part 24

359 18 0
                                    


Selamat membaca



Atika berjalan dengan pelan mengedarkan pandangan keseluruh jejeran meja dan bangku. Matanya berbinar saat menemukan orang dicari tengah asyik membaca. Dimata Atika Bryan tampak berbeda dengan lelaki yang lain, lelaki itu tampak disiplin dan rajin membca beda tipis dengan Frans.

Lagi-lagi Frans.

Oke, tarik nafas lalu keluarkan secara perlahan, kemudian ia mendekat. Bryan yang merasa ada orang yang menghampirinya mengalihian matanya dari buku yang dibaca. Alis tebalnya menyatu bingung dengan kehadiran gadis itu dikelasnya.

Atika mengulas senyumnya saat mata mereka bersiborok. Bryan membeku, senyum itu membuatnya deg-degan dan sesuatu diperutnya bergejolak namun ia menyukainya.

"Kak, gue mau minta tolong bisa ngak?" Kata Atika menggaruk kepalanya yang gatal.

"Minta tolong apa?" Tanya Bryan dengan nada tak percaya. Atika menunduk menghindari tatapan mata yang selalu membuat hati Atika tak karuan.

"Bi-bisa ngak kakak jadi tutorku." Ucapnya terbata. Bryan menaikkan kedua alisnya lalu tersenyum miring.

"Gue sibuk." Tukasnya. Atika cemberut, padahal ia udah menebalkan mukanya untuk minta tolong pada lelaki itu.

"Ya udah." Ucapnya dengan lesu, jangan harap ia akan membujuk lelaki itu. Enak saja. Ngak tahu apa Atika punya ego setinggi langit. Bryan menatapi kepergian Atika dengan penuh arti.

Selang beberapa menit, Dimas datang dengan minuman softdrinknya.

"Ngaoain tuh cewe kesini?"

"Oh Tika, ia minta tolong sama gue buat jadi tutor." Sahutnya santai seraya membuka lembaran buku itu, mencari lembaran mana yang tadi sempat terhenti.

Dimas terbelalak, "Teris loe terima?" Bryan menggeleng membuat Dimas jadi gemas sendiri.

"Bego! Kenapa ngak diterima, hal itu bisa menjadi awal kedekatan kalian."

"Maksud loe?"

Dimas berdecih, "Jangan kira gue bego, gue tahu loe diam-diam suka memperhatikan cewe itu. Dan gue jamin 1000% kalo loe jatuh cinta sama dia." Bryan mendengus pada Dimas yang mendadak jadi cenayang.

"Kenapa sih loe balik dari US." Bryang menghela nafas, "Bisa struck gue hadapin sifat loe yang sok tahu." Lanjutnya dengan nada sebal.

"Gue ngak sok tahu!" Sanggah Dimas dengan nada tegas.

"Yes, you are." Balas Bryan ngotot.

***************
Bryan tengah bermain basket dengan Dimas dihalaman belakang rumah temannya itu. Dimas dengan semangat berusaha merebut bola yang dipantulkan oleh Bryan, saat Dimas hendak mengambil alih bola itu, Bryan langsung melempar bola itu ke ring dan berhasil.

"Udah ah, gue capek!" Keluh Dimas menyeka keringatnya. Bryan tersenyum lalu menganguk.

"Payah loe." Cibir Dimas.

Bryan memang sering mampir kerumah teman karibnya itu bahkan ia sering menginap.

"Minum dulu!!" Seru Bundanya Dimas. Kedua remaja lelaki itu langsung sumringah. Dimas meraih segelas jus jeruk kemudian langsung meneguknya hingga habis setengah.

"Seger!!!" Ucapnya tersenyum lebar, "Makasih Bunda cantik!" Kata Dimas, wanita itu hanya tersenyum. Dimas memang beruntung mempunyai kedua orangtuanya menyayanginya dan masih hidup. Bryan nyaman berada ditengah keluarga iyu, semenjak Tante yang mengasuhnya meninggal ia sering berada dirumah ini.

"Gimana kabar Mike, nak!" Tanya Bunda. Sebelum menjawab Bryan meneguk jusnya.

"Ngak tahu Bun, Yang saya dengar dia lagi sama Angel di Jerman." jawabnya tersenyum kecut. Bunda menatapnya sendu, ia tahu hubungan Bryan dan Mike tidak berjalan baik ditambah lagi cinta segitiga diantara mereka. Kenapa Bunda tahu? Karena Bryan selalu bercerita pada Bunda, Bryan sudah mengangap wanita itu seperti Ibu kandungnya.

Atika (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang