Membaca cerita ini dapat menyebabkan mual-mual dan halusinasi, siapkan diri anda sebelum membaca. 😂😂😂😂😂😂😂😂 bercanda kok, mungkin ceritanya agak ngebosanin tapi jangan dihapus ya dari librarynya he ... he ... he ... he, maksa banget.
Oke fix! Selamat membaca ya guys, jangan lupa comentnya dan vote, supaya authornya semangat lanjutin ceritanya.
"Ternyata harus seperti ini biar lo pulang kerumah ini, sepupu!" Bryan menoleh pada sosok laki-laki yang sedang duduk disofa sambil tersenyum miring. Bryan sekuat mungkin menahan amarahnya.
"Maksud lo apa ngajak tawuran dengan sekolah gue, pake bawa nama gue segala," Ujarnya dengan wajh tenang, ia tak boleh menunjukkan emosinya pada saudaranya itu.
"Tentu saja mau menghabisimu," ucapnya terkekeh, lalu sedetik kemudian ia menghentikan kekehannya menjadi wajah yang penuh kebencian pada Bryan. Ia beranjak dari sofa kemudian menghampirinya dengan sorot mata yang tajam.
"Kenapa sih lo selalu cari masalah sama gue. Selama ini gue udah cukup sabar dengan tingkah kekanakan lo," Desisnya membalas tatapan itu tak kalah tajam.
"Lo masih bertanya." Lelaki langsung mencengkram kerah baju lelaki itu dengan wajah memerah menahan emosi, "LO MASIH LAGI BERTANYA!! KARENA LO UDAH BUAT NYOKAP GUE MENINGGAL BRENGSEK!!" teriaknya hingga suaranya menggema diruang tamu yang luas itu. Nafas lelaki itu tampak terengah-engah karena luapan emosinya. Rahang Bryan mengeras dengan tangan mengepal. Dengan sekali sentakan ia melepaskan cengkeraman itu.
"Udah gue bilang itu kecelakaan, emang lo pikir gue mau kejadian itu terjadi!! Asal lo tahu Mike, kalo bisa memilih, gue yang lebih baik mati saat itu, biar gue ngak ngerasain rasa bersalah ini seumur hidup," ucapnya sambil menatap tajam pada Mike. Lelaki itu terkekeh sinis.
"Bulshit! Lo harusnya mati saat itu, lo hanya bajingan yang beruntung diangkat orangtua gue!!" Ucapnya sambil menyentuh dada Bryan dengan telunjuknya, wajah lelaki itu tampak menunjukkan keangkuhan. Memang benar apa yang dikatakan Mike, Bryan anak pengusaha kaya yang meninggal karena mati tenggelam dikapal pesiar 8 tahun silam. Setelah kematian orangtuanya, Tantenya, adik dari ibunya mengasuhnya bersama suaminya, lalu seluruh hartanya diolah oleh suami tantenya namun hak kepemilikan tetap milik dirinya.
Rahang Bryan mengeras dengan tangan mengepal. Supupunya itu selalu saja mengatakan hal yang sama yang membuatnya diam tak berkutik.
"Ngak ada gunanya gue bedebat sama lo. Dan gue ingatkan satu hal sama lo, jangan pernah membawa masalah ke sekolah gue," ucapnya dengan nada rendah, matanya menyorotkan serius. Setelah mengucapkan itu Bryan beranjak pergi menuju pintu keluar. Mike yang berdiri ditempatnya hanya menatap kepergian sepupunya itu dengan rahang terkatup rapat. Karena ia merasa tak puas ia melangkah lebar lalu meraih pundak Bryan untuk menghadap padanya lalu melayangkan kepalannya.
Bugh!
Bugh!
Bugh!
Mike melayangkan kepalannya pada sudut bibir lelaki itu hingga berdarah, Bryan yang tidak siap mendapat serangan seperti itu hanya menerimanya. Belum puas dengan perlakuannya Mike langsung memiting dan menjatuhkan tubuh Bryan ke lantai lalu memukulnya kembali.
Bugh!
Bugh!
"Asal lo tahu gue ngak akan pernah biarin hidup lo bahagia, karena lo sudah mengambil sesuatu yang berharga dan membuatnya tak ada didunia ini," ucapnya dengan nafas terangah-engah, seraya bangkit berdiri meninggalkan Bryan yang masih terkapar dilantai.
******************************
Atika melangkah santai menyusuri koridor sekolah, rambut panjangnya yang tergerai begitu saja sesekali tertiup angin pagi, yang terasa menyegarkan. Ia tersenyum tatkala melihat sosok Bryan yang berjalan menuju padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Atika (Selesai)
De TodoRevisi Semuanya baik-baik saja menurut Atika saat ia belum masuk dalam anggota Osis. Entah mengapa hal itu merenggut masa-masa santainya. Apa lagi ia harus bertemu dengan Bryan, si ketua Osis, cowok super jutek, yang kalau bicara buat emosi. Sement...