Haloha..ketemu lagi dengan aku.Maaf semalam ien ngak update karena belum dapat ide. Ien, berharap cerita ini semakin hari semakin menarik. Ien, juga menantikan komentar kalian yang membangun serta vote yang menjadi penyemangat.
Jangan lupa vote dulu sebelum membaca
Happy reading😊
Hope you like 😀
Ibunya Atika dan suaminya dengan tangan hampa menuju hotel. Mereka terpaksa menghentikan pencariannya karena Megan, putri mereka harus intirahat apa lagi hari sudah malam. Mobil itu melaju masuk ke basement.
Ketika lelaki itu hendak membuka pintu mobil matanya tidak sengaja melihat sesuatu dari spion depan. Ternyata tas sekolah Atika tertinggal di mobil, kenapa mereka tidak kepikiran dari tadi. Lelaki itu keluar dari mobil kemudian membuka pintu belakang lalu mengambil tas gadis itu.
"Kenapa mas?" Tanya isterinya yang baru keluar dari mobil. Megan tampak tertidur pulas digendongannya.
"Ternyata tas Atika ketinggalan di mobil dan ponselnya juga didalam sini." Sahut suaminya sambil menunjukkan ponsel milik Atika. Ia menemukan ponsel itu saat ia merogoh isi tas itu.
"Astaga! Bagaimana kita mengabarinya." Ujar wanita itu dengan suara bergetar.
Suaminya mendekat lalu mengelus punggung isterinya itu.
"Atika pasti baik-baik saja." Ucapnya menenangkan.******
Bryan masih tidak percaya apa yang dikatakan Melly padanya. Ia menatap Melly dan Rizal secara beragantian dengan wajah gelisah. Suasana cafe tampak mencekam padahal ditempat ini banyak pengunjungnya.
"Tadi nomornya aktif tapi sekarang sudah tidak." Kata Bryan dengan nafas gusar. Melly hanya diam menunduk sambil memainkan jemarinya. Ia masih bingung haruskah ia menceritakan kejadian yang sebenarnya.
"Apa mungkin Atika diculik ahhkkkk...!" Rizal meringgis pelan saat sebuah jitakan mendarat sempurna di kepalanya, "Lo kenapa sih mukul kepala gue!" Ujar Rizal kesal pada Melly yang melotot galak padanya.
"Kalo ngomong jangan sembarangan!" Kata Melly ketus. Rizal bukannya membantu malah memperkeruh suasana.
"Apa mungkin Atika kesuatu tempat." Ujar Bryan mengacak rambutnya sambil melirik ponselnya yang terletak dimeja. Belum ada kabar tentang gadis itu.
"Atika kamu kemana? Jangan buat aku takut." Batinnya lirih. Hatinya terasa kosong dan hampa. Ia sangat cemas dan sedih. Bahkan ia tidak tahu apa alasan dari gadis itu menghilang dan tidak bisa dihubungi. Berbagai prasangka buruk bermunculan dibenaknya membuatnya makin prustasi dan panik.
"Sepertinya kita harus berpencar. Gue yakin Atika tidak kemana-mana kecuali..."
"Udah deh Zal! Lo dari tadi ucapannya selalu hal negatif, aisshhh teman lo sedang hilang lo malah mendoakan hal buruk!" Dumel Mely kesal, "Mending kita langsung cari Atika sekarang!" Tandasnya sambil beranjak berdiri. Kepalanya kini terasa pusing, dia bahkan tidak mengira masalah ini semakin rumit saja.
********
Gadis yang berbaring dibankar itu perlahan mengerjabkan matanya. Penglihatannya masih belum jelas, ia meringgis saat merasakan pusing kembali menyerangnya. Terakhir yang ia ingat dirinya berada ditaman dan sekarang mengapa ia berbaring disini. Ia mengedarkan pandangannya kesegala arah lalu matanya berhenti pada seseorang yang sedang duduk didekat brankarnya. Perlahan penglihatannya menjadi jelas."A-adit." Ucapnya tak percaya. Apakah ini nyata atau dia sedang berhalusinasi, rasa rindunya kembali membuncah membuat air matanya mengalir dipipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Atika (Selesai)
RandomRevisi Semuanya baik-baik saja menurut Atika saat ia belum masuk dalam anggota Osis. Entah mengapa hal itu merenggut masa-masa santainya. Apa lagi ia harus bertemu dengan Bryan, si ketua Osis, cowok super jutek, yang kalau bicara buat emosi. Sement...