"Udah puas tidur siangnya?"
Dan—brak.
Kepalaku yang berharga menabrak papan pembatas sebelah kiri meja kerja. Aku baru saja membuka mata dan mendapati sepasang mata cokelat bening Yoon Jeonghan balas menatapku. Dia duduk di atas kursi lain (tapi di area mejaku), menahan kepalanya dengan tangan sebelah kanan—siapa yang nggak terkejut kalau bangun tidur disuguhi pemandangan seindah ini?
"Nggak apa-apa karena ini jam istirahat. Tapi pegawai lain biasanya makan siang. Kenapa kamu tidur?"
"Hah?"
Jeonghan tersenyum kemudian menarik kepalanya—menegakkan tubuhnya. "Aku minta tolong, cetak presentasimu tadi dan taruh di meja Lila sebelum jam dua. Bisa?"
"Han, aku—"
"Han?" Dia mengernyit. "Aku rasa kita nggak cukup dekat untuk saling menyapa dengan nama itu. Dan kamu panggil aku dengan 'Yoon sunbae' seharian tadi. Kenapa tiba-tiba, Han?"
Aku melotot.
Dan buru-buru melihat sekeliling untuk mencari tahu apa yang sedang terjadi sebenarnya.
Bukannya kami menikah? Sudah punya anak? Dan aku sedang hamil anaknya lagi? Dan—shit! Kenapa kalender mejaku menunjukkan tahun ... tahun pernikahanku dengan Jeonghan? Aku baru saja mundur ke masa lalu? Dan—oh, yeah. Aku mengenakan pakaian bekerja, dan ... what the hell is going on?
"Kenapa, sih? Ada apa? Aku cuma minta tolong taruh print out presentasi ke meja Lila tapi kamu malah panik," katanya. "Ada masalah? Dokumennya hilang?"
"Hah?"
"Hm," Jeonghan tersenyum miring. "Salah memang ngomong sama orang bangun tidur. Ya udah nanti aku balik lagi a—"
"Kamu jadi nikah sama Bona, Han?"
Aku terkejut mendengar betapa lancangnya mulutku barusan—apalagi Yoon Jeonghan. Dia sudah hampir berdiri dan beranjak pergi. Sekarang dia kembali duduk, menatapku lekat.
"Dari mana kamu tahu aku mau nikah sama Kim Bona?"
Mampus.
Kalau kuingat lagi, enggak ada satu orang pun di kantor (kecuali Lila dan Seokmin) yang tahu kalau Yoon Jeonghan akan menikah dengan Kim Bona.
Dan aku, baru saja menanyakannya. Menanyakan hal yang enggak seharusnya aku tahu.
"Aku ... nggak pernah mengumbar kehidupan pribadiku di kantor. Jadi, dari mana kamu ta—"
"Jeonghan!"
Seruan nyaring Lila menyelamatkanku dari keharusan menjawab pertanyaan Yoon Jeonghan. Perempuan cantik itu setengah berlari ke arah kami sambil mengacungkan tangannya kepada Jeonghan.
"Kamu tuh ditunggu di restoran bawah malah godain pegawai," katanya sebelum mendaratkan satu pukulan kencang di lengan kanan Jeonghan. "Mama di bawah. Mamamu."
"Kok ada mama?" tanya Jeonghan. "Ini jadinya makan siang sama mamaku?"
"Katanya, seharian ini mama telepon kamu tapi nggak aktif. Aku baru sadar kamu selalu matiin ponsel tiap meeting," ujar Lila. "Omong-omong, mukanya bete parah, Han. Jangan-jangan Bona minta ganti gaun lagi? Atau minta ganti vendor dekorasi?"
Jeonghan malah menatapku, padahal Lila yang baru saja bicara.
"Kamu dengar dari dia ya?"
Aku menggeleng kaku sementara Lila ikut mengalihkan tatapannya ke arahku. "Kenapa, Han?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Seventeen Imagine 2.0
FanfictionBook 2 of SEVENTEEN IMAGINE contains: 1. Hoshi's story - Workaholic [✅] Kwon Soonyoung, head of choreography department, love to dance and spending almost 24/7 in the office. Problem is coming when he started to cheat on his wife with his co-worker...