part 53

215 11 1
                                    

Jangan lupa vote dulu baru baca ya guys

Sisi positifnya Atika tampak bahagia dan lebih bersemangat wajah pucat tadi sudah kembali normal lagi. Ternyata benar obat yang paling manjur adalah hati yang senang. Namun hal negatifnya bagi Bryan ia harus menahan rasa cemburunya. Lelaki itu menggeram kala Nico mengacak rambut gadis itu.

"Lo, ngilangnya kemana sih Tik. Kami panik banget tahu." Ujar Rizal gemas dengan wajah yang tersirat khawatir. Atika hanya tersenyum tipis lalu bersandar dikepala ranjang. Dan tentu saja Rizal tak kenal diam, ia langsung melompat keatas ranjang. Nico yang kesal langsung menjitak kepala lelaki itu.

"Auww! Apaan sih lo!"

Nico hanya mendengus sinis lalu melipat tangan didepan dadanya.

"Pak Milan nyariin kamu tuh!"

Atika membulatkan matanya, "Pak Milan masih ngajar sama kita?" Ucapnya tak percaya karena minggu yang lalu beliau mengatakan minggu depan guru mereka yang cuti sudah bisa mengajar.

Nico menggedikkan bahunya lalu duduk dipinggir ranjang.

"Kayaknya dia sayang banget sama lo, sampe ngak rela ditukar lagi sama Ibu guru."

Atika terkekeh. Ia jadi kangen untuk masuk kesekolah.

"Ya iyalah. Secara Atikakan pintar ngak kayak lo bego." Ejek Rizal yang entah kapan telah asyik dengan ponselnya.

"Sialan lo!" Umpat Nico tak terima sambil melayangkan tangannya untuk menjitak kepala Rizal namun lelaki itu langsung mengelak. Rizal terkekeh sambil menjulurkan lidahnya. Nico berdecih jijik saat melihat tingkah Rizal yang kekanak-kanakkan. Atika tertawa sambil mengusap air mata disudut matanya. Hatinya mendadak sedih mengingat waktu yang dimilikinya tidak akan lama lagi. Entah sampai kapan ia akan selalu menyaksikan tingkah konyol teman-temannya ini.

Bryan yang duduk diatas pembatas balkon mendengus sebal saat melihat kedua lelaki itu dengan seenaknya duduk diatas ranjang dari kaca yang tembus pandang yang sebagai pembatas antara kamar itu dan balkon. Apa lagi Atika selalu saja memamerkan senyumnya yang seharusnya hanya tertuju padanya.

 Apa lagi Atika selalu saja memamerkan senyumnya yang seharusnya hanya tertuju padanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yang sabar ya Bryan 😂😂😂








"Kak, sini!" Teriak Atika sambil mengkode pakai tangannya. Bryan tersenyum masam lalu menggeleng. Atika mengerucutkan bibirnya lalu kembali lagi sibuk pada kedua temannya itu.

"Makanan datang!!" Seru Melly dengan suara riang seraya menghampiri Atika dan kedua lelaki itu.

"Wah Donat!!" Atika memekik kegirangan lalu mengambilnya satu diikuti oleh kedua lelaki itu. Setelah itu Melly menghampiri Bryan yang berdiri dibalkon sambil bersandar dipembatas sambil bersidekap. Matanya menatap tajam pada Nico yang sedang menyuap Atika. Buka cuma satu kali tapi dua kali dan saat Nico hendak menyuapnya kembali, ia lekas berjalan terburu-buru....

"Eh kak!" Melly terkejut saat Bryan berjalan kearahnya lalu melewatinya begitu saja dan.....

Hap

"Auw...!" Nico menjerit saat ia merasakan tangannya digigit oleh Bryan.

Rasain lo!

Bryan melahap Donat yang berada ditangan Nico yang hendak disuapkan kepada Atika. Ketiga orang itu menganga menatap Bryan yang mengunyah makanan itu dengan nafas memburu. Melly yang melihatnya tertawa kecil, Bryan saat cemburu ternyata sangat menggemaskan.

"Kalo lo mau disuap bilang dong! Jangan ambil jatah orang!" Kata Nico kesal, kemudian mengibas-ngibaskan tangannya yang garu saja tergigit oleh Bryan. Sebenarnya ia kurang yakin kalau lelaki itu tidak sengaja melakukannya.

"Bodo amat!" Jawab Bryan dengan wajah datar.

"Kok bodo amat itukan punya gue!?" Pekik Atika kesal. Bryan meringgis lalu menggaruk tengkuknya. Wajah gadis itu memerah menahan rasa kesal.

Rizal mendesah kesal, "Nih, ambil punya gue. Ini rasa keju juga!"

Atika suka keju?

Atika menoleh pada Rizal sambil mengerjabkan matanya menatap Donat itu dengan seksama.

"Benar?"

"Iya." Mata Bryan membulat ketika Atika mengambil Donat itu padahal itu sudah digigit oleh Rizal.

"Tapi Tik--" Bryan mengatupkan mulutnya ketika Atika menoleh padanya dengan mata sinis dan juga tajam.

"Itu bekas gigitan Rizal lo Tik." Ujar Bryan dengan wajah memelas. Yang benar saja, masa gadis itu......Bryan tidak bisa menjabarkannya dengan kata-kata.

"Emang kenapa?" Tanyanya enteng.

"Ngak kenapa-napa sih, cuma---" Bryan menjeda ucapannya ketika Atika menanti penjelasannya dengan wajah serius. Kalau meminum bekas minuman lawan jenis dikatakan ciuman tak langsung kalau makan belas gigitan lawan jenis apakah....

"Ah lama." Kata Atika jengah lalu membuka mulutnya baru saja hendak menggigitnya Bryan langsung menyambar roti itu.

"Apaan sih!?" Ujar Atika dengan suara meninggi. Ingin rasanya ia menjambak rambut lelaki itu, dari tadi tingkahnya tidak jelas.

"Lo, itu kalo mau Donat noh sama si Melly!" Rizal ikut protes.

"Gue ngak pengen Donat, gue mau lo berdua pigi dari sini." Ujar Bryan dengan nada rendah.

"Ini rumah gue kalo kaka lupa!" Celetuk Melly yang duduk dibalkon sambil menikmati Donat yang masih hangat.

Bryan mendengus, "Nih!" Ia meraih tangan gadis itu lalu meletakkan donat itu pada telapak tangan Atika yang terbuka, "selamat makan!" Ujarnya lalu pergi meninggalkan tempat itu lalu terdengar suara pintu yang ditutup dengan kasar.

"Dia kenapa sih!" Ujar Melly seraya menghampiri ketiga orang itu.

Nico menggedikkan bahunya, "Hanya karena Donat bekas gigitan!"

Melly mengerutkan kening, ia bingung.

"Gigitan?"

"Hm..Donat bekas gigitan Rizal." Ujar Atika menghela nafasnya. Ia merasa bersalah pada sesuatu yang tidak tahu dimana letak kesalahannya.

"Pantaslah!" Kata Melly menoyor kepala Rizal dengan seenaknya.

"Ck! Lo apa-apaan sih!" Kata Rizal kesal.

"Lo ngak salah! Tapi bego!" Cibirnya dengan wajah sinis.

"Ngatain gue sekali lagi, gue jitak lo!" Sembur Rizal dengan wajah jengkel.

"Rizal yang pintar, itu Donat bekas dari bibir lo kan? Lo kasih sama Atika otomatis---"

Atika mengedipkan matanya beberapa kali mencoba mencerna ucapan gadis itu. Lalu seketika matanya membulat lalu melempar Donat itu hingga tak sengaja kena ke wajah Rizal.

Ups!

"Yasalam! Apa Dosa gue!" Ujar Rizal dramatis.

"Ha...ha...ha...terima nasib aja Bro! Wajah lo kan, emang mirip tempat sampah!" Ledek Nico diselingi tawanya.

"Sialan lo!" Umpat Rizal seraya mendorong bahu Nico.

**************

Tbc

Atika (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang