part 18

392 25 7
                                    


Selamat membaca!

I hope you all like

Atika menggigil sambil memeluk dirinya sendiri, wajahnya menunduk ia masih shock dengan kejadian barusan yang menimpanya. Bryan meraup rambutnya yang basah, ia melirik Atika yang sedang menahan tangisnya mati-matian. Nico yang berdiri disebelahnya melihatnya dengan dada bergemuruh ingin merengkuh tubuh mungil itu. Namun ketika ia hendak melangkah Bryan sudah lebih dahulu merengkuh gadis itu kedekapannya.

Samar-samar ia mendengar bunyi isakan tangis. Bryan mengeratkan pelukannya seraya mengelus punggung gadis itu guna menenangkan. Lelaki itu merasakan sesuatu dihatinya saat mendengar isakan lirih itu, sesuatu yang membuat hatinya berdenyut nyeri.

"ADA APA INI?!" guru olahraga menerobos keremuman  itu, ia baru sadar kalau kolam sudah sepi karena ia beliau sibuk menerima panggilan dari seseorang.

"Atika tenggelam pak!" Celetuk salah seorang, mata guru itu langsung membulat lalu mendekati Bryan dan Atika yang sedang berpelukan.

"Bryan?!" Kata Guru itu terperangah, Lelaki itu menoleh ia melihat tatapan guru itu seperti memergoki seseorang yang sedang berbuat jahat.

Guru itu membungkukkan tubuhnya, "Tika, kamu ngak apa-apa?"

Bukannya menjawab Atika malah mengencang isakan tangusnya membuat Guru itu gelagapan.

"Sepertinya Atika masih shock Pak!" Kata Bryan. Guru itu menganguk paham.

"Ya sudah, tolong jaga Atika ya, bapak ada urusan." Ucapnya, tanpa menunggu lama Bryan menganguk. Melda dan dua teman sekelasnya yang tadi menceburkannya hanya menunduk penuh penyesalan.

Beberapa menit mereka hanya berepelukan begitu saja, satu persatu orang sudah bubar demikian Nico yang sudah panas-dingin melihat Bryan yang memeluk gadis itu seenaknya.

"A-aku takut."

Bryan menghela nafas lega setidaknya Gadis itu usdah membuka mulutnya.

"Stttt...loe udah aman sekarang." Ucapnya menenangkan. Bryan sebenarnya merasa geli dengan interaksi mereka sekarang, namun ia lega karena ia dapat menolong gadis itu.

"Loe ganti baju ya, nanti masuk angin. Gue juga udah basah." Ucapnya dengan nada lembut.

"Ya udah sana." Ucapnya dengan suara serak, dan jutek.

"Gimana mau pergi loe meluk gue sampai nafas gue sesak." Kata Bryan terkekeh geli.

Atika membulatkan matanya lalu mendorong Bryan dengan wajah memerah.

"So-sory gue ngak sen---"

"Sengaja maksud loe." Ledeknya, "Gue sadar kok kalo dada gue pelukable banget."

Atika mendengus, seperti bunglon Bryan cepat berubah tingkahnya.

"Pede amat sih loe!" Sahutnya ketus.

"Hahhh.........gue lega kalo udah ketus gini berarti loe udah baikan."

Bryan menghembuskan nafasnya panjang, lalu tersenyum hangat pada Atika. Ia mengacak rambut gadis itu lalu beranjak berdiri. Atika memandang kepergian Lelaki itu dengan hati deg-degan.

"Kok dia ganteng banget ya!" Gumamnya tersenyum lalu ia tersadar dengan gumamannya.

"Ngomong apa sih gue!" Ia memukul kepalanya sendiri.

***************************
Disebuah Rumah tampak seorang lelaki remaja dengan seragam sekolahnya terbuka kancingnya. Dengan wajah datar ia membuka pintunya lalu tampaklah seorang wanita yang masih tampak muda dengan seorang balita digendongannya.

Atika (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang