HALO I'M COME BACK! SIPENULIS AMATIR......PERTAMA-TAMA SAYA MENGUCAPKAN TERIMAKASIH PADA READERS YANG SUDI MEMBACA KARYA SAYA YANG MUNGKIN TIDAK ADA APA-APANYA DENGAN PENULIS YANG LAIN. DAN JUGA UNTUK YANG VOTE SAYA UCAPKAN TRIMAKASIH BANYAK, KARENA KALIAN SAYA JADI SEMANGAT UNTUK MENULIS.
HAPPY READING!!!!!
Atika menyeka hidungnya dengan tisu ditoilet. Lagi-lagi ia mimisan, kepalanya juga terasa pening. Gadis itu menghela nafasnya sambil menatap dirinya didepan cermin. Wajahnya tampak pucat dan lesu, tubuhnya terasa lemas. Penyakitnya ini membuatnya terlihat rapuh dan menyedihkan. Setidaknya begitulah pemikirannya. Ia mengasihani dirinya sendiri.
"Well....well si anak haram dan tak tahu diri disini rupanya!" Ujar seorang yang sangat dikenal Atika suaranya. Atika melirik, melihat pantulan wajah Acha dan Andien dicermin.
Oh tidak, apa tidak ada yang lebih sial dari ini?
Atika hanya diam dan mengacuhkan kedua gadis itu. Ia malas untuk berdebat apa lagi kepalanya sangat pusing.
"Heh!" Andien langsung menoyor kepalanya. Atika mengepalkan tangannya menahan emosinya, "Gue ngak habis pikir apa yang diliat Kak Bryan dari lo? Cantik ngak? Anak haram lagi."
Atika memejamkan matanya menahan perih didadanya.
"Ngak capek ya, kalian cari masalah sama gue." Ucap Atika sambil meringgis. Kepalanya semakin berdenyut tak karuan.
"Heh...yang cari masalah itu lo!" Ujar Andien dengan suara melengking. Matanya melotot galak pada Atika yang begitu santai merespon kelakuan mereka. Atika memutar badan kesamping menghadap Acha dan Andien yang bertolak pinggang padanya dengan wajah menantang.
"Sejak kapan cari masalah gue sama kalian sih!" Sahutnya jengah. Para gadis ini mau apa sih!
"Sejak lo dengan murahannya, ngegoda Bryan." Kata Andien mendorong Atika ketembok. Ia meringgis merasakan sakit dipunggungnya. Kenapa nasibnya sial sekali sih! Udah kepalanya sakit, malah ditambah lagi dengan kedua gadis berhati iblis ini.
"Lo juga udah buat nenek ngedrop. Cucu apa, yang tidak menjenguk neneknya yang tidak sadarkan diri selama beberapa hari ini!" Ujar Acha dengan mata berkilat. Atika terhenyak. Benarkah neneknya sedang tidak sadarkan diri? Haruskan ia peduli?
"Ngak usah pura-pura kaget lo!" Ujar Acha sinis. Atika mengerak-gerakkan mulutnya dengan hati bingung namun tidak ada yang terucap dari mulutnya.
"Lo senangkan kalo nenek seperti itu!?"
"Lo jangan asal bicara Acha. Walau nenek jahat sama gu---"
Plak.
Sebuah tamparan mendarat dipipi gadis itu hingga menimbulkan sensasi panas dan perih, namun tak kalah perih dengan yang dihatinya yang terasa disayat-sayat. Gadis itu menatap nanar pada Acha yang tertawa bersama Andien. Sial, ia sudah seperi gadis nerd yang sedang dibully.
"Lo benar-benar tidak tahu diri ya! Nenek udah ngerawat lo dari kecil, tapi lo berani ngatain nenek jahat." Ucapnya tersenyum sinis sambil memandang Atika yang tampak menyedihkan dimatanya.
"Hajar aja Cha!" Ujar Nadine mengkompori.
Acha tersenyum miring, "Itu memang rencana gue."
Atika mengerjabkan matanya sambil memijit kepalanya.
Apa lagi?
Dengusnya dalam hati. Tiba-tiba terdengar suara derapan langkah suasana tiba-tiba menegang. Acha dan Nadine takut bila ada orang yang memergoki mereka. Siapa yang datang? Padahal mereka sudah menuliskan didepan pintu, kalau toilet ini sedang diperbaiki.

KAMU SEDANG MEMBACA
Atika (Selesai)
אקראיRevisi Semuanya baik-baik saja menurut Atika saat ia belum masuk dalam anggota Osis. Entah mengapa hal itu merenggut masa-masa santainya. Apa lagi ia harus bertemu dengan Bryan, si ketua Osis, cowok super jutek, yang kalau bicara buat emosi. Sement...