part 28

349 23 4
                                    

Bagi teman-teman yang sudah baca cerita dan kasih vote serta komen kami ucapkan terimakasih banyak. Tetap ikuti ceritanya ya....., dijamin bakalan ngak ngecewain kok endingnya he....he...he.

Selamat membaca









Bryan berdiri dibalkon kamar sambil tersenyum mengingat kejadian tadi siang. Untuk pertama kalinya Atika terbuka padanya menceritakan segala unek-uneknya tanpa rasa sungkan. Dan dia senang menjadi tempat Atika menjadikannya salah satu orang yang bisa dipercaya.

"Jadi kamu percaya pada gue?" Tanya Bryan setelah meleraikan pelukan mereka, Atika mengangguk.

"Kenapa? Apa yang membuat loe percaya pada gue?"

Atika terdiam kemudian ia menjawab, "Ngak tahu, gue ngak punya alasan hanya saja hati gue berkata seperti itu." Ucapan itu keluar begitu saja dari mulutnya. Senyum Bryan melebar mendengarnya, kupu-kupu didalam perutnya beterbangan membuat sensasi geli, hatinya bergejolak riang.

"Woi setan! Napa loe senyum-senyum sendiri, kesambet loe!" Ledek Dimas dengan wajah jenakanya. Bryan mengumpat, "Wow! Sejak loe dkeat dengan Atika tingkah loe lebih kelihatan manusiawi." Ucapnya tersenyum miring.

Tak!

Bryan memukul kepala Dimas dengan tangannya yang terbuka lebar.

"Sakit bego!! Huaaaaaaa Bryan jahat Bun!!" Adunya tak tahu malu.

"Dasar anak mami." Cibir Bryan pada Dimas yang tengah keluar dari dalam kamar.

*********************

Tiba saatnya pertandingan anatara sekolah SMA PELITA DAN SMA JAYA. Raut wajah bingung tanpak kental di setiap penonton pertandingan itu, bagaimana tidak mereka dipertemukan kembali pada pertandingan yang sama setelah kejadian tahun yang lalu.

"Wah, kayaknya para guru dan panitia belum kapok dengan kerusuhan tahun lalu." Bisik Mely pada Atika yang fokus menatap kelapangan. Atika membenarkan ucapan itu, ia memicingkan matanya saat memperhatikan satu titik.

"Itukan Adit." Gumamnya, "Apa? Loe tadi ngomong apa?" Tanya Mely saat mendengar suara gumaman dari Atika.

"Ngak, gue ngak ngomong apa-apa kok." Sahutnya dengan nada gugup.

"Oh kirain."

Pertandinganpun berlangsung dengan seru, tidak ada kecurangan Mely yang duduk disebelahnya sangat antusias sekali sesekali ia berteriak heboh saat bola yang dilempar oleh Bryan sukses mencetak skor. Andien dan anggota chers yang lain tampak memberi semangat pada pemain basket sekolah mereka. Mata Atika Fokus pada saudara kembarnya yang mengeraskan rahangnya karena skor mereka tertinggal jauh. Seluruh murid SMA Pelita bersorak saat pertandingan dimenangkan oleh pihak sekolah mereka.

"Wuhuuuuuu........makan-makan kita!!!" Kata Mely melonjak girang, sedangkan Atika ia tampak gelish. Hatinya seakan terbelah satu untuk sekolahnya satu lagi untuk saudaranya itu. Adit dan anggota basketnya meninggalkan lapangan itu dengan raut wajah yang bermacam-macam.

Sementara Bryan dan anggota lainnya saling berangkulan dengan senyum lebar yang tersungging di bibirnya. Mereka tampak senang sekali. Setelah bersorak atas kemenangan mereka, Bryan menuju bangku panjang dipinggir lapangan merogoh tasnya lalu mengeluarkan handuk kecil kemudian mengeringkan keringatnya diwajah serta lehernya.

"Yo, selamat bro!" Ujar Dimas memberi selamat pada Bryan yang meliriknya cuek.

"Udah menang tapi muka loe jutek amat sih! Tau aja gue minta traktiran." Timpalnya dengan wajah cengengesan membuat Bryan makin jengkel aja. Bryan merutuki Dimas yang m3nonton pertandingannya padahal ia tak memberi tahunya. Kebiasaan Bryan akan merecokinya minta traktiran apabila menang dalam suatu pertandingan.

Atika (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang