part 60

212 18 2
                                    

HALOHA!!!

Ada yang rindu Author ngak? He....he...he canda kok, pasti semua rindu Atika dan Bryan kan?

Wah, saya ngak nyangka udah part 60 ya? Meski ceritanya sudah mulai gaje. Eh..tanya readers dulu deh! Ceritanya gaje ngak? Coment ya?

Terimakasih buat yang Vote dan yang baca, kalian adalah semangat saya ketika menulis😂😂😂

●typonya diabaikan saja ya😄

Happy reading!!

"Frans?"

Melly melongo melihat lelaki itu ketika membuka pintu rumahnya. Ia pikir siapa orang yang menekan bel rumahnya ternyata sang juara satu dikelasnya. Seperti biasa wajah lelaki itu kalem.

"Ngapain lo datang kerumah gue!" Ucapnya bingung, "Gue ngak mau ya, nanti ada gosip sampai kekuping pacar lo!"

Lelaki itu memutar matanya.

"Kalo ada tamu disuruh masuk kek!"

Melly mendengus sinis, "No, kita disini aja!

Enak saja. Melly cukup trauma dengan apa yang menimpa Atika waktu itu. Pacar lelaki ini benar-benar pencemburu. Ia heran kenapa Frans mau pacaran dengan gadis itu yang nyatanya senior mereka.

"Oke deh, gue cuma ngasih tahu hal penting!"

"Hal penting apa? Tugas? Sekarang gue ngak ada waktu bahas itu!"

Dinda berdecak sebal. Masalah genting seperti ini masih saja Frans memikirkan tugas, pikirnya sebal.

Frans menghela nafasnya. Harusnya dia mendatangi Rizal maupun Bryan. Ia tidak mengira bicara dengan Melly membuat dirinya banyak bicara.

"Ini soal Atika!"

"What? Jangan bilang lo udah mulai suka dengan Atika! No, biarin ia tenang dengan cintanya yang baru!" Cerocosnya Melly dengan wajah galak.

"Gue cuma ngasih rekaman yang mungkin penting buat kalian buat ungkap siapa yang melukai Atika!" Ujar Frans geretan membuat Melly mengatupkan mulutnya dengan mata sedikit melebar. Dalam hati ia malu namun hal itu dikesampingkan dulu. Hal ini lebih penting.

*********
"Apa!? Atika ditampar dikedua pipinya?" Ujar Nico setengah berteriak sambil menggebrak meja. Nico yang mendadak sadar kalau ia berada ditempat umum menormalkan raut wajahnya. Ia tersenyum sambil menunduk pada beberapa orang yang merasa terganggu oleh suaranya.

"Benar Zal, Atika ditampar?"

Rizal menghela nafas lelah. Ia terlalu malas menerangkan pada lelaki yang kudet ini menurutnya.

"Iya. Lagian lo kemana sih tadi siang!" Ujar Rizal jengkel. Ia lebih sensitif saat ini karena belum sempat istirahat bahkan seragamnya belum diganti. Tadi saat pulang dari rumahsakit Nico meneleponnya lalu menyuruhnya ke Cafe ini. Ia mengira ada kabar yang didapatkan lelaki itu, ternyata kabar Atika pingsan saja Nico baru tahu. Gayanya saja yang mengatakan ada hal penting yang ingin dikatakan.

"Iya."

"Sampai pingsan!"

"Iya! sekali lagi lo nanya, gue lempar keluar!" Ucapnya dongkol, Nico hanya mendengus dengan wajah sinis.

"Sekarang gue nanya, lo kemana tadi waktu habis latihan heh!" Kata Rizal dengan nada jengkel yang sangat ketara.

"Oh, itu....." Nico menjeda ucapannya sambil menggaruk tengkuknya, "Gue disuruh pak Milan kekantor, kesal banget gue malah disuruh ngantar buku keperpus!" Curhatnya dengan wajah yang ketara kesal.

Atika (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang