aku saranin, puter mulmed ya diatas dulu deh. Asli bikin baper.
*****************************************************
Dear cowok perokok.
Tolong yah mas, asepnya telen aja, gak usah bagi-bagi
***********
Happy reading!
Atika tidak bisa menyembunyikan rasa kesal saat dia harus menahan nafas diangkot yang penuh sesak ditambah beberapa cowok yang menurutnya anak-anak berandal merokok dengan tidak tahu sopan santunnya, padahal mereka mengenakan seragam sekolah juga. Tapi mau gimana dia juga malas hanya untuk menegurnya karena memang dia sudah cukup sering menegur orang yang kerap kali merokok di sampingnya saat di angkot.
"Tau gini, mending gue naik bus aja tadi." Gerutu Atika masih menutup mulutnya dengan sapu tangan warna ungu miliknya.
Atika menghela nafas lega saat angkutan yang dia naiki berhenti digerbang sekolahnya.
"Itu bukannya Frans yah?" Gumamnya saat melihat laki-laki yang melewatinya dengan sepeda motor.
"Gandengan yah."
Entah kenapa akhir-akhir ini dia merasa sedih saat melihat laki-laki itu sedang berduaan dengan pacarnya padahal itu kan hak mereka.
Tin!
Tin!
Atika terkejut bukan main mendengar klakson sepeda motor dibelakangnya.
"Biasa aja dong!" teriaknya tanpa perduli siapa yang ada dibalik helm warna hitam itu.
Laki-laki itu membuka helmnya dan saat melihat orang yang ada dihadapannya adalah temannya si Rizal tangannya replek meneplok helm laki-laki itu.
"Hahahahah ... kaget lo, makanya kalau jalan itu jangan dipinggir, ditengah aja gak apa-apa."
Rizal tertawa melihat wajah kaget Atika. Lagian kenapa juga, gadis itu berdiri di tengah jalan.
"Mentang-mentang bawa motor lo."
Atika menendang ban motor laki-laki itu membuat Rizal harus menahan motornya dengan kedua tangannya. Cewek ini memang benar-benar bar-bar.
"Jatuh Tik, garang banget sih jadi cewek."
"Biarin, lo yang bikin kaget."
Tin!!!!!
Keduanya menoleh menatap sebuah mobil putih yang mengklakson mereka dengan bunyi yang memekikkan telinga, bahkan Atika harus menutup telinganya. Rizal segera menepikan motornya.
"Kalau pacaran itu jangan ditengah jalan!" teriak seorabg cowol menurunkan jendela mobilnya dengan sinis. Siapa lagi kalau bukan si bon cabe. Istilah yang disematkan Atika untuk ketua Osis mereka yang bermulut pedas. Tiap bicara pasti buat orang sakit hati.
"Yoi pak ketos," balas Rizal dengan nada mengejek yang dibalas laki-laki itu dengan suara klakson mobilnya bertalu-talu.
"Ngak sabarin banget tuh kutu!" dengus Rizal kesal seraya menatap mobil itu yang melesat melewati mereka berdua.
"Lo kenal?" tanya Atika
"Kenal lah, Ketua osis sekolah tuh!"
Atika memutar bola matanya. Padahal bukan begitu maksudnya.
"Iya gue tahu, maksudnya dekat?"
"Kagak. Gue dekatnya sama lo eakkk! Udah buruan naik, lumayan sampe parkiran."

KAMU SEDANG MEMBACA
Atika (Selesai)
AcakRevisi Semuanya baik-baik saja menurut Atika saat ia belum masuk dalam anggota Osis. Entah mengapa hal itu merenggut masa-masa santainya. Apa lagi ia harus bertemu dengan Bryan, si ketua Osis, cowok super jutek, yang kalau bicara buat emosi. Sement...