ih sejak kapan ngebahasain diri sendiri begitu? Lucu banget sih pacarku."
Kak Jihoon muter bola matanya, habis itu ketawa pelan—mungkin baru sadar kalau dia lucu. Baru mau aku godain lagi, Mama muncul di ruang tamu dan pamit mau pergi.
"Nanti kalau mau pergi disuruh mandi dulu ya, Jihoon. Kamu nggak mau kan bawa-bawa gembel di mall?" kata Mama sambil ketawa. Kak Jihoon cuma senyum, terus ngangguk. "Mama pergi dulu."
Aku males pindah lagi, jadi cuma dadah-dadah sampai Mama hilang di pintu garasi.
"Pergi ke mana katanya?"
"Mau jalan sama mamanya Yuqi kalau nggak salah." Aku jawab sambil ambil toples isi astor sementara Kak Jihoon sibuk lagi sama tasnya. "Kak Jihoon mau minum apa?"
"Air putih aja, suaraku lagi nggak bagus habis rekaman satu album soalnya," katanya sambil ketawa pelan. "Seungcheol ke mana?"
"Oh iya hadiahku ya? Mana mana?"
"Nanti," jawab Kak Jihoon. "Seungcheol mana?"
Aku manyun. "Pergi, cari baju buat kondangan kata Mama. Bentar ya, aku ambil minum dulu. Eh, udah sarapan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Seventeen Imagine 2.0
FanfictionBook 2 of SEVENTEEN IMAGINE contains: 1. Hoshi's story - Workaholic [✅] Kwon Soonyoung, head of choreography department, love to dance and spending almost 24/7 in the office. Problem is coming when he started to cheat on his wife with his co-worker...