Woozi - Bittersweet [Epilog Pt.2]

3.6K 581 65
                                    

Her Brother
Hoon, ke rumah sini.
Mau selapanan Yiren nih.
Nanti malam yaa.
08.29am read

Well, yes. Aku masih berhubungan baik dengan keluarga Choi dan sesekali menginap di rumah mereka kalau habis keluar dengan Seungcheol. Mereka masih menerimaku dengan baik. Sangat baik, malah. Kadang, aku masih dipanggil menantu Lee.

Hah.

Kalau dia masih hidup juga pasti aku beneran jadi menantu Lee. Umurku 26 tahun sekarang. Kalau masih hidup, dia sudah 24 tahun—sudah jadi istriku. Mungkin aku sudah menggendong anakku—paling enggak satu, karena anak Seungcheol sudah dua dan cewek semua: Choi Yiyang (1.5 tahun) dan Choi Yiren (35 hari). Semuanya cantik dan menggemaskan. Yiyang lucu mirip tantenya—almarhumah tantenya maksudku. Aku jadi betah main-main sama dia.

"Jihoon, menurutmu kalau suka sama cewek yang lebih muda gimana?"

Aku mendongak. Kepalaku masih pusing karena menyesuaikan dengan jabatan baru yang baru kupangku satu bulan lalu—semacam kepala produksi musik. Dan, tiba-tiba saja si Kwon Soonyoung ini—yang juga dipromosikan sebagai Head of Performance Director menerobos ruangan dengan pertanyaan aneh.

"Ya kenapa? Cowok-cowok biasanya suka sama cewek lebih muda kan? Pacarku dulu juga dua tahun lebih mu—"

"Hm, lebih dari dua tahun."

"Lima is okay."

"Sepuluh?"

"Ha?" Aku meletakkan pulpen dan menatap Soonyoung dengan seksama. "Mabuk kamu? Ketemu di mana cewek di bawah umur gitu? Sekolah mana?"

"Aku kan bilang 'kalau'. Misalkan. Seandainya. What if."

"Nggak masalah." Aku menggeleng. "Eh, bukannya kamu lagi deketin cewek yang seumuran? Atau yang mana lagi nih? Please, ini udah waktunya kamu nikah. Jangan main-main sama cewek terus."

"Aku mau ngelamar dia, minggu depan di kafenya iparmu. Bantuin ya!" Soonyoung cengengesan. "Soal cewek yang sepuluh tahun lebih muda itu, cuma tanya. Dan satu lagi—" dia mendekat. "—kamu malah belum punya pacar, jadi jangan suruh aku nikah cepet-cepet. Mau ditinggal?"

Aku memukul kepalanya sedikit keras sampai dia nyengir antara kesakitan dan senang karena sukses menjahiliku. Woah, Soonyoung benar-benar.

"Jadi kamu mau nikah?"

Dia mengangguk, matanya menyipit. "Kamu nyanyi di nikahanku ya?"

"Dibayar?"

"MAUNYA?" Gantian Soonyoung memukul kepalaku dengan lembaran kertas berisikan draf lagu debut girl grup baru. "Dah ah, aku balik dulu. Ini jangan lupa kelarin, biar koreografinya cepet jadi."

"Emang final line-up udah diumumin?"

"Denger-denger, anakmu yang nggak masuk cuma Chloe. Rea, Nana, sama Bitna masuk semua. Dari posisi dancer udah fix ada Eunjin sama Ichi. Yang dua, aku denger-denger tuh trainee baru, Sashi sama Yena."

"Bagus komposisinya."

"Belum fix. Masih disesuaiin lagi. Tapi sementara ya mereka."

"Oke." Aku mengangguk. "Aku pergi dulu ke Agust D."

"Ngapain? Hobi banget ke sana? Pacarmu di sana ya? Hayo, ngaku!"

Aku mendengus pelan. "Studio rekaman kita lagi renovasi. Semua recording dipindah ke sana, Kwon Soonyoung."
_____

"Stres banget kelihatannya. Kenapa?" tanyaku begitu menyadari raut wajah Wonwoo yang nggak kelihatan seperti biasa. "Istrimu?"

"Bukan. Istriku itu orang paling tenang sedunia. Aku cuma baru kepikiran, aku pengen kasih adik buat Jeon Yejun. Menurutmu gimana?"

Seventeen Imagine 2.0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang