part 31

333 16 1
                                    

Terimakasih buat teman2 yang udah baca dan kasih votenya 😂😂😂😂


Selamat membaca






Seluruh SMA PELITA tampak berbaris rapi di halaman sekolah. Atika panas dingin ditempatnya menanti apa yang akan disampaikan oleh kepala sekolah. Karena yang ia tahu hasil dari kompetisi kemarin.

"Selamat pagi anak-anak!!!" Kepala sekolah menyapa dengan nada tegas dan penuh wibawa.

"Selamat pagiiiii...pak!!!" Seluruh siswa/i membalas sapaan itu dengan nada serempak.

Bryan yang berbaris paling ujung sebelah kanan memandang kearah Atika. Atika tampak tegang dan tampak ditenang oleh Nico yang berdiri disebelahnya.

"Andai gue disana, gue pasti akan menenangkannya." Ucapnya dalam hati.

"Nic, gue takut banget ngak bisa menang." Bisiknya dengan jantung yang berdebar-debar. Nico meraih tangan gadis itu yang terasa dingin, "itu hanya keompetisi Tik, menang atau kalah itu ngak masalah, setidaknya loe udah berusaha keras selama ini dan telah mencobanya." Balas Nico berbisik.

Atika hanya menggigit bibir bawahnya, "Tapi gue pengen Menang!!" Jeritnya dalam hati.

"Dua minggu yang lalu, sekolah kita telah mengikuti olimpiade tingkat provinsi dan hasilnya sangat membanggakan." Jeda sejenak, para murid terdengar kasak-kusuk,
"sekolah kita memenangkan juara olimpiade Kimia dan Fisika....!!!"

Lutut Atika melemas, "Gue ngak menang." Bisiknya parau. Nico yang berada disampinya turut sedih, "Ngak apa-apa Tik." Kata Nico menenangkan.

"Frans dan Andien silahkan maju!!" Seru kepala sekolah mereka. Kedua orang yang dipanggil maju kedepan, sekilas Atika dapat melihat Andien melempar senyum sinis padanya. Membuat ia merasa kalah telak.

Atika duduk dibawah pohon sambil menyeka air matanya yang tak kunjung reda. Ia tak pernah membayangkan kalau ia sekecewa ini. Atika benci berharap karena ia takut kecewa, apalagi teman sekelasnya sangat berharap padanya.

Bryan menghela nafasnya melihat punggung gadis itu yang tampak bergetar pertanda gadis itu sedang menangis.

"Atika!!" Panggilnya. Gadis itu tersentak lalu menyeka air matanya dengan kasar. Ia tahu siapa yang memanggilnya saat ini.

"Iya." Jawabnya dengan suara serak.

"Apa loe baik-baik saja?" Bryan melontarkan pertanyaan konyol menurutnya.

"Apanya yang baik-baik aja." Ucapnya kesal dalam hati.

"Iya." Jawabnya dengan suara serak. Bryan mendekat, Atika dapat merasakan langkah lelaki menuju kearahnya setelah itu Bryan duduk disebelahnya. Bryan meliriknya sekilas, tampak gadis itu enggan untuk menatapnya. Lelaki itu dpaat melihat sisa air mata dipipinya.

"Setidaknya loe udah berusaha, jangan terlalu memikirkannya." Hibur Bryan, "Tak perlu menangis, aku tak suka melihat kamu  mengeluarkan air mata." Lanjutnya lagi. Atika tak bergeming, Bryan meraih wajah gadis itu dengan kedua tangannya yang menangkup pipi gadis it yang semakin tirus saja, entah karena apa.

Mata mereka bersiborok jelas saja mata gadis itu menyiratkan kesedihan.

"Balik kekelas ya, nanti absen kamu ditulis alfa." Ucapnya dengan nada melembut. Gadis itu menggerakkan bola matanya, dengan bibir terkatup rapat namun tak urung ia mengangguk.

***************
"Inikan udah jam pelajaran kenapa ramai-ramai." Ucap Andien dalam hati. Ia tak sengaja melihat dari lantai dua, beberapa teman sekelasnya betada dilapangan sekolah. Matanya memicing saat ia meluht Rizal, Mely, dan Nico membawa tulisan happy birthday.

Atika (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang