Hai saya balik lagi.
Maaf ya lama lanjutin ceritanya.Happy reading! Jangan lupa vote, follow dan koment ya....
"Atika bawel, nanti jangan lupa jadwal lo---"
"Iya....iya cerewet banget!" Ujar Atika sebal seraya membuka pintu mobil saudaranya itu yang berhenti di bahu jalan didepan gerbang sekolahnya.
"Dibilangin juga.." Adit mendengus melirik Atika yang menutup pintu mobil lalu berjalan tanpa menoleh atau melambaikan tangannya sekedar untuk pamitan.
"Niru siapa sih keras kepalanya." Gumamnya lalu menjalankan mobilnya.
Atika yang sedang asyik berjalan berhenti sejenak saat mendengar dering ponselnya. Ia membuka tas ranselnya lalu merogoh ponselnya. Saat selesai membuka layar ponselnya senyumnya merekah. Ternyata dari Bryan.
Kak Bryan
Selamat pagi cinta❤
Atika tertawa kecil semburat merah terlukis di kedua pipinya menampakkan rona kebahagiaan yang sangat terlihat pada wajah gadis itu.
"Lebay banget deh."
Lalu Atika membalasnya kemudian memasukkan ponselnya ke dalam tasnya kembali kemudian ia melanjutkan langkahnya. Langkah kaki Atika mendadak berhenti saat ia melihat Nico sedang melangkah ke arahnya. Seperti lelaki itu baru saja keluar dari kelas mereka.
Atika dilema. Haruskah ia menyapa Nico, namun saat melihat wajah tegang dan kaku lelaki itu Atika jadi enggan. Kalau dulu Nico selalu tersenyum ceria padanya tapi kini senyum itu tidak ada lagi terpatri di wajah lelaki yang sudah dianggap sebagai sahabatnya itu. Namun hati kecilnya masih berharap Nico mau menyapa.
"Tidak...gue yang harus nyapa duluan...gue ngak boleh menilai Nico gara-gara wajahnya tegang gitu." Pikirnya dalam hati. Atika menarik nafasnya dalam-dalam lalu menghembuskannya. Jarak mereka sudah semakin dekat. Ia menarik kedua sudut bibirnya lalu melangkah dengan wajah riang.
"Ha......"
Suara Atika lenyap seketika saat Nico melewatinya begitu saja meninggalkan rasa perih di hatinya. Ia membalikkan badannya sambil menatap nanar punggung Nico.
"Salah gue apa sih Nic?" Lirihnya sambil mengusap kedua sudut matanya yang sudah basah oleh air mata.
Nico masih setia dengan sifat dinginnya. Kelas tidak lagi menyenangkan. Bahkan Nico tidak lagi duduk semeja dengan Atika. Gadis itu kini duduk sendirian menikmati setiap menit dengan rasa sesak di dadanya.
"Muka kamu pucat banget Tik. Lo sakit?"
Saat jam istirahat Melly menghampiri Atika ke kelas lalu mengajaknya ke kantin. Dan kini mereka duduk dikantin sembari menunggu Bryan dan juga Rizal.
"N-ngak...mungkin karna gue ngak sarapan." Jawabnya Gugup. Melly menyipitkan matanya membuat hatinya gelisah.
Tak.
Tidak disangka Melly malah menyentil dahinya.
"Auwww....sakit ihhh....nyebelin!" Sungut Atika dengan wajah pura-pura kesal seraya mengusap dahinya.
Melly mendengus lalu mencibir.
"Kesel gue sama kebiasaan lo itu. Cepetan makan...muka lo udah kayak vampir, pucat banget." Omel melly menggeser nasi goreng pada Atika.
Atika mengerutkan kening.
"Loh kok jadi nasgor."
"Udah ngak usah banyak komen deh."
KAMU SEDANG MEMBACA
Atika (Selesai)
RandomRevisi Semuanya baik-baik saja menurut Atika saat ia belum masuk dalam anggota Osis. Entah mengapa hal itu merenggut masa-masa santainya. Apa lagi ia harus bertemu dengan Bryan, si ketua Osis, cowok super jutek, yang kalau bicara buat emosi. Sement...