part 71

137 11 5
                                    

Hai semua..maaf ya lama update.

Happy reading.








Keadaan Bryan tampak kacau namun ia mengikuti pelajaran dengan serius. Namun bibir Bryan hanya terkatup rapat dengan mata sayunya. Sebenarnya ia ingin menemui Atika namun ia tidak memiliki waktu bahkan untuk memeriksa ponselnya saja ia tidak sempat.

"Wah gue kira lo udah ngak ikut kelas spesial!" Celetukan yang mencemooh terdengar ketika ia memasuki ruangan itu. Ruangan yang dikhususkan untuk pelajar yang berprestasi. Memang sudah beberapa hari ia tidak memasuki kelas ini namun karena bujukan Pak Milan ia terpaksa. Bukannya apa, namun ia malas mendengar ceramah panjang Pak Milan.

"Bacot lo!" Ucapnya menatap tajam pada siswa bernama Anton itu. Memang sejak awal lelaki itu sudah mencari masalah padanya. Namun sepertinya Anton tidak jera dengan pukulan yang dia beri.

Anton terkekeh dengan pandangan sinis. Semua pengisi ruangan itu tampak was-was melihat mereka berdua yang saling menghunuskan tatapan.

"Gue heran, lo itu kenapa bersikeras mengikuti kelas beasiswa ini. Ini nih tipe orang kaya, ngak pernah puas. Gratisan untuk orang yang kurang mampu aja diserobot!" Ejek Anton. Bryan menggertakkan giginya. Perkataan Anton yang seenaknya membuat emosinya naik.

"Jaga omongan lo, kalo lo masih ingin bicara." Desisnya dengan tatapan dingin, "Kalo lo sirik sama gue ngak usah kaya banci yang cuma nyindir-nyindir aja!" 

Anton menatap dengan wajah tidak terima. Hatinya mendidih melihat Bryan yang tersenyum miring padanya. Tampak seperti mengejek. Hatinya semakin dendam. Ia bertekad dalam hati suatu saat ia ingin membuat wajah angkuh Bryan itu hancur.

"Kenapa diam? Lo sirik kan sama gue!" Ujar Bryan berdecih lalu menarik bangku untuk didudukinya. Sementara Anton hanya menatap dengan wajah berangnya pada Bryan. Melihat suasana sudah tampak hening dan kedua pemuda itu diam. Semua orang bernafas lega. Namun diam-diam Anton merencanakan suatu hal yang buruk pada Bryan.

"Tidak apa-apa sekarang lo sombong."

Setelah sampai dikediamannya Bryan langsung menuju kamar lalu menghempaskan tubuhnya diatas ranjang. Ia merasa lelah karena tenaga dan otaknya terkuras habis dengan membahas soal latihan. Saat wajah Atika melintas diwajahnya ia sontak terduduk dipinggir ranjang lalu mencari ponselnya. Ketika melihat ponselnya teronggok di nakas ia segera beranjak lalu meraihnya. Ia menghidupkan ponselnya lalu bunyi rentetan dari notitikasi terdengar.

15 pesan dari My love

56 panggilan dari My love

Bryan mengumpat lantas meraih jaketnya yang terletak diatas ranjang. Ia membuka pintu kamarnya. Satu-satunya yang akan ia lakukan adalah mendatangi Atika. Hatinya masih tidak rela untuk berpisah dengan Atika. Dalam hati ia berharap Atika masih mau untuk menerimanya kembali meski tersengar brengsek karena baru satu hari putus dengan tidak baik-baik dan sekarang ia malah ingin meminta balikan.

*********
"Kenapa dibalikin?"

Mike bertanya dengan wajah bingung melihat bunga yang berada ditangan Atika. Pemuda itu sangat terkejut karena Atika membuka pintu Apertemen lalu menyodorkan bunga anggrek putih itu yang Mike yakini bunga yang diberikannya waktu itu.

Atika mengangkat wajahnya yang tampak lesu dan pucat seperti biasa.

"Gue ngak bisa nerima ini." Mike menatap wajah gadis itu dengan sorot mata kecewa lalu meraih bunga yang berada digengaman gadis itu. Atika merasa lega karena Mike menerima kembali bunga itu.

"Kenapa?" Tanya Mike dengan nada tenang. Atika menghela nafasnya lalu memandang Mike sambil tersenyum tipis.

"Ngak apa-apa kak, hanya saja gue ngak bisa."

Atika (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang