part 57

188 14 2
                                    

TERIMAKASIH BAGI ORANG YANG MASIH MENANTI CERITA INI SERTA MEMBERIKAN VOTE. BAGI SAYA ITU SANGAT BERHARGA.

HAPPY READING



Mentari bersinar cerah diufuk timur pertanda aktifitas segera akan dimulai. Atika yang masih bertahan diapertemennya terbangun dari tidur panjangnya. Kepalanya pusing, seakan dunia ini rasanya berputar-putar. Ia duduk dibibir ranjang untuk beberapa saat setelah ia rasa cukup kuat ia melangkah menuju kamar mandi untuk membersihkan badannya.

"Kok rambut gue banyak banget rontoknya." Gumamnya melihat sisirnya penuh dengan rambut, "Lama-lama kepala gue botak nih!" Keluhnya lalu menyisir rambutnya sepelan mungkin. Setelah selesai berbenah ia menuju dapur untuk sarapan.

Atika menganga melihat Bryan bersandar dipintu mobilnya sambil melemparkan senyum manisnya padanya. Duh, pagi-pagi ia susah meleleh dibuat cowo tampan ini.  Atika berlari kecil hingga rambut panjangnya yang terurai tertiup angin. Ia tersenyum lebar membuat rasa gundah dihati Bryan mendadak lenyap. Tak ada yang lebih penting saat melihat gadis itu bahagia.

"Selamat pagi princess mermaid." Sapa lelaki itu sambil mengacak rambut gadis itu dengan sayang. Atika memberenggut tidak suka.

"Gue buka mermaid." Bryan tertawa lalu membuka pintu untuk gadis itu. Atika tersipu mendapat perlakuan manis seperti ini. Ia benar-benar merasa gadis yang sangat disayang oleh Bryan.

"Makasih kak." Ucapnya pelan. Pipinya terasa menghangat, ia malu apa lagi banyak orang lalu lalang.

"Sama-sama cantik."

Atika langsung masuk kedalam mobil sambil menutup mukanya. Sumpah kenapa Bryan jadi so sweet gini.

Bryan tertawa renyah melihat Atika yang tersipu, ia berlari kecil mengitari mobilnya lalu membuka pintu kemudi. Ia mengerling pada Atika yang mengibas-ngibaskan wajahnya. Rona kemerahan masih tampak tercetak dikedua pipi gadis itu. Sunggug menggemaskan.

Namun saat melihat wajah pucat gadis itu, Bryan mendengus tak suka. Akhir-akhir ini Bryan perhatikan Atika tampak kurang sehat.

"Udah sarapan?"

Atika menoleh lalu menggangguk, "Tak percaya gue." Ujar Bryan mencibir. Atika melotot protes. Enak saja, dia sudah sarapan sereal tadi di apertementnya.

"U---"

"Nanti ikut gue sarapan." Sela Bryan cepat ketika ia hendak membuka mulut. Atika mendengus lalu melipat tangannya didepan dada sebelum menstarter mobilnya Bryan mengambil bingkisan dari jok mobil lalu menyerahkan keatas pangkuan gadis itu. Bryan hampir aja mengumpat karena benda itu tiba-tiba dipangkuanya.

"Apa ini kak?" Tanyanya dengan kondisi yang mengatur jantungnya yang berdetak kencang karena kaget tadi.

"Buka." Ujar lelaki itu dengan nada santai lalu menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang. Atika menggedikkan bahunya lalu membukanya lalu tampaklah sebuah kotak kecil seukuran....

"Hp lagi!?" Pekiknya tidak percaya dengan mulut menganga. Bryan hanya menoleh sekilas padanya lalu menyetir dengan wajah serius. Ia sudah pernah diberi ponsel dan sekarang diberi lagi. Padahal ponselnya tidak hilang hanya saja ia malas untuk meminta pada ibunya. Karena ponsel itu berada ditas yang tertinggal dimobil Ayah tirinya.

"Gue ngak bisa nerima ini!" Ucapnya sambil meletakkan bingkisan itu dashboard. Bryan melirik seraya mendengus.

"Kenapa sih Tik, ponsel itu banyak gunanya. Aku jadi ngak bisa hubungi kamu kalo kangen tahu ngak!" Ujar Bryan dengan posisi masih fokus menyetir. Atika tersipu saat mendengar kata kangen ia menoleh pada lelaki itu dengan wajah tersipu malu. Dan apakah ia salah dengar? Bryan mengannti sebutan dengan aku dan kamu. Ahh..mungkin saja hanya kebetulan.

Atika (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang