Part 11

460 29 2
                                    

Hai✋✋✋
Saya datang lagi 😃😃😃

Selamat membaca jangan lupa vote and coment

Terkadang Atika kesal menjadi anggota Osis, bagaimana tidak, beberapa hari ini Osis selalu mengadakan rapat mengenai perpisahan kelas tiga. Entah kenapa hal yang tidak disukai selalu menjadi hal yang harus dilakukannya. Menulis merupakan hal yang paling tidak ia sukai, tetapi ia bertugas sebagai sekretaris di Osis.

"Lo udah tuliskan?" celetuk Bryan, meliriknya dengan wajah sebal, karena sedari tadi ia tampak tidak serius mengikuti rapat.

"Udah," jawabnya dengan malas.

"Baik, rapat selesai." Bryan selaku ketua menyudahi rapat Osis itu, para angota lainnya langsung beranjak berdiri dan berpamitan. Atika menghela nafasnya lalu memasukkan buku tulisnya ke dalam tas selempangnya. Ia pergi dari ruangan itu tanpa mempedulikan Bryan yang masih menatap layar ponselnya dengan raut wajah aneh.

Atika diam berdiri di halte menunggu kendaraan, jalanan tampak lenggang karena sudah 20 menit berlalu setelah bel pulang sekolah berdering. Dari ekor matanya ia dapat melirik Bryan menunggangi motor ninjanya. Atika meremas jarinya saat Bryan tampak mendekat padanya dengan motornya.

"Gue anter!" Ajaknya tanpa basa-basi. Atika menatapnya tak percaya, ia ragu lelaki itu mengerjainya.

"Kakak mau antar gue?" Tanyanya sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Ngak! Gue ajak kucing disebelah lo," sahutnya jengkel. Atika langsung menoleh kesebelahnya dan benar ternyata ada kucing disebelahnya.

"Buruan, mau hujan nih!" lanjutnya. Atika langsung menengadah ke atas dan benar ternyata langit tampak mendung. Tanpa banyak bicara ia beranjak mendekat lalu menaiki motor itu dengan susah payah karena ia memakai rok. Ia melirik sekilas pada kucing yang sedang tertidur di bangku halte. Timbul rasa iba didalam hatinya, ia berharap kucing itu ada pemiliknya dan hewan itu hanya iseng saja berada ditempat itu.

Membutuhkan waktu 15 menit sampai kerumah neneknya dan kini mereka sudah sampai.

"Terimakasih ya kak!" ucapnya tersenyum tulus. Bersyukur sudah sampai ke rumah tanpa mengeluarkan uang. Lumayan, buat nambah uang jajan besok.

"Hm." Hanya itu yang dikatakan lelaki itu lalu menyalakan motornya kemudian melaju meninggalkan pekarangan rumah itu.

"Jadi kamu, terlambat pulang karena pacaran?" ujar Acha, yang tahu-tahunya sudah berada di depannya saat ia membuka pintu.

"Oh neptunus, kenapa harus orang ini yang gue lihat disini." Ujarnya dalam hati. Atika melenggos tak berniat melayani Acha yang suka mencari masalah padanya.

"Heh ... lo numpang aja, sombong ya!" Teriak Acha mengejeknya, sekali lagi, ia tak menggubris sepupunya itu.

****************************

Atika tak menyangka sudah hampir setahun ia bersekolah ditempat ini. Bahkan 2 minggu lagi sekolah ini akan mengadakan perpisahan setelah UAS.

"Afika!" Seru Rizal yang baru masuk dari kekelas. Ia tersenyum tipis kala melihat Rizal menghampirinya lalu mengacak poninya.

"Ish, apaan sih!" ujar Atika menepis tangan jahil itu. Rizal hanya terkekeh lalu melangkah ke belakang gadis itu. Meja Rizal tepat berada dibelakangnya.

"Melly mana?"

"Belum datang," jawabnya, tanpa memandang pada Rizal yang lansung ber-oh ria.

"Zal, pinjam dong pr MTK lo, dong," pintanya seraya membalikkan badannya pada Rizal.

Rizal terkekeh, "lo mah aneh, biasanya guekan contek punya lo," ujar Rizal sekenanya. Atika mendengus, "tanya sama sang juara kita aja!" Rizal menunjuk Frans dengan dagunya. Atika menggigit bibir bawahnya jangankan bertanya, melihatnya saja, Atika sudah geregetan. Dia tak punya nyali untuk bertanya pada lelaki tampan itu.

Atika (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang