Dimas menggeleng-gelengkan kepala saat melihat Atika menjadi topik hangat pembicaraan di sosmed. Dia tak habis pikir kenapa orang itu sangat mudah dipermainkan oleh gosip yang disebarkan oleh orang lain.
"Sebaiknya lo klarifikasi deh Bryan, lo ngak maukan Atika dibilang gadis murahan." Ujar Dimas melirik pada Bryan yang hanya duduk diam dibangkunya sambil menatap kosong pada buku ditangannya.
"Biar aja." Jawabnya dingin.
Dimas yang gemas langsung menjitak kepala Bryan.
"Sakit bego!" Umpat Bryan memukul balik Dimas dengan buku yang ditangannya.
"Shhh..kok malah mukul balik sih!"
"Lo duluan!"
"Gue mukul kepala lo, biar lo sadar! Lo itu sayang ngak sih sama Atika!? Kalo lo sayang lo ngak mungkin biarin Atika dimaki-maki seisi sekolah!"
Sayanglah, Bryan menjawabnya dalam hati.
Dimas tersenyum sinis, "gue tahu lo cemburu karena foto itukan?" Bryan hanya terdiam karena memang benar apa yang dikatakan oleh Dimas.
"Lo tahu Atika itu orangnya humble, seluruh sekolah ini semua temannya dan lo cemburu pada Frans dan Nico? Merekakan dekat, dan lo ngak lupakan kalo foto lo juga ada disitu. Dan dari sana lo bisa simpulkan ada seseorang yang menyebarkan kebencian pada Atika." Perkataan itu menohoknya, tapi tiba-tiba ia mengingat sesuatu.
"Atika itu suka sama Frans, jadi wajar kalo dia dapat masalah."
Dimas membuang nafasnya kasar.
"Gue yakin ada yang menjebaknya, dan soal Atika yang suka sama Frans itu sah-sah saja. Ngak ada larangankan buat suka sama pacar orang." Bryan yang mendengarnya menatapnya datar.
"Kecuali kalo Atika ngajak pacaran atau dia menjadi selingkuhannya." Dimas memejamkan matanya sejenak lalu menoleh pada Bryan yang masih keras kepala.
"Atika. Gadis itu sangat misterius bray, gue udah perhatiin, dia sangat tertutup selama ini gue hanya bisa melihat dua mimik wajahnya kesal dan ceria. Jadi lo jangan berpikir kalo dia baik-baik saja, dia pandai menyimpan perasaan dan saat orang seperti itu berani membuka diri itu tandanya lo berarti buat dia. Dan lo pernah cerita kalau Atika sudah mulai membuka diri sama lo dari situ harusnya lo yakin kalo dia udah mulai percaya." Tandasnya. Bryan terpekur dengan ucapan Dimas yang panjang lebar. Dimas tersenyum tipis saat melihat hati Bryan semakin melunak.
"Udah sadar lo!" Kata Dimas menoyor kepala Bryan lalu ngacir keluar kelas sebelum mendapat tendangan dibokongnya.
"Dimas sialan!!!"
**************
Berkali-kali Nico melirik Atika disebelahnya yang tampak tenang-tenang saja padahal ia sudah menjadi bahan gunjingan seluruh penghini kelas kecuali para guru tentunya. Atika dengan telaten menyalin apa yang baru saja di terangkan oleh Pak Milan. Ia menulisnya sesuai dengan cara yang mudah dia mengerti."Iya, gue tahu kok gue cantik!" Celetuk Atika tersenyum tapi dengan posisi mata kedepan. Nico tersipu karena ketahuan melirik Atika secara diam-diam.
"Pede amat sih!" Bisiknya lalu mengambil pulpennya kemudian ikut menyalin.
"Kok lo bisa sih santai!" Atika menghentikan guratannya lalu menoleh pada Nico denagn senyuman yang manis. Matanya menatap teduh pada Nico membuat siapa saja melihatnya merasa tenang.
"Emang kenapa?" Tanyanya polos.
"Itu, tentang foto lo yang menyebar."
"Oh itu." jawabnya santai, "Gue sih sedikit heran, namun kalo dipikir-pikir gue udah kayak artis aja he...he...he." Nico mendengus menyadari Atika yang tidak bisa dibawa serius kecuali berurusan dengan kolam berenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Atika (Selesai)
De TodoRevisi Semuanya baik-baik saja menurut Atika saat ia belum masuk dalam anggota Osis. Entah mengapa hal itu merenggut masa-masa santainya. Apa lagi ia harus bertemu dengan Bryan, si ketua Osis, cowok super jutek, yang kalau bicara buat emosi. Sement...