Selamat membaca 😁😁
Abaikan typo bertebaran
Andien gadis yang populer dan cantik seluruh penduduk sekolah tahu siapa gadis itu. Tidak hanya cantik, orangtuanya salah satu donatur ditempat itu membuat sikapnya angkuh dan selalu bersikap seenaknya. Gadis itu selalu gencar untuk mendekati Bryan yang notabenenya cowo dingin dan datar. Kekerabatan antara keluarganya dengan Om. Hartono yaitu Papanya Mike tidak membuat Bryan bersikap istimewa padanya.
Dimas menyenggo lengan Bryan yang tengah asyik memainkan hpnya. Oa mengangkat wajah datarnya pada Dimas yang cengengesan.
"Andien tuh!"
Bryan menggeram dalam hati, suasana masih pagi tapi hatinya mendadak kacau karena kedatangan gadis itu. Dengan percaya diri gadis itu berjalan angkuh menuju tempat Bryan duduk.
"Kusut banget kak wajahnya." Ucapnya memamerkan senyum manisnya namun sayang Bryan tak tertarik dengan senyuman itu.
"Mau apa?" Andien memanyunkan Bibirnya, "Kok ketus gitu sih!" Bryan hanya menatapnya datar.
"Aku bawain kakak sarapan, dimakan ya." Ujarnya menyodorkan kotak makanan berwarna biru padanya. Bryan menatapnya sejenak, kemudian menghela nafasnya. Ia terpaksa menerimanya lebih cepat lebih baik, biar gadis itu segera beranjak dari kelasnya.
"Aku yang masakin loe." Katanya tersenyum senang, karena Bryan menerima makanan yang ia bawa dari rumahnya. Bryan menaikkan alisnya sebelah, wajahnya menunjukkan tak percaya.
"Kenapa ngak bilang makasih sih!" Gerutu Andien didalam hati.
"Ada apa lagi?" Tanya Bryan dengan nada rendah. Dimas yang berada disebelahnya tak habis pikir dengan pola pikir Bryan. Gadis secantik Andien malah diketusi.
"Kakak ngak mau bilang sesuatu gitu?" Ucapnya memamerkan deretan gigi putihnya. Bryan menautkan alisnya bingung.
"Ngak." Jawabnya dengan wajah meyakinkan. Andien mendesah kecewa lalu tersenyum, lebih tepatnya senyum yang dipaksakan.
"Ya udah aku balik dulu ya."
"Hm."
Bryan dan Dimas menatap punggung Andien langkah gadis itu tampak gontai. Dimas melirik kesal pada Bryan lalu mengambil paksa kotak itu dari tangan Bryan. Ia tahu Bryan tak akan memakannya, seperti hari-hari yang lalu.
Atika berjalan dengan sedikit terburu-buru menuju toilet sesampai disana ia lansung masuk.
"Gue heran deh! Kenapa anak IPS yang terpilih buat olimpiade matematika!" Atika yang hendak keluar menunda keinginannya saat mendengar celetukan itu. Memang udah rahasia umum sih, toilet dijadikan tempat bergosip tapi Atika tak menyangka ia bisa mendengar langsung ia sedang digosipin orang.
"Benar, padahalkan masih banyak orang lain yang lebih pintar!" Ucap salah seorang lagi.
"Dan gue yakin! Atika pasti kalah." Oke, Atika kenal dengan pemilik suara itu yaitu Andien. "Dan gue tidak sabar menunggu hal itu tiba." Lanjutnya lagi.
Setelah kedua orang yang tengah menggosipi dirinya pergi ia keluar dari dalam.
"Jadi mereka meremehkan gue." Ucapnya dengan hati sebal, "Pokoknya gue harus bisa memenangkan olimpiade itu, gue harus buktiin gue layak dipilih untuk olimpiade matematika." Tekadnya dalam hati.
**********************
Bryan kali ini mengajak Atika belajar disebuah cafe yang kebanyakan pengunjungnya anak sekolah, lumayanlah untuk nunoang wifi gratis padahal hanya memesan minuman tapi habisnya lama.

KAMU SEDANG MEMBACA
Atika (Selesai)
RandomRevisi Semuanya baik-baik saja menurut Atika saat ia belum masuk dalam anggota Osis. Entah mengapa hal itu merenggut masa-masa santainya. Apa lagi ia harus bertemu dengan Bryan, si ketua Osis, cowok super jutek, yang kalau bicara buat emosi. Sement...