part 4 (revisi)

570 31 6
                                    

kamu siapanya dia?

Kok lihat dia sama yang lain kamu yang baper.

***********************

Atika menggelengkan kepalanya yang masih kepikiran hal kemarin. Ya, dia kepikiran tentang Frans yang jalan dengan pacarnya. Entah kenapa ada rasa iri  yang hinggap dihatinya. Padahal kalau dipikir-pikir Atika tidak ada hubungannya dengan laki-laki yang sejak tadi ia perhatikan.

Sementara Melly berdecak melihat punggung Atika. Wajah Melly terlihat sebal karena ia kelelahan mencari gadis itu ternyata berada ditaman belakang sekolah.

"Eh ngelamuni apa sih lu? dipanggilin kagak nyahut-nyahut?"

Melly bertanya yang kini duduk disebelahnya. Gadis yang di tegur itu menoleh dengan kesal, entah efek yang ia lamunkan atau karena Melly yang menyenggol bahunya.

"Apaan sih?" Atika mendumel

"Cielah, kenapa lu? Pms hari ini? tumben-tumbenan wajah kusut kayak baju yang belum disetrika. Kagak denger nama lo dari tadi dipanggil dari speaker kelas, kayaknya kepala sekolah ada urusan deh sama lo."

"Siapa?" tanya Atika dengan dahi mengernyit. Atika tidak begitu jelas mendengarnya mungkin karena ia sedang galau.

"Ya, lo, lah." Melly mendorong jidat gadis itu, Melly heran dengan kelakuan Atika yang tampak seperti orang linglung seharian ini.

"Yang nama Atika mana?" suara itu membuat keduanya menoleh. Seorang laki-laki berdiri didepan pintu kelas mereka. Beberapa teman satu kelasnya memekik karena mereka kedatangan kakak kelas yang sekaligus ketua osis disekolah itu.

"Saya kak!"

Atika berseru sembari mengangkat tangannya. Laki-laki itu menatapnya dengan mata tajamnya. Lebih tepatnya sebal.

Namun karena apa?

Atika kenal lelaki ini. Dia ketua osis. Lelaki yang sering dibicarakan oleh seantero sekolah ini karena ketampanannya.

"Budeg yah, gak dengar suara microfon yang terdengar kepenjuru sekolah ini!" ucap laki-laki itu dengan sinis. Melly meringgis mendengarnya sementara Atika, hanya menatap polos pada lelaki itu.

Cowok ini galak juga.

"Ikut gue!"

Cowok itu memberi perintah dan Atika hanya mengangguk serta bangkit dari duduknya. Atika terlalu malas untuk menyahut meski sebenarnya ia bingung kenapa namanya tiba-tiba dipanggil dari microfon serta didatangi oleh ketua osis. Beruntungkah dirinya bisa berhadapan langsung dengan lelaki ini. Orang yang selalu dipuja-puja oleh para siswi diseluruh sekolah ini.

Sedangkan Melly memandang prihatin melihat sahabatnya kini melangkah mengikuti ketua osis itu dari belakang.

********

Atika menatap punggung laki-laki yang sedang berjalan didepannya itu, entah kenapa hanya berjalan dibelakang laki-laki itu saja membuatnya merinding.

Setan kali yah bikin merinding. Sepanjang jalan Atika hanya diam, walau beberapa pasang mata menatap mereka dengan pandangan berbeda. Itulah resiko berjalan dengan orang yang memiliki pengaruh disekolah. Atika mengernyit melihat ruangan yang dimasuki cowok itu bukan ruang kepala sekolah melainkan ruang Osis. Langkahnya terhenti hingga laki-laki yang berjalan didepannya menoleh dengan alis ternaik sebelah.

"Ngapain lo disitu?" tanya laki-laki itu dengan nada ketus.

Atika geregetan sendiri dengan tingkah lelaki ini. Untung saja ia masih ingat lelaki ini kakak kelasnya. Kalau tidak ia mungkin sudah melawan atau menyahut kembali dengan nada ketus.

Atika (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang