part 15

396 21 0
                                    

Sebelum libur penaikan kelas Atika dan teman sekelawnya sepakat untuk mengadakan perpisahan kelas. Atika menyesali teman-temannya mengusulkan untuk berkemah disalah satu hutan lindung yang khusus untuk perkemahan.

Atika dan segala uneg-unegnya kini duduk di bus dengan Melly disebelahnya yang asyik mengikuti musik yang dibunyikan supir bus itu.

"Bryan kok ada disini." Pikirnya saat melihat keluar kaca. Bryan tampak memakai pakian t-hirt putih dan celana training dengan topi berwarna putih juga melwkat dikepalanya. Alis Atika manyatu tatkala melihat Bryan menaiki bus mereka.
Atika menyikut lengan Mely.

"Kenapa sih Tik, lagi asik juga." Protesnya yang merasa terganggu. Atika memutar bola matanya, "Bryan kok ikut sih!" Ucapnya dengan nada tak senang. Mata gadis itu langsung berbinar dengan senyuman lebarnya.

"Ma..." ucapannya terhenti saat melihat Bryan sudah berada satu bus dengan mereka dan kini tengah melewati mereka mencari tempat yang kosong.

"Kak Bryan ganteng banget ya." Bisik Mely senyum-senyum sendiri. Atika memutar bola matanya jengah, ia masih penasaran kenapa anak itu ikut dengan mereka.

"Dia kenapa sih ikut." Tanya Atika berbisik.

"Ck. Dia kan ketua osis wajarlah ikut, orang ketua kelas yang undang kok." Ujar Mely menerangkan. Atika terdiam ia hampir lupa dengan hal itu.

"Ish kenapa harus ikut sih." Cetusnya kesal.

Atika merasakan mual selama perjalanan dan saat mereka sampai tujuan tanpa menunggu lagi ia turun dari bus dan memuntahkan isi perutnya.

"Wah gue ngak nyangka lo bisa mabuk naik bus." Kata Rizal seraya mengurut leher Atika. Gadis itu tak menjawab karena tak ada tenaga lagi apalagi perutnya masih bergejolak.

"Oles balsem biar legaan dikit." Ujar Mely ikut menimbrung seraya memberikan balsem. Atika langsung menegakkan tubuhnya sambil menepis tangan Rizal yang masih mengurut lehernya.

"Gue ngak suka baunya, entar yang ada gue makin muntah lagi." Tolaknya. Rizal menganguk lalu mengeluarkan botol air minumnya dari ransel.

"Minum dulu nih!" Ucapnya, Atika langsung menerimanya kemudian meneguknya memberikan sensasi kelegaan ditenggorokannya.

"Semua udah lengkapkan anggota!!" Ujar Frans selaku ketua kelas.

"Sudah!!" Jawab mereka serempak.

"Oke kita akan berjalan kelokasi, ini memakan waktu 25 menit dan bagi para lelaki diwajibkan membawa persiapan bahan makan dan minum." Ucapnya tegas. Rizal menoleh pada Atika lalu mengusap rambut gadis itu.

"Udah ngak lemaskan?"

"Ngak." Ucapnya dengan nada lemah.

"Ya udah, gue pergi dulu ya mau angkat barang loe bersua hati-hati." Nasehatnya, kedua cewe itu menganguk.

"Rizal perhatian banget ya ama loe." Celetuk Mely. Atika tersenyum lalu menggeleng. "Bukan cuma sama gue." Sanggahnya, "sama loe juga." Lanjutnya lalu merangkul Mely mengajak temannya itu melangkah ketujuan.

Hari menjelang malam semua orang mengelilingi api unggun, suasana ditempat itu terasa tenang meski suara nyanyian dari teman sekelasnya mendominasi tempat itu. Atika mengulum senyum gelinya melihat Andien yang tengah memasang eksperesi jijik saat ia harus duduk di atas tanah. Ia beranjak dari tempat untuk menikmati suasana malam ini. Tak ada yang mengerikan dari hutan ini karena lokasi ini tidak ada binatang buas.

Ia duduk beberapa meter dari tempat mereka berkemah. Ia menghela nafasnya sejenak ia dapat merasakan aroma pohon pinus. Angin malam menerpa wajahnya lembut membuat ia memejamkan mata. Ia dapat merasakan kedamaian ditempat ini.

Atika (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang