Halo jumpa saya lagi.
Maaf ya, cerita ini lama selesainya. Sebagai pemula saya merasa sulit untuk menyelesaikan akhir cerita ini. Apa lagi pengetahuan saya minim di dunia medis. Tidak adanya tempat untuk bertanya tentang penyakit leukimia membuat cerita ini menjadi berhenti untuk beberapa saat. Namun saat membaca beberapa komentar teman, saya berpikir untuk melanjutkannya.
Jadi, apa bila ada kejanggalan tentang penyakit Atika. Saya mohon sarannya agar kedepannya dalam menulis saya tidak asal-asalan lagi.
Salam sayang untuk kalian.
"Aku suka kamu."
Atika mendesah keras saat perkataan Nico tadi siang kembali terngiang di telinganya. Gadis itu tidak pernah menyangka kalau Nico menyukainya. Pemuda itu juga mengatakannya alasan Nico menjauh dan terlihat memusuhinya.
Dan kini Atika menjadi semakin serba salah dengan rasa yang dimiliki Nico. Hatinya merasa canggung mulai saat pemuda itu menyatakan rasa suka padanya.
"Kok jadi gini sih Nico!" Ujar Atika sembari menatap langit-langit kamarnya dengan pandangan menerawang mengingat awal pertemuannya dengan Nico dan juga hal-hal yang seru yang telah mereka lewati. Akhirnya Atika sadar bahwa selama ini kerap kali Nico melemparkan senyum manis padanya dengan tatapan hangat. Atika selama ini berpikir kalau itu wajar. Menganggap bahwa rasa sayang dari sirat mata itu karena mereka bersahabat.
Atika menghela nafas kasar lalu menoleh saat mendengar suara pintu kamarnya terbuka. Ia bangkit dari ranjangnya saat melihat siapa yang membuka pintu kamarnya. Ternyata Istri Ayahnya. Ia mendekat lalu tersenyum canggung.
"Kenapa Bu?" Tanyanya dengan sopan. Wanita itu tersenyum hangat. Aura keibuan tampak memancar dari senyum wanita itu membuat rasa nyaman seketika menghinggapi hatinya. Mereka memang jarang berbicara. Terkadang Atika memergoki Mike sedang bertengkar kecil dengan isteri Ayahnya ini.
"Ada temanmu datang." Atika membelalakkan matanya dengan lebar. Seketika rasa cemas menyerang hatinya. Tidak ada temannya yang tahu tempat bahwa ia tinggal dirumah Ayahnya. Bahkan pada Melly ia tidak cerita.
"Si---"
"ATIKA!!!"
Tiba-tiba saja teman yang dimaksudkan Ibu tirinya itu menyelonong masuk. Atika merasakan tubuhnya bagai tersambar petir. Wajahnya mendadak pucat.
"M-Melly....lo ngapain disini?" Tanya Atika terbata. Melly hanya membuang nafasnya kasar. Ibu tirinya yang merasa ada masalah yang harus diselesaikan oleh kedua gadis remaja itu langsung berinisiatif pergi.
"Ya udah kalian ngobrol aja dulu, ibu kebawah ya!" Ucap wanita itu mengalihkan fokus mereka berdua yang tadi dalam suasana menegang.
"Iya Bu..." Jawab Melly tersenyum ramah pada wanita itu sedangkan Atika hanya mampu tersenyum kecut. Ia tidak mampu menggerakkan mulutnya karena panik. Dalam hati ia mencari-cari alasan yang hendak disampaikan pada Melly. Atika juga heran kenapa Melly bisa tahu kalau dirinya disini.
"Sampe kapan gue berdiri disini Tik..." Ucap Melly dengan nada kesal menyadarkan Atika dari dunianya.
"Ahhh..i-ya masuk yuk!" Sahutnya gelagapan. Melly mengerucutkan bibirnya lalu melangkahkan kakinya menuju ranjang lalu duduk ditepinya sembari memperhatikan keadaan kamar itu yang menurutnya lumayan nyaman dan cukup luas.
Atika mendekat pada Melly dengan wajah resah. Melly yang merasa pergerakan ranjang menoleh. Ia tersenyum tipis saat melihat Atika duduk disebelahnya dengan wajah menunduk.
"Lo tahu dari mana gue disini?" Tanya Atika dengan suara pelan. Melly memilin bibirnya. Raut wajahnya tampak memikirkan sesuatu.
"Sebenarnya apa yang lo sembunyiin dari kita Atika?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Atika (Selesai)
RandomRevisi Semuanya baik-baik saja menurut Atika saat ia belum masuk dalam anggota Osis. Entah mengapa hal itu merenggut masa-masa santainya. Apa lagi ia harus bertemu dengan Bryan, si ketua Osis, cowok super jutek, yang kalau bicara buat emosi. Sement...